SWO PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN REGALOH DI KABUPATEN PATI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
89
TABEL IV.22. MATRIKS ‘ T O W S ‘
DAFTAR KEKUATAN INTERNAL 1.
Ketersediaan lahan besar, kondisi tanah subur serta tidak rawan
bencana kondusif untuk pemanfaatan sumberdaya S1.
2. Tegakan pohon Jati sudah tinggi,
kondisi tegakan cukup baik serta mampu memproduksi kayu tiap
tahun sehingga dapat mendukung pelaksanaan
sharing dan diversifikasi hasil hutan S2.
3. Pemanfaatan sumberdaya hutan
non tegakan mempunyai prospek cukup baik untuk lebih
ditingkatkan dan dikembangkan S5.
DAFTAR KELEMAHAN INTERNAL 1.
Tanggungjawab dan kesadaran masyarakat untuk menjaga
kelestarian hutan makin menurun W5
2. Ketidaksinambungan pemanfaatan
lahan andil sehingga menghambat peningkatan produksi tanaman
tumpangsari W4 3.
Pendidikan penduduk rata-rata masih rendah dan pendapatan per
kapita masyarakat pesanggem dari hasil tanaman tumpangsari juga
masih rendah W2
DAFTAR PELUANG EKSTERNAL
1. Adanya program PHBM
milik Perhutani dalam rangka pemberdayaan
masyarakat desa hutan yang dikuatkan dengan
SK Direksi Perhutani O1.
2. Pendapatan wanawisata
yang cenderung meningkat tiap tahun
sebagai indikator makin tingginya minat
masyarakat untuk berkunjung ke lokasi
wanawisata tersebut. O3
3. Sikap terbuka
transparansi dari Perhutani kepada
masyarakat desa hutan dan stakeholders
terutama setelah adanya program PHBM
sehingga dapat memperlancar proses
kerjasama O4. 1.
Pemanfaatan seluruh lahan kosong untuk diversifikasi hasil
hutan sehingga pendapatan Perhutani, besarnya
sharing meningkat dan jumlah masyarakat
desa hutan yang diberdayakan juga meningkat.
2. Perhutani perlu membantu
merintis kerjasama dengan industri atau pabrik pengolah hasil
pertanian dalam rangka membantu petani pesanggem
memasarkan hasil tanaman tumpangsari.
3. Mengikutsertakan masyarakat
desa hutan minimal perwakilan tiap LMDH dari proses
penebangan, pelelangan kayu sampai dg perhitungan bagi hasil
shg transparan dan adil serta tidak memicu ketidakpuasan
masyarakat desa hutan yg pada akhirnya diwujudkan dlm bentuk
tindak perusakan hutan
4. Penindakan tegas sangsi tegas
oleh Perhutani dan masyarakat desa hutan terhadap pelaku,
pelindung dan siapapun yang ikut terlibat dan memperlancar
illegal logging di kawasan Hutan Regaloh
baik orang dlm Perhutani sendiri maupun masyarakat luar
1. Kerjasama antara Perhutani,
stakeholders dan masyarakat desa hutan dalam pemanfaatan
SDH Regaloh dengan tetap mempertahankan kelestarian
hutan.
2. Penyuluh kehutanan dan
pengurus LMDH harus memberi peringatan kepada petani
pesanggem apabila terjadi pem
beroan dan ketidakseriusan dalam pemanfaatan lahan andil di
kawasan Hutan Regaloh karena apabila dibiarkan akan
menghambat pengembangan kawasan sekaligus mencapai
suatu kondisi masyarakat desa hutan yang sejahtera.
3. Pendapatan wanawisata di Hutan
Regaloh perlu dipacu agar terus meningkat sehingga mampu
memberikan sharing atau insentif
yang cukup besar kepada masyarakat sekitar hutan dengan
demikian akan mudah menggerakkan masyarakat desa
hutan untuk membantu mencegah gangguan terhadap kelestarian
hutan.
ANALISIS FAKTOR INTERNAL
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL
DAFTAR ANCAMAN EKSTERNAL
1. Atraksi, informasi dan
promosi wanawisata Regaloh masih kurang
sehingga berdampak pada rendahnya
kontribusi pendapatan dari wanawisata
terhadap pendapatan kawasan Hutan Regaloh
T3.
2. Koordinasi Perhutani
kepada pihak swasta investor belum
ditangani secara serius untuk menggali investasi
pada program wanawisata Regaloh
T5.
3. Kemampuan dan
kesiapan sumberdaya manusia Perhutani
masih lemah untuk mendukung
perencanaan pengembangan
kawasan Hutan Regaloh T2.
1. Multi usaha di Hutan Regaloh
dijalankan seoptimal mungkin untuk menggali keuntungan yang
tinggi sehingga mendapat dukungan dari stakeholders dalam
bentuk materiil maupun immateriil sekaligus dapat memacu
perkembangan kawasan di Hutan Regaloh
2. Meningkatkan jumlah dan mutu
atraksi yang positif dan mendidik supaya daya tarik kepada
pengunjung meningkat sehingga mendorong tumbuhnya aktivitas
ekonomi masyarakat desa hutan serta kontribusi terhadap
pendapatan kawasan juga meningkat.
3. Pengadaan kursus perencanaan
kawasan hutan bagi pegawai Perhutani yang berpotensi
sehingga mampu mengembangkan kawasan Hutan
Regaloh secara kreatif dan inovatif
4. Mengaktifkan fungsi forum
komunikasi PHBM SK Gubernur Jawa Tengah No. 242001 Bab IX
Pasal 16 yang selama ini tidak berjalan shg dapat untuk
memonitor dan mengevaluasi kinerja Perhutani, pihak yang
berkepentingan dan masyarakat desa hutan dlm pemanfaatan
sumberdaya hutan di kawasan Hutan Regaloh.
1. Mempersiapkan dan menugaskan
penyuluh kehutanan yang menguasai lapangan dan mampu
menggerakkan keaktifan masyarakat desa di kawasan
Hutan Regaloh terutama pesanggem untuk meningkatkan
produksi tanaman tumpangsari secara kualitatif maupun
kuantitatif dan berkesinambungan
2. Perhutani dan instansi terkait
perlu membantu masyarakat desa hutan untuk meningkatkan
penggunaan input produksi
pertanian serta membudidayakan tanaman tumpangsari yang
mampu memberikan hasil panen yang lebih baik bagi petani,
contohnya budidaya Porang
Amorphophallus oncophillus. 3.
Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan investor untuk
menanam modal dalam proyek Agro Silvo Wisata Regaloh
dengan menggali seluruh potensi sumberdaya hutan serta
menginformasikan dan mempromosikannya kepada
publik dalam bentuk pamflet atau brosur.
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2006.
Pesanggem
81.25 18.75
Produktif Tidak Produktif
Non Pesanggem
100.00 0.00
Produktif Tidak Produktif
BAB IV
ANALISIS PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN REGALOH