2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian  ini  dilakukan  dengan  merujuk  pada  penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sitanggang 2008 dengan judul Analisis
Usahatani  Bawang  Daun  Organik  dan  Anorganik  Studi  Kasus  :  Desa Batulayang,  Kecamatan  Cisarua,  Kabupaten  Bogor,  Jawa  Barat.  Tujuan
penelitian  tersebut  yaitu:  1  Menganalisis  keragaan  usahatani  bawang daun  organik  pada  kelompok  tani  Kalicimandala  di desa  Batulayang,
2  Menganalisis  perbandingan  tingkat  pendapatan dan  efisiensi  antara petani  yang  menerapkan  sistem usahatani bawang  daun  organik  dengan
yang  menerapkan  sistem  usahatani  bawang  daun  anorganik  pada kelompok  tani  Kalicimandala  di
desa  Batulayang.  Hasil  analisis pendapatan  menunjukan  bahwa  produksi  rata-rata  bawang  daun  organik
per  luasan  lahan  rata-rata  0,3  ha  per  musim  tanam  adalah  2.250  kg, sehingga  penerimaan  yang  diperoleh  petani  sebesar  Rp27.000.000,-,
sedangkan  produksi  rata-rata  bawang  daun  organik  per  hektar  per  musim tanam  adalah  18.000  kg,  sehingga  penerimaan  yang  diperoleh  petani
sebesar Rp216.000.000,-.  Produksi  rata-rata  bawang  daun  anorganik  per luasan lahan rata-rata 0,3 ha per musim tanam adalah 2.812 kg, sehingga
penerimaan  yang  diperoleh  petani  sebesar Rp16.872.000,-,  sedangkan produksi  rata-rata  bawang  daun  anorganik  per  hektar  per  musim  tanam
adalah  22.500  kg,  sehingga  penerimaan  yang  diperoleh  petani  sebesar Rp135.000.000,-.
Penelitian  lain  yang  sejenis  juga  telah  dilakukan  oleh  Marissa dengan  judul  Analisis  Pendapatan  Usahatani  Tebu  Studi  Kasus:
1
PT. PG Rajawali II Unit PG Tersana Baru, Babakan, Cirebon, Jawa Barat. Tujuan  penelitian  tersebut,  yaitu  1  Mengetahui  pendapatan  usahatani
tebu  di  PT.  PG  Rajawali  II  Unit  PG  Tersana Baru  Cirebon,
2 Menganalisis keberlanjutan usahatani tebu di PT. PG Rajawali II Unit PG  Tersana  Baru  dengan  menggunakan  RC  Rasio,  BC  Rasio,  BEP
Break  Even  Point,  dan  PP  Payback  Periode.  Hasil  dari  penelitian tersebut  menunjukan  bahwa,  untuk  luas  areal  tebu  1  ha  membutuhkan
dana investasi sebesar Rp77.395.000,-. Total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani tebu tersebut sebesar Rp40.326.500,- dan menghasilkan tebu 70
ton setara dengan 70.000 kg, dengan harga Rp975kg. dari total biaya serta harga  yang  berlaku  tersebut,  penerimaan  usaha  yang  diperoleh  sebesar
Rp68.250.000,-. Sehingga
pendapatan usaha
yang diterima
Rp27.923.500,-. Selain  itu,  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Amalia  2013  dengan
judul Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah Studi  Kasus:  Kelompok  Tani  Mekarsari,  Desa  Purwasari,  Kecamatan
Dramaga,  Kabupaten  Bogor.  Tujuan  penelitian  tersebut,  yaitu 1 Mengetahui tingkat pendapatan usahatani padi sawah varietas Inpari 13
di Gapoktan Mekarsari, desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,  2  Mengetahui  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pendapatan
usahatani  padi  sawah  varietas  Inpari  13  di  Gapoktan  Mekarsari, desa Purwasari,  Kecamatan  Dramaga,  Kabupaten  Bogor,  3  Mengetahui
seberapa  besar  faktor-faktor  tersebut  mempengaruhi  pendapatan  petani yang  berusahatani  padi  sawah  varietas  Inpari  13  di  Gapoktan  Mekarsari,