Aksesibilitas Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Pesanggem dan Non Pesanggem di

174 kawasan hutan cukup gembur, sehingga mudah dikelola dengan tenaga manusia secara manual. Pada pemanfaatan sumberdaya hutan lainnya, yaitu peternakan lebah madu Apis mellifera dan ulat sutera Bombyx mori, teknologi yang digunakan untuk mendapatkan hasil madu murni sangat sederhana tradisional yaitu dengan penyaringan dan pembotolan, selanjutnya digunakan alat khusus untuk menurunkan kadar air dalam madu sampai 20 . Sedangkan untuk pengolahan hasil dari peternakan ulat sutera Bombyx mori sudah menggunakan teknologi modern yaitu berupa mesin- mesin pemintal benang sutera yang pemrosesannya dipusatkan di pabrik pengolahan sutera alam PSA milik Perhutani, terletak di sekitar Hutan Regaloh atau sekitar 200 meter dari batas tepi Hutan Regaloh.

4.3.5. Pembinaan kepada Petani Pesanggem

Pembinaan atau penyuluhan kepada petani pesanggem bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan agar pesanggem di dalam memanfaatkan lahan andil lebih terarah dan memperoleh hasil panen yang lebih baik. Pembinaan ini biasanya sekaligus dilakukan dalam rangka koordinasi apabila dari pihak Perhutani akan mengadakan kerja borongan di bawah wewenang LMDH. Materi pembinaan diberikan oleh penyuluh kehutanan dari Perum Perhutani dan atau Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Di Kabupaten Pati, LSM yang sering menangani permasalahan masyarakat sekitar hutan adalah LP2S. Dari hasil jawaban responden petani pesanggem menunjukkan bahwa 74 responden dari LMDH yang berbeda- beda menyatakan Perhutani dalam melakukan pemantauan sekaligus penyuluhan adalah 1 satu bulan 1 satu kali. 61 responden petani pesanggem menganggap Perum Perhutani berperan secara baik terhadap petani pesanggem dalam mengelola lahan andil terutama materi-materi penyuluhan yang diberikan lebih banyak dititikberatkan pada pemeliharaan tegakan pokok hutan tanpa mengesampingkan hasil dari tanaman tumpangsari yang hasilnya dapat menambah pendapatan rumah tangga petani pesanggem. Pemanfaatan lahan andil di kawasan Hutan Regaloh oleh petani pesanggem sebagaimana pendapat Simon 1999:x, apabila dirancang dan dibimbing dengan baik maka dapat memberi peluang besar dan merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi pembangunan desa.

4.3.6. Pemasaran Produk

Selama ini pemasaran produk tanaman tumpangsari pangan masih di tingkat lokal Kecamatan Tlogowungu. Penjualan hasil panen tanaman pangan terutama jagung Zea mays L., kacang tanah Arachis hypogaea L. dan padi gogo Oryza sativa kebanyakan dibawa ke pasar sendiri oleh petani pesanggem. Kadangkala ada yang dibeli oleh tetangga yang membutuhkan. Sementara hasil panen tanaman pangan yang sering dibeli oleh tengkulak adalah ketela pohon dengan menggunakan alat angkut berupa truk. 175 Kacang tanah Arachis hypogaea L. dijual dalam bentuk kacang kulit dan dalam bentuk pipilan. Produk jagung Zea mays L. umumnya dijual dalam bentuk pipilan. Baik jagung Zea mays L., kacang tanah Arachis hypogaea L. maupun ketela pohon Manihot utilissima Grantz syn M. Esculenta kebanyakan dibeli oleh para pengusaha industri makanan kecil. Untuk produk padi gogo Oryza sativa hampir seluruhnya dikonsumsi sendiri oleh petani pesanggem karena di pasaran kurang laku, selain rasanya pera juga tersaingi oleh beras hasil sawah lahan basah. Pemasaran produk tanaman tumpangsari non pangan kebanyakan sudah mencapai luar Kecamatan Tlogowungu, terutama pasar induk Kabupaten Pati. Jahe, Kunyit dijual kepada pedagang jamu dan pedagang bumbu dapur. Kapuk randu Ceiba pentandra GAERTN dijual kepada tengkulak pedagang pengumpul, yang selanjutnya disetorkan kepada para pengusaha kasur. Bahkan sering pula melayani permintaan dari Jakarta. Produk tanaman rumput gajah Pennisetum purpureum hampir seluruhnya dijual di lokal Kecamatan Tlogowungu. Pembelinya adalah para peternak sapi yang di Kecamatan Tlogowungu mencapai 797 orang, dengan jumlah sapi sebanyak 3.011 ekor. Tentu saja produk rumput gajah Pennisetum purpureum dari kawasan Hutan Regaloh ini belum bisa memenuhi permintaan yang ada. Harga hasil panen tanaman pangan maupun non pangan ini berubah- ubah, tergantung pada musim, kualitas hasil panen dan urgensi kebutuhan uang di pihak petani pesanggem. Pada saat musim panen, bersamaan dengan panen produk yang sama di luar kawasan Hutan Regaloh, biasanya harga jual menjadi turun. Kualitas yang kurang baik juga mempengaruhi tinggi rendahnya harga jual. Pemasaran atau promosi mengenai lokasi camping ground memang belum secara resmi dilakukan oleh Perum Perhutani terutama UP3 Regaloh, misalnya dalam bentuk brosur. Selama ini pengunjung mengetahui dan berminat mengunjungi atau menyewa lokasi bumi perkemahan berdasarkan kegiatan rutin sekolah yang memang sudah berjalan bertahun- tahun, berdasarkan informasi secara lisan atau melalui media elektronik artikel di internet ataupun artikel di media cetak. Walaupun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah pengunjung di lokasi camping ground, yang berdampak positif pada peningkatan pendapatan Perum Perhutani di sektor wanawisata juga peningkatan jumlah sharing bagi paguyuban LMDH di kawasan Hutan Regaloh. Secara umum, faktor penunjang pemanfaatan sumberdaya hutan di kawasan Hutan Regaloh masih perlu perbaikan agar lebih memadai. Perbaikan meliputi infrastruktur dan aksesibilitas keduanya saling terkait karena dalam rangka pengembangan kawasan Hutan Regaloh, sarana prasarana mempunyai peran cukup penting mengingat fungsi sarana prasarana menurut Mukti 2002 meliputi: 1. fungsi sosial, berperan menyediakan pelayanan jasa kepada masyarakat.