Pengaruh Pengembangan Kawasan Hutan Regaloh bagi Pengembangan Kabupaten Pati

wisata di Daerah Tk. II Pati belum digali secara optimal sehingga masih merupakan tujuan wisata keempat setelah Kudus, Jepara dan Rembang. Strategi pengembangan wilayah di Kabupaten Pati diarahkan untuk lebih meningkatkan kemampuan wilayah yang mempunyai potensi khusus. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan potensi- potensi khusus yang belum tergali secara optimal. Keberadaan Hutan Regaloh di Kabupaten Pati merupakan potensi yang cukup strategis untuk dikembangkan dengan tetap memperhatikan pelestarian lingkungan hidup. Walaupun di lain pihak kawasan hutan yang masih ada di Kabupaten Pati sekitar 23,51 dari luas wilayahnya. Sementara luas hutan yang ideal adalah minimal 30 dari luas secara administratif. Tetapi yang paling utama adalah dengan luasan hutan yang ada tersebut dikembangkan sesuai dengan potensinya agar dapat memberi kontribusi yang cukup tinggi dalam rangka mempercepat laju perkembangan Kabupaten Pati secara fisik, ekonomi maupun sosial. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat kawasan Hutan Regaloh yang umumnya berada pada usia produktif masih tergolong miskin. Pendidikan penduduk dominan masih berada pada tingkatan tamat SD serta pendapatan per kapita penduduk masih rendah, sehingga keberadaan Hutan Regaloh melalui usaha pemanfaatan sumberdaya hutan bersama masyarakat belum sepenuhnya membantu mengatasi permasalahan sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan Hutan Regaloh. Kondisi demikian penyebabnya antara lain: - Penggunaan input produksi pupuk, bibit unggul, pestisida masih rendah serta belum ada penanganan pasca panen berupa pengolahan hasil pertanian bagi masyarakat petani pesanggem. - Keterbatasan keterampilan penduduk dan terutama keberadaan wanawisata camping ground belum dapat menumbuhkan aneka ragam aktivitas ekonomi penduduk di kawasan Hutan Regaloh bagi masyarakat non pesanggem terkait dengan aktivitas di kawasan Hutan Regaloh. 2. Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan sumberdaya hutan, menunjukkan bahwa diversifikasi usaha pemanfaatan sumberdaya hutan non tegakan non kayu meliputi usaha tanaman tumpangsari dan camping ground yang ada di Hutan Regaloh mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan, baik dari sektor industri, sektor pertanian sub sektor kehutanan maupun sektor pariwisata. Pada sektor pertanian sub sektor kehutanan, menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan non tegakan hutan non kayu atau non timber hampir seimbang dengan kontribusi pendapatan dari tegakan hutan terhadap pendapatan kawasan Hutan Regaloh. Pada sektor pariwisata, prospek yang cukup baik dapat dilihat dari peningkatan jumlah pengunjung serta peningkatan pendapatan dari pemanfaatan wanawisata camping ground. 3. Faktor penunjang pemanfaatan sumberdaya hutan cukup memadai guna mendukung usaha pengembangan kawasan Hutan Regaloh terutama dari segi infrastruktur, aksesibilitas serta pembinaan kepada petani pesanggem. Dari segi sarana produksi, masalah utamanya adalah petani masih sering kesulitan mendapatkan modal untuk pengadaan input produksi. Dari segi pemasaran produk, mayoritas petani pesanggem memasarkan hasil panen masih di tingkat lokal Kecamatan Tlogowungu, mengingat kuantitas produksinya masih rendah. Pemasaran produk wanawisata camping ground juga tergolong kurang karena pengguna jasa pengunjung masih sebatas Kabupaten Pati dan sekitarnya. Hasil analisis mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat pesanggem dan masyarakat non pesanggem, analisis hasil pemanfaatan sumberdaya hutan dan analisis faktor penunjang selanjutnya dapat dirumuskan strategi pemanfaatan sumberdaya hutan dalam upaya pengembangan kawasan Hutan Regaloh. Inti dari strategi yang merupakan hasil penggunaan matriks TOWS dan matriks I–E Internal-Eksternal yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas diversifikasi pemanfaatan sumberdaya hutan, mengembangkan produk baru, memperbaiki harga produk dari diversifikasi pemanfaatan sumberdaya hutan, perbaikan sistem pengelolaan Hutan Regaloh oleh Perhutani, peningkatan pemberdayaan masyarakat desa hutan serta ketegasan hukum atas segala tindak kriminalitas terhadap Hutan Regaloh.

5.2. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat disampaikan dari hasil penelitian antara lain: 1. Masyarakat desa hutan pesanggem dan non pesanggem perlu mendapat perhatian dengan cara diberi kemudahan memperoleh modal usaha untuk menambah input produksi penggunaan pupuk, bibit unggul dan pestisida sehingga masyarakat desa hutan dapat meningkatkan aktivitas di kawasan Hutan Regaloh bagi peningkatan kesejahteraan dengan penuh rasa tanggung jawab serta tidak mengganggu kelestarian hutan, dengan pertimbangan hutan merupakan hajat hidup orang banyak yang perlu diusahakan agar dapat memberikan nilai positif bagi kepentingan publik terutama bagi kesejahteraan masyarakat. 2. Diversifikasi hasil hutan di kawasan Hutan Regaloh lebih ditingkatkan dengan cara memperluas lahan untuk usaha tanaman tumpangsari serta menambah jumlah pesanggem. Wanawisata Regaloh perlu ditambah dengan berbagai atraksi yang menarik dan mendidik, sehingga dapat menjadi tempat rekreasi yang mampu menampung berbagai kalangan. Perbaikan kualitas