Strategi Pengembangan Kawasan Hutan Regaloh

105 BAB II PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN

2.1. Pemanfaatan Sumberdaya Hutan dan Pelibatan Masyarakat Desa Hutan

Menurut Undang- Undang tentang Kehutanan Nomor 41 Tahun 1999 pasal 6 ayat 1, pada dasarnya hutan mempunyai 3 tiga fungsi yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Hutan yang mempunyai fungsi konservasi adalah hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru. Seluruh kawasan hutan dapat dimanfaatkan kecuali hutan cagar alam, zona inti dan zona rimba pada taman nasional sebagaimana yang tertulis dalam pasal 24 UU No. 411999. Pemanfaatan hutan atau sumberdaya hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya Pasal 15 Peraturan Pemerintah No.342002. Pemanfaatan hutan pada hutan lindung menurut pasal 18, 19, 20, 21, 22 serta 23 Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2002 dapat berupa yaitu; Pertama, pemanfaatan kawasan usaha budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, budidaya lebah, budidaya jamur, penangkaran satwa liar dan budidaya sarang burung walet; Kedua, pemanfaatan jasa lingkungan usaha wisata alam, olah raga tantangan, pemanfaatan air dan usaha penyelamatan hutan dan lingkungan; Ketiga, pemungutan hasil hutan non kayu mengambil rotan, madu, buah dan aneka hasil, perburuan satwa liar yang tidak dilindungi. 106 Hutan produksi yang didefinisikan sebagai kawasan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan, industri dan ekspor, jenis pemanfaatannya dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan non kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan non kayu. Sumberdaya alam dan lingkungan di sini konteksnya adalah sumberdaya hutan itu sendiri. Apabila dimodifikasikan dari definisi Zen 1999 dalam Alkadri 2001:10, maka sumberdaya hutan forest resources adalah semua aspek yang terkandung di dalam hutan yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Perhutani 2002:1 mendefinisikan sumberdaya hutan sebagai benda hayati, non hayati dan jasa yang terdapat di dalam hutan yang telah diketahui nilai pasar, kegunaan dan teknologi pemanfaatannya. Konsep tersebut selalu berkaitan dengan kebutuhan manusia dan kemampuan untuk memanfaatkannya, sebagaimana yang terkandung dalam Undang-undang No.41 tahun 1999 tentang kehutanan pasal 68 ayat 2.a. bahwa masyarakat dapat memanfaatkan hutan dan hasil hutan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Selain itu, pada pasal 70 ayat 2 Undang-undang No.411999 disebutkan bahwa pemerintah wajib mendorong peran serta masyarakat melalui berbagai kegiatan di bidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna. Konsep pemanfaatan sumberdaya hutan menurut Perhutani 2002:1 adalah penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam pemanfaatan sumberdaya hutan berdasarkan suatu rencana yang matang dan lengkap, dimanfaatkan secara 107 arif dan bijaksana, perkembangan pemanfaatannya selalu dipantau dan dievaluasi, agar lebih diperoleh manfaat yang lestari dan optimal baik manfaat lingkungan, manfaat ekonomi maupun manfaat sosial. Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2002 mengatur tentang pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut, yaitu pasal 25, 26, 27, 28, 29, 30 dan 32. Intinya bahwa bentuk pemanfaatan kawasan hutan dapat berupa usaha budidaya tanaman obat, tanaman hias, tanaman pangan di bawah tegakan, budidaya jamur, perlebahan, penangkaran satwa serta sarang burung walet. Pemanfaatan jasa lingkungan meliputi usaha wisata alam, olah raga tantangan, pemanfaatan air, serta penyelamatan hutan dan lingkungan. Hal tersebut diperkuat oleh pasal 28 ayat 1 UURI No.411999 bahwa masyarakat berhak menikmati kualitas lingkungan hidup yang dihasilkan hutan. Pemanfaatan hasil hutan mencakup usaha pemanfaatan hutan alam kayu, pemanfaatan hutan alam bukan kayu, pemanfaatan hutan kayu dan atau bukan kayu pada hutan tanaman. Dalam pemanfaatan hutan untuk aktivitas pertanian ini dikenal istilah agroforestry. Maydell 1978 dalam Alrasjid 1980 mendefinisikan agroforestry sebagai suatu sistem penggunaan lahan dimana pada lahan yang sama ditanam secara bersama- sama antara tegakan hutan dan tanaman pertanian. Weichang dan Pikun 2000:46 menyatakan bahwa agroforestry merupakan teknik pendorong utama dalam pelaksanaan perhutanan sosial, yang berkonotasi luas. Agroforestry telah berhasil dilaksanakan pada berbagai negara selama hampir satu abad. Pengalaman yang diperoleh dalam pelaksanaan agroforestry diuji dan diamati secara serius, diperbaharui dan digunakan sejalan