Hasil Analisis Tingkat Pendapatan dengan Menggunakan RC Rasio, BC Rasio,
                                                                                61
penjual  pupuk.  Satu  karung  pupuk  mempunyai  berat  20  kilogram,  jika penggunaan pupuk 100 karung maka 2000 Kg hasil perhitungannya dengan harga
sangat  beragam  dari  Rp6.000,- hingga  Rp9.000,-. Penggunaan  2  karung  pupuk berjumlah  20  Kg per  karung dapat  berguna  untuk  1  bedeng  ukuran  10  meter
panjang dikali 1 meter lebar. Jumlah karung yang digunakan oleh petani sebanyak 1.840 karung atau sebanyak 36.800 Kgtahun. Rata-rata pengeluaran pupuk oleh
petani responden adalah sebesar Rp8.670.000,- Lampiran 6. 3.
Biaya Listrik Biaya listrik adalah biaya  yang dikeluarkan petani  kangkung mitra ADC
setiap  bulannya.  Kebutuhan  akan  listrik  dari  masing-masing  petani  setiap bulannya  berbeda-beda Lampiran 4.  Hal  tersebut  dikarenakan  luas  lahan  dan
banyaknya  produksi tidaklah  sama. Pengeluaran  biaya  listrik  semakin  rendah ketika  memasuki  musim  penghujan, sebaliknya  apabila  musim  kemarau.
Penggunaan  listrik  petani  responden  lebih  besar  difungsikan  sebagai  sarana pendukung  mesin air  pada  lahan.  Rata-rata  pengeluran  biaya  listrik  petani
responden  kangkung organik binaan ADC sebesar Rp356.250,-. 4.
Biaya Tenaga Kerja Biaya  tenaga  kerja  merupakan  biaya  yang  dikeluarkan  oleh  petani
responden  pada  usahatani    kangkung  organik  binaan  ADC  Tahun  2014. Biaya tenaga kerja pada responden berbeda biaya yang dikeluarkan Lampiran 4.
Masing-masing tenaga kerja 1 satu dari tiap petani, hal tersebut dikarenakan luas lahan  cukup  kecil  dan  banyaknya  produksi  tidak  memerlukan  tenaga  kerja  yang
banyak. Biaya tenaga kerja di daerah Kabupaten Bogor diantaranya upah per hari berkisar  Rp.75.000.  Perbedaan  jumlah  biaya  dapat  dilihat  dari  hari  yang  mereka
62
gunakan diantara petani responden. Rata-rata biaya  yang dikeluarkan oleh petani kangkung binaan ADC per Tahun 2014 adalah sebesar Rp6.656.250,-.
5. Biaya Transportasi
Biaya  transportasi  merupakan  biaya  yang  dikeluarkan  oleh  petani responden  pada  usahatani    organik binaan ADC  tahun  2014.  Biaya  transportasi
yang dikeluarkan oleh petani responden berbeda antara petani satu dengan lainnya Lampiran 4,  begitupun  dengan  jumlah  biaya  yang  dikeluarkan. Hal  tersebut
dikarenakan  banyaknya hasil  panen  dan  jarak  tempuh  antara  petani  responden berbeda. Luas lahan dari 500 m2 ke atas menggunakan mobil dalam mengirimkan
hasil usahataninya, sedangkan luas lahan 500 m2 ke bawah menggunakan motor. Rata-rata    biaya  yang  dikeluarkan  oleh  petani    kangkung  mitra ADC  per  tahun
adalah sebesar Rp825.000,-. 6.
Biaya Penyusutan Biaya  penyusutan  adalah  biaya  yang  dikeluarkan  berdasarkan  alokasi
sistematis  jumlah  yang  dapat  sisusutkaan  dari  suatu  aset  selama  usia ekonomisnya.  Terdapat  7  komponen  alat  yang  digunakan  dalam  usahatani
kangkung organik binaan ADC yaitu cangkul, arit, parang, gembor, garpu, paranet dan  mesin  air.  Pembelian  alat  tersebut  tidak  dilakukan  pada  tiap  musim  panen
ataupun  tiap  tahun,  karena  alat  tersebut  dapat  digunakan  hingga  tidak  terpakai rusak kembali. Alat pertanian  yang digunakan tersebut namun akan mengalami
penyusutan  setiap  tahunnya  yang  dapat  dihitung  melalui  metode  garis  lurus, dimana biaya penyusutan didapat dari harga beli dengan umur ekonomis tahun.
Satuan  pengukuran  umur  ekonomis  alat  pertanian  diperoleh  dari  rata-rata  petani berusahatani  kangkung organik per tahun sebesar Rp1.165.500,- Lampiran 7.
63
                