9
2.6. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendapatan usahatani sayuran organik  dan  anorganik.  Pendapatan  diperoleh  dari  penerimaan  dikurangi dengan
biaya  produksi  dikali  dengan  harga  jual.  Sedangkan  biaya  produksi  berasal  dari jumlah  antara  total  biaya  tetap  dan  total  biaya  tidak  tetap.  Analisis  pendapatan
usahatani  sayuran  organik  dan anorganik  ini  menggunakan  indikator  RC  rasio, BC rasio, Break Even Point BEP dan Paybak Period PP. Berdasarkan uraian
diatas maka gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Usahatani Sayuran
Kangkung Organik
Petani Binaan Agribusiness Development Center ADC
Biaya Produksi : -
Biaya Tetap -
Biaya Variabel Penerimaan
Analisis Pendapatan RC Rasio
BC Rasio BEP Break Even Point
PP Payback Period
Pendapatan Usahatani Kangkung Organik
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian  ini  dilakukan  dengan  merujuk  pada  penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sitanggang 2008 dengan judul Analisis
Usahatani  Bawang  Daun  Organik  dan  Anorganik  Studi  Kasus  :  Desa Batulayang,  Kecamatan  Cisarua,  Kabupaten  Bogor,  Jawa  Barat.  Tujuan
penelitian  tersebut  yaitu:  1  Menganalisis  keragaan  usahatani  bawang daun  organik  pada  kelompok  tani  Kalicimandala  di desa  Batulayang,
2  Menganalisis  perbandingan  tingkat  pendapatan dan  efisiensi  antara petani  yang  menerapkan  sistem usahatani bawang  daun  organik  dengan
yang  menerapkan  sistem  usahatani  bawang  daun  anorganik  pada kelompok  tani  Kalicimandala  di
desa  Batulayang.  Hasil  analisis pendapatan  menunjukan  bahwa  produksi  rata-rata  bawang  daun  organik
per  luasan  lahan  rata-rata  0,3  ha  per  musim  tanam  adalah  2.250  kg, sehingga  penerimaan  yang  diperoleh  petani  sebesar  Rp27.000.000,-,
sedangkan  produksi  rata-rata  bawang  daun  organik  per  hektar  per  musim tanam  adalah  18.000  kg,  sehingga  penerimaan  yang  diperoleh  petani
sebesar Rp216.000.000,-.  Produksi  rata-rata  bawang  daun  anorganik  per luasan lahan rata-rata 0,3 ha per musim tanam adalah 2.812 kg, sehingga
penerimaan  yang  diperoleh  petani  sebesar Rp16.872.000,-,  sedangkan produksi  rata-rata  bawang  daun  anorganik  per  hektar  per  musim  tanam
adalah  22.500  kg,  sehingga  penerimaan  yang  diperoleh  petani  sebesar Rp135.000.000,-.
Penelitian  lain  yang  sejenis  juga  telah  dilakukan  oleh  Marissa dengan  judul  Analisis  Pendapatan  Usahatani  Tebu  Studi  Kasus: