93
dari tanaman tumpangsari terhadap pendapatan kawasan Hutan Regaloh. Analisis deskriptif mengenai vegetasi kawasan Hutan Regaloh antara lain
meliputi jenis- jenis tanaman pangan maupun non pangan yang ditanam oleh pesanggem, umur tanaman sampai siap panen, serta mengenai pengelolaan
vegetasi tersebut. Analisis tentang potensi wanawisata adalah dengan menghitung pendapatan dari jasa penyewaan lokasi camping ground.
Analisis lainnya akan dilakukan secara deskriptif, yaitu mengenai potensi- potensi lain yang dapat digali sehingga kawasan Hutan Regaloh dapat
dikembangkan menjadi lokasi Agro Silvo Wisata sebagaimana harapan dari pihak Perum Perhutani. Analisis pemanfaatan sumberdaya hutan ini dapat
menghasilkan output berupa potensi dan permasalahan sosial ekonomi yang ada dan yang akan ada apabila dilakukan suatu pengembangan kawasan.
1.6.3.3. Analisis Faktor Penunjang yang Mendukung Pemanfaatan Sumberdaya Hutan
Analisis mengenai faktor penunjang yang mendukung pemanfaatan sumberdaya hutan ini akan dilakukan secara deskriptif, yaitu menjelaskan
tentang kondisi infrastruktur dan aksesibilitas di kawasan Hutan Regaloh sehingga bermanfaat bagi pengembangan kawasan, sarana produksi,
pembinaan dan pemasaran produk dalam pemanfaatan sumberdaya hutan di kawasan Hutan Regaloh. Analisis infrastruktur meliputi keberadaan jalan
panjang jalan, kualitas jalan, bangunan- bangunan untuk fasilitas sosial yang telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam dan
94
luar kawasan hutan, serta sarana prasarana lain yang belum ada namun dibutuhkan masyarakat sehingga penting guna mendukung pengembangan
kawasan. Deskripsi tentang aksesibilitas kawasan Hutan Regaloh dilakukan untuk memberi gambaran kemudahan dalam mencapai kawasan Hutan
Regaloh serta dalam proses pemasaran produk. Semakin mudah pencapaian kawasan berarti semakin mudah pula dalam pengelolaan sumberdaya hutan
serta dalam pemasaran hasil- hasil hutan. Output yang dihasilkan dari analisis ini berupa kondisi faktor penunjang yang mendukung
pengembangan kawasan beserta permasalahannya.
1.6.3.4. Analisis Pengembangan Kawasan Hutan
Alat analisis yang akan digunakan untuk menemukan alternatif pengembangan kawasan hutan adalah dengan menggunakan analisis SWOT
yang merupakan alat untuk menetapkan arahan, konsep strategis atau pemecahan masalah dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dengan
mempertimbangkan Kekuatan Strengths, Kelemahan Weaknesses, Peluang Opportunities dan Ancaman Threaths yang ada dan mungkin
akan ada pada lokasi penelitian. Masing- masing S, W, O dan T tersebut dapat diperoleh dari output pada analisis- analisis sebelumnya yaitu potensi
dan permasalahan sosial ekonomi, kondisi faktor penunjang yang mendukung pengembangan kawasan beserta permasalahannya dengan
mempertimbangkan pula kebijakan- kebijakan pemerintah maupun internal Perhutani bagi pengembangan dan pengelolaan hutan produksi. Peluang dan
ancaman merupakan faktor eksternal, sedangkan kekuatan dan kelemahan
95
merupakan faktor internal. Analisis SWOT ini bermanfaat untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman yang ada atau yang mungkin akan ada. Analisis SWOT juga dapat untuk merumuskan suatu ide masa depan yang menunjukkan kemampuan
suatu lingkungan untuk memanfaatkan peluang- peluang di masa depan Adrian, 2004, lebih khusus lagi dari hasil analisis SWOT dapat digunakan
untuk menganalisis prospek pengembangan kawasan.Tinjauan analisis SWOT dari berbagai aspek, yaitu aspek lingkungan fisik dan biotik, aspek
manajemen, sarana prasarana serta aspek sosial ekonomi. Teknik analisis SWOT terdiri dari 5 langkah:
1. Analisis Internal Factor Evaluation IFE Untuk mengidentifikasi, menginventarisasi atau mencatat berbagai
faktor kekuatan yang ada maupun kelemahan yang ada serta relevan dengan tujuan, sasaran dan rencana kegiatan atau aktivitas yang akan
dilakukan. Semuanya menggambarkan ketersediaan maupun keterbatasan sumberdaya atau kondisi dalam suatu kawasan maupun
pihak pengelola. 2.
Analisis External Factor Evaluation EFE Untuk mengidentifikasi, menginventarisasi atau mencatat berbagai
faktor peluang dan ancaman yang ada di luar kawasan maupun pihak pengelola, dengan menggambarkan keadaan dan kondisi lingkungan
yang penuh ketidakpastian. 3. Analisis Keterhubungan atau Kekepan dan Tahap Pencocokan TOWS