Keterampilan Menjelaskan Keterampilan dalam Memproses Kegiatan Inti Pembelajaran

28 dihadapinya, menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukanya. 39 Dalam penerapanya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam sebagai situasi proses interaksi edukatif, sehingga guru merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh pendidik. e. Mempunyai batas waktu Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas kelompok peserta didik, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberikan waktu tertentu, kapan tujuan harus sudah tercapai. f. Menggunakan metode. Metode mengajar adalah sistem penggunaan teknik-teknik di dalam interaksi antara guru dan peserta didik dalam program belajar-mengajar sebagai proses pendidikan. Teknik yang dapat digunakan dalam interaksi dan komunikasi itu antara lain: bermain, tanya jawab, ceramah, diskusi, peragaan eksperimen, kerja kelompok, sosio drama, karya wisata, dan modul. Seyogyanya guru dapat mengenal berbagai teknik, agar dapat menerapkanya secara tepat, sesuai keadaan. 40 g. Diakhiri dengan evaluasi. Sebagai alat penilaian hasil pencapaaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan belajar, tetapi yang lebih penting adalahsebagai dasar untuk umpan balik feed back dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan. 41 39 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 19950, Cet Ke-3, h. 100 40 Zakiyah Darajat, pendidkian Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: CV. Ruhama, 1995, Cet. Ke-2, h. 97 41 Muhammad Ali, Guru dalam Prosews Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1992, Cet. Ke-7, h. 113 29

B. Pembentukan Akhlak Peserta Didik

1. Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa etimologi, perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari khulk. Kata khulk di dalam kamus Al-munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at. 42 Menurut Khalil al- Musawi “bahwa kata akhlak berasal dari akar khalaqa yang berarti lembut, halus, dan lurus, dari kata khalaqa yang berarti bergaul dengan akhlak yang baik juga dari kata takhallaqa yang berarti berwatak”. 43 Di dalam Dairatul Ma’arif dikutip oleh Asmaran AS, kata akhlak diartikan sebagai berikut: اْخاْلا َّبداْلا ناسْناْلا ا ص يه “ Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”. 44 Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik yang disebut dengan akhlak mulia, atau perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaanya. Adapun pengertian akhlak secara terminologi adalah sebagai berikut: Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan kesadaran etik dan moral yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia. 45 Defenisi lain mengatakan bahwa akhlak adalah suatu daya yang telah bersemi dalam jiwa seseorang sehingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan direnungkan lagi. 46 Menurut para ahli, akhlak dapat diartikan sebagai berikut: 42 Luis Ma’luf, Kamus Al-munjid, Beirut: Al-Maktabah Al-katulikiyah t.t, h. 194 43 Khalil Al-Musawi, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Terjemah Ahmad Subandi, Jakarta: Lentara, 1994, Cet. Ke-9, h. 1 44 Asnaran AS, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. Ke- 2, h. 1 45 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1976, h. 9 46 M. Sukarda Sadili, Bimbingan Akhlak Yang Mulia, Tasik Malaya: Widya Graha, 1986, Cet. Ke-1, h. 5