36
3.5. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif disajikan  secara  narasi,  sedangkan  data  kuantitatif  diolah  dengan  menggunakan
alat  bantu  berupa  kalkulator  dan  melalui program Microsoft  Excel.  Analisis  data yang  digunakan  dalam penelitian  ini yaitu  Analisis  Pendapatan,  Analisis  RC
Rasio,  Analisis  BC  Rasio,  Analisis Break  Even  Poin BEP,  dan  Analisis Payback Period PP dari usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness
Development Centre ADC di Kabupaten Bogor.
3.5.1. Analisis  Pendapatan  Usahatani  Kangkung  Organik Petani  Binaan Agribusiness Development Centre ADC di Kabupaten Bogor
Pendapatan  adalah  selisih  antara  penerimaan  dengan  biaya  yang  benar- benar  dikeluarkan,  sedangkan  pendapatan  atas  biaya  total  adalah selisih  antara
penerimaan  dikurangi  total  biaya  menurut  Soeharjo  dan  Patong  1973, dalam Marissa, 2010.
Analisis pendapatan dilakukan terhadap biaya kegiatan produksi dari awal hingga panen yang  dilakukan  dalam  satu musim  tanam.  Analisis  pendapatan
digunakan untuk
mengetahui nilai
pendapatan yang
diperoleh. Perhitungan  pengeluaran  biaya  total,  penerimaan  dan  pendapatan sebagai
berikut; 1.
Perhitungan pengeluaran: TC = BT + BV
Dimana : TC
= Biaya total kangkung organik BT
= Biaya tetap kangkung organik
37
BV = Biaya variable biaya tidak tetap kangkung organik
2. Perhitungan penerimaan:
Y = Qy . Py Dimana :
Y = Penerimaan usahatani kangkung organik
Qy = Produk saturan kangkung organik yang dihasilkan
Py = Harga jual produk kangkung organik yang dihasilkan
3. Perhitungan pendapatan:
π = TR – TC Dimana :
π = Pendapatan kangkung organik
TR = Penerimaan usaha kangkung organik
TC = Biaya total kangkung organik
3.5.2. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya RC Rasio
Dalam  Harmono  dan Andoko  2005, dalam Marissa,  2010 pembagian antara penerimaan usaha dengan biaya dari usaha tersebut. Analisa ini digunakan
untuk melihat perbandingan total penerimaan dengan total biaya usaha. Jika nilai RC ratio diatas satu rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga
penerimaan lebih dari satu rupiah. Secara sistematis RC rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:
= o
t Penerimaan Penjualan Kangkung
Total Biaya Kangkung Organik Analisis ini  digunakan  untuk  melihat  keuntungan dan  kelayakan  dari
usahatani. Usahatani tersebut dikatakan menguntungkan jika nilai RC rasio lebih
38
besar  dari  satu  RC    1.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  setiap  nilai  rupiah  yang dikeluarkan  dalam  produk  akan  memberikan  manfaat  sejumlah  nilai  penerimaan
yang diperoleh.
3.5.3. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya BC Rasio
Menurut  Rahardi  dan  Hartono  2003, dalam Nasihah,  2014 analisis keuntungan dan biaya BC Rasio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan
yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai BC lebih besar dari nol BC Rasio  0.
Semakin  besar  nilai  BC  maka  semakin  besar  nilai  manfaat  yang  akan  diperoleh dari usaha tersebut. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
BC Rasio = Total Keuntungan Sayuran Kangkung Organik
Total Biaya Sayuran Kangkung Organik
3.5.4. Analisis Break Even Point BEP
Break  Even  Point BEP  merupakan  titik  impas  usaha  Wiryanta,  2002, dalam Marissa, 2010. Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga
berapa  suatu  usaha  tidak  memberikan  keuntungan  dan  tidak  pula  mengalami kerugian.  Ada  dua  jenis  perhitungan  BEP,  yaitu  BEP  volume  dan  BEP  harga
produksi. Dirumuskan sebagai berikut : BEP Produksi
ton = Total Biaya Sayuran Organik
Harga Penjualan Sayuran Kangkung Organik
BEP Harga Rpton = Total Biaya Sayuran Kangkung Organik
Total Produksi Sayuran Kangkung Organik