Analisis Pendapatan Usahatani Pendapatan

14 kerugian. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume produksi dan BEP harga. Rumus BEP volumeproduksi dan BEP harga secara sistematis sebagai berikut: = Total biaya Harga jual = Total biaya Total produksi 4. Payback Periode PP Menurut Sofyan 2002, dalam Nasihah, 2014, payback periode adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode waktu untuk mengembalikan modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat tergantung pada sifat aliran kas masuknya, jika aliran kas masuknya besar atau lancer maka proses pengembalian modal akan lebih cepat dengan amunisi modal yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal selama umur proyek. Menurut Choliq dkk 2004, dalam Nasihah, 2014 period dapat diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahakan resiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi, payback period ini telah mengabaikan nilai uang pada saat sekarang ini present value. Kelemahan-kelemahan lain dari payback period ini sebagai berikut: 1 Payback period digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang telah direncanakan, 2 Payback period mengabaikan benefit yang diperoleh sesudah dana investasi itu kembali. Rumus Payback period secara sistematis sebagai berikut: 15 = x 1 Tahun

2.1.3. Biaya Produksi Usahatani

Fuad, dkk 2000 mendefinisikan tentang biaya bahwa biaya adalah satuan nilai yang dikorbankan dalam suatu proses produksi untuk mencapai suatu hasil produksi. Beban arus barang dan jasa yang dibebankan kepada pendapatan benefit untuk menentukan laba income, atau harga perolehan yang dikorbankan dalam rangka memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai pengurang penghasilan yang disebut beban expense, sedangkan nilai uang dari alat-alat produksi yang dikorbankan disebut harga pokok. Menurut Mulyadi 2000, dalam Nasihah, 2014 biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen 2004, dalam Nasihah 2014 menjelaskan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Menurut Mubyarto 1898, dalam Nasihah, 2014 biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya-biaya berupa uang tunai misalnya upah kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah, termasuk upah ternak, biaya untuk membeli pupuk, pestisida dan lain-lain. Biaya panen, bagi hasil, sumbangan dan mungkin juga pajak-pajak dibayarkan dalam bentuk in-natura. Besar kecilnya bagian biaya produksi yang berupa uang tunai ini sangat mempengaruhi pengembangan usahatani. Menurut Blocher 2007 biaya variabel variable cost adalah perubahan pada biaya total yang dihubungkan dengan tiap perubahan pada jumlah volume 16 output. Contoh yang lazim dari biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sebaliknya, biaya tetap fixed cost adalah bagian dari biaya total yang tidak berubah meskipun jumlah penggerak biaya berubah dalam rentan yang relevan. Penentuan apakah suatu biaya merupakan biaya variabel tergantung pada sifat dari objek biaya. Dalam perusahaan manufaktur, objek biaya biasanya berupa produk. Tetapi dalam perusahaan jasa, objek biaya sering kali sulit untuk didefinisikan karena jasa bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kadang-kadang, dikatakan bahwa semua biaya adalah variabel pada jangka waktu tertentu semua dapat berubah. Meski biaya tetap berubah dengan berubahnya waktu contoh biaya sewa mungkin meningkat dari tahun ke tahun tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa biaya ini merupakan biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya dimana biaya total berubah seiring dengan perubahan jumlah output. Biaya tetap dihubungkan dengan suatu periode waktu dan bukan jumlah output, dan diasumsikan bahwa biaya tetap tidak akan berubah selama periode waktu yang pada umumnya 1 tahun. Rumus biaya produksi adalah sebagai berikut: TC = FC + VC Dimana : TC = Total costbiaya total FC = Fix costbiaya tetap VC = Variable costbiaya variabel

2.1.4. Harga Jual

Menurut Kotler 1998, dalam Nasihah, 2014 harga jual dalam arti sempit merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dalam arti 17 luas, harga jual adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Titik berat dari proses penetapan harga adalah harga pada berbagai pasar. Untuk ini, harga suatu barang mungkin merupakan struktur yang kompleks dari pada syarat-syarat penjualan yang saling berhubungan. Setiap perubahan dari struktur tersebut merupakan keputusan harga dan akan mengubah pendapatan yang diperoleh. Peranan perusahaan dalam proses penetapan harga jual barangnya sangat berbeda-beda, tergantung pada bentuk pasar yang dihadapinya. Menurut Fuad, dkk 2000 ada tiga bentuk penetapan harga jual, yakni: 1 Penetapan harga jual oleh pasar market pricing. Dalam bentuk penetapan harga jual ini, penjual tidak dapat mengontrol sama sekali harga yang dilempar di pasaran. Harga di sini betul-betul ditetapkan oleh mekanisme penawaran dan permintaan. Dalam keadaan seperti ini, penjual tidak bisa menetapkan harga jual, 2 Penetapan harga jual oleh pemerintah Government Controlled Pricing. Dalam beberapa hal, pemerintah berwenang untuk menetapkan harga barang atau jasa, terutama untuk barang atau jasa yang menyangkut kepentingan umum. Perusahaan atau penjualan yang bergerak dalam eksploitasi barang atau jasa terdebut di atas tidak dapat menetapkan harga jual barang atau jasa, 3 Penetapan harga jual yang dapat dikontrol oleh perusahaan Administered or Business controlled pricing. Pada situasi ini, harga ditetapkan sendiri oleh perusahaan. Penjual menetapkan harga dan pembeli boleh memilih “membeli atau tidak”. Harga ditetapkan oleh keputusan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam perusahaan, walaupun faktor- faktor mekanisme penawaran dan permintaan, serta peraturan-peraturan pemerintah tetap diperhatikan. Sampai seberapa jauh perusahaan dapat