Wilayah Administrasi Kawasan Hutan Regaloh

130 Perhutani di kawasan Hutan Regaloh dengan dilengkapi adanya pabrik pemintalan benang sutra milik Perhutani. Selain itu juga terdapat budidaya lebah madu, pemasaran hasil madu sebagian besar ditangani sendiri oleh pihak Perhutani. Permasalahan penggunaan lahan yang paling utama adalah belum semua lahan sela dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian ataupun jasa lainnya, sehingga banyak terdapat lahan sela yang terbengkalai, bahkan lahan andil yang sudah dikuasakan pemanfaatannya kepada pesanggem banyak yang diberokan dibiarkan terbengkalai tanpa tanaman dan tanpa pemeliharaan. Di kawasan Hutan Regaloh ini juga terdapat permukiman liar, antara lain permukiman penduduk di wilayah RPH Regaloh seluas 33,7 hektar dengan jumlah kepala keluarga KK sebanyak 209 620 jiwa, gedung SD dan TK serta kantor desa dan balai desa menempati lahan milik Perum Perhutani seluas 3.890 m², tepatnya di kawasan hutan yang masuk dalam Desa Suwaduk. Di Desa Pasucen 1.420 m² tanah milik Perum Perhutani juga digunakan sebagai permukiman penduduk. Lahan bekas jalan lori seluas 2.760 m² di Desa Tlogorejo Kecamatan Tlogowungu digunakan sebagai toko dan warung. Lahan bekas jalan lori dari TPK Tempat Pelelangan Kayu Pati di Desa Puri sampai ke Desa Tlogorejo digunakan masyarakat desa sekitar untuk lahan pertanian sawah.

3.2.2. Aspek Demografi Kawasan Hutan Regaloh

Penduduk di kawasan Hutan Regaloh dominan berada pada usia produktif 15-64 tahun dengan tingkat pendidikan rata-rata tamat Sekolah 131 Dasar. Mata pencaharian pokok masyarakat desa Hutan Regaloh umumnya adalah petani, tentu hal ini dapat mendukung usaha diversifikasi pemanfaatan sumberdaya hutan yang melibatkan masyarakat desa Hutan Regaloh. Berdasarkan penelitian di lapangan, pendapatan per kapita penduduk baik dari lingkungan petani pesanggem maupun dari masyarakat non pesanggem rata- rata masih jauh di bawah UMR, yaitu berkisar antara Rp 50.000,00 sampai Rp 135.000,00, padahal jumlah tanggungan Kepala Keluarga rata-rata 2 orang. Dengan demikian masyarakat desa Hutan Regaloh masih tergolong miskin.

3.3. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Sumberdaya Hutan

bagi Pengembangan Kawasan Hutan Regaloh Usaha pengembangan kawasan Hutan Regaloh dapat berjalan dengan baik apabila elemen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sumberdaya hutan telah diketahui. Kekuatan sumberdaya Hutan Regaloh antara lain lahan sela yang belum dimanfaatkan masih sekitar 60 dari lahan yang ada. Apabila masyarakat selain petani pesanggem ingin ikut mengelola lahan andil sebetulnya masih tersedia lahan yang cukup luas, lahan sela subur untuk budidaya tanaman palawija, tegakan jati sudah tinggi dengan tajuk daun yang tidak rapat, kondusif untuk tanaman tumpangsari, terdapat areal bee forage yang telah difungsikan sebagai bumi perkemahan. Topografi yang relatif datar dan aksesibilitas yang tinggi juga merupakan kekuatan kawasan Hutan Regaloh sehingga memudahkan untuk dijangkau oleh pengunjung wanawisata camping ground, memudahkan non pesanggem untuk beraktivitas di Hutan Regaloh dan