Petani Binaan Analisis pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor
paling rendah bahkan tidak ada adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP 0 orang 0. Jumlah responden pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA
adalah 1 orang 6,25, sementara jumlah responden Pendidikan Tinggi PT adalah 4 orang 25. Data tersebut dapat sedikit menggambarkan bahwa tingkat
petani masih rendah dalam sektor pertanian dibandingkan sektor lainnya. Suratiyah 2009 dalam Amalia, 2013 menjelaskan bahwa pendidikan akan
membuka cakrawala petani, menambah keterampilan dan pengalaman petani dalam mengelola usahataninya. Kenyataan tersebut masih dianggap oleh sebagian
petani bahwa pendidikan kurang memiliki peranan penting dalam berusahatani selama tenaga dan semangat masih dimilikinya.
2. Jumlah Tanggungan Keluarga
Petani kangkung binaan ADC yang menjadi responden yaitu sebanyak 16 orang 100. Tanggungan keluarga tani yang berdasarkan jumlah anggota
keluaga petani dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 1-4 orang dan 5-10 orang. Mayoritas petani kangkung organik binaan ADC memiliki tanggungan
keluarga terbanyak ada pada kelompok yang terdiri dari 1-4 yaitu berjumlah 9 orang 56,25. Tabel 4, menyajikan sebaran jumlah tanggungan keluargaa petani
responden kangkung organik binaan ADC. Tabel 4. Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Usahatani Kangkung
Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center ADC No
Tanggungan Keluarga Orang Jumlah Orang
1 1-4
9 56,25
2 5-10
7 43,75
Jumlah 16
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Diolah
Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa tanggungan keluarga terbanyak adalah 1-4 orang dari 9 responden dengan presentase 56,25.
Sementara tanggungan keluarga terkecil adalah 5-10 orang dari 7 responden dengan presentase 43,75. Hal tersebut membuktikan bahwa tanggungan
keluarga petani binaan ADC tidak terlalu besar. 2.
Status dan Pengalaman Usahatani Petani kangkung binaan ADC yang menjadi responden yaitu sebanyak 16
orang 100. Status pada responden dari 16 orang petani hanya 2 orang 12,5 responden saja yang bukan merupakan pekerjaan utama dalam berusahatani
kangkung, sementara 14 orang 87,5 responden lainnya merupakan pekerjaan utama dalam berusahatani kangkung. Bermacam-macam pengalaman usahatani
dari masing-masing responden. Tabel 5, menyajikan sebaran responden menurut status dan pengalaman usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness
Development Center ADC di Kabupaten Bogor. Tabel 5. Sebaran Responden Menurut Status dan Pengalaman Usahatani
Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center ADC di Kabupaten Bogor
No Pengalaman Usahatani Tahun
Jumlah orang Presentase
1 ≤ 2
1 6,25
2 2- 5
11 68,75
3 5
4 24
Jumlah 16
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Diolah
Berdasarkan Tabel 5, petani responden yang berusahatani sayuraan kangkung organik binaan ADC pada kelompok 2-5 tahun merupakan yang paling
mendominasi yaitu sebanyak 11 orang 68,74. Sedangkan petani responden yang berusahatani padi sawah pada kelompok pengalaman berusahatani 5 tahun
sebanyak 4 orang 24. Hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam mengetahui dan menguasai teknik budidaya berusahatani kangkung
organik yang mereka jalankan.
3. Status Kepemilikan Lahan dan Luas Lahan
Secara keseluruhan status kepemilikan lahan petani responden milik sendiri yaitu sebanyak 16 orang 100. Hal ini disebabkan karena adannya
kepemilikan secara turun-temurun dimana kepemilikan tersebut biasanya jatuh ke tangan keluarganya sendiri. Luas lahan petani responden yang digunakan untuk
berusahatani sayuraan kangkung organik yang terluas 1500 M
2
. Tabel 6, menyajikan sebaran luas lahan
usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness Development Center ADC di Kabupaten Bogor.
Tabel 6. Sebaran Responden Menurut Luas Lahan Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development Center ADC di Kabupaten
Bogor No
Luas Lahan M
2
Jumlah Orang 1
700 12
75 2
700-1500 4
25 3
1500 Jumlah
16 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Diolah
Berdasarkan Tabel 6, petani responden dengan kelompok luas lahan kangkung organik 700 M
2
merupakan jumlah terbanyak yaitu mencapai 12 orang 75. Hal tersebut menerangkan bahwa secara umum petani responden
merupakan petani gurem, karena petani yang memiliki lahan usahatani 0,5 Ha. Sempitanya luas lahan kangkung organik sebagian besar disebabkan oleh
pembagian lahan warisan ataupun adanya konversi lahan menjadi pemukiman maupun pengusahan komoditas selain kangkung. Faktor ini mempengaruhi luas
lahan petani responden yang akan berdampak pada volume produksi dan pendapatan yang dihasilkan.