Tanaman Tumpangsari Non Pangan
157
Sumber : Dokumentasi penulis, 2005.
GAMBAR 4.8. USAHA PERLEBAHAN DI KAWASAN HUTAN REGALOH
Tanaman kapuk randu Ceiba pentandra GAERTN merupakan Bee Forage makanan lebah dan merupakan media untuk penggembalaan lebah
migratory. Bee Forage lainnya adalah tanaman karet. Tetapi untuk mendapatkan tanaman karet, lebah Apis mellifera dibawa terlebih dahulu
ke daerah Jepara. Selain itu, di daerah Jepara juga tersedia tanaman kapuk randu Ceiba pentandra GAERTN. Terdapat 2 dua jenis madu yang
diproduksi oleh UP3 Regaloh, yaitu madu kapuk randu dan madu karet. Pada tahun 2005 besarnya produksi madu kapuk randu adalah 1682
kilogram, sedangkan produksi madu karet sebanyak 2360 kilogram dengan harga per kilogram rata- rata Rp 20.000,00. Selama ini pemasaran hasil
madu melalui koperasi Perhutani se wilayah Unit I Jawa Tengah. Sampai saat ini UP3 Regaloh mengusahakan 400 stup lebah serta menjajagi
‘sharing’ hasil madu dengan masyarakat desa hutan dalam hal pengelolaan lebah Apis mellifera.
Lahan tepi hutan oleh Perhutani dimanfaatkan pula untuk kebun murbei. Luas kebun murbei produktif sampai dengan bulan Nopember 2005
adalah 338,1 hektar, dengan produksi daun murbei sebesar 1.601,5 ton. Besarnya produktivitas tanaman murbei mencapai rata- rata 6,5 ton per
hektar per tahun. Bibit tanaman murbei berasal dari Perhutani, tetapi dalam pengelolaan tanaman diserahkan kepada pesanggem. Pesanggem
sebagai pengelola memanfaatkan lahan sela antar tanaman murbei untuk menanam kacang tanah Arachis hypogaea L., terutama apabila tinggi
tanaman murbei sudah mencapai kurang lebih 75 cm. Produksi daun murbei yang cukup tinggi tersebut mampu memacu produksi benang sutera yang
dikelola oleh Pengusahaan Sutera Alam PSA Regaloh rata- rata sebesar 2.214 kg per tahun. Sumber: Kantor PSA Regaloh, 2006.
Pabrik pemintalan benang sutera ditangani oleh 57 karyawan yang diambil dari masyarakat sekitar Hutan Regaloh. Selama ini pemasaran
a. salah satu toko penjual madu di Desa Regaloh b. stup madu wadah untuk beternak lebah.
158
benang sutera antara lain ke Jepara, Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Medan, Padang, Sulawesi dan Bali. Permintaan paling tinggi terutama di Jepara
sebagai salah satu bahan baku utama tenun khas Jepara gambar 4.9..
a. Kebun murbei di lahan reboisasi. b.Tumpangsari antara murbei dengan kacang
tanah pesanggem sehabis menggarap lahan.
c. Kantor Pengusahaan Sutera Alam d. Pabrik pemintalan benang sutera
159
Sumber : Dokumentasi penulis, 2005.
GAMBAR 4.9. PENGUSAHAAN SUTERA ALAM
Lahan andil di Hutan Regaloh wilayah RPH Pakel digunakan pula untuk budidaya tanaman Porang Amorphophallus oncophillus atau
dalam istilah Jawa disebut iles-iles. Bibit porang Amorphophallus oncophillus berasal dari Saradan Kabupaten Madiun. Awal mula
munculnya ide penanaman Porang Amorphophallus oncophillus ini adalah setelah salah satu LMDH Desa Guwo LMDH Aman Sentosa melakukan
studi banding ke Saradan Madiun pada tahun 2005. Di Saradan, budidaya Porang Amorphophallus oncophillus yang memang merupakan jenis
tanaman di bawah tegakan hutan tergolong berhasil serta mendatangkan keuntungan yang besar dari segi ekonomi. Kemudian muncul ide untuk
mencoba budidaya Porang Amorphophallus oncophillus di Hutan Regaloh. Bupati Pati memberikan hibah bibit Porang Amorphophallus oncophillus
seberat kurang lebih 6 kwintal umbi, yang ditanam pada lahan seluas 2 hektar dengan lokasi kurang lebih 200 meter masuk ke dalam hutan.
Penanaman Porang Amorphophallus oncophillus di pangkuan hutan milik LMDH Aman Sentosa Desa Guwo Kecamatan Tlogowungu ini masih
berupa denplot yaitu percobaan penanaman varietas baru yang sebelum disebarkan ke masyarakat diujicoba terlebih dahulu pada lahan tertentu
untuk mengetahui kesesuaian lahan bagi varietas tersebut serta untuk mengetahui kuantitas dan kualitas hasilnya. Tanaman Porang
Amorphophallus oncophillus dapat dibudidayakan dengan 2 cara, yaitu melalui umbi atau dapat pula melalui bubil biji yang ada di pangkal daun.
Apabila Porang Amorphophallus oncophillus dibudidayakan dengan umbi bisa dipanen setelah 1 tahun penanaman, sedangkan bila dibudidayakan
dengan bubil baru dapat dipanen setelah 3 tahun setelah masa tanam. Penanamannya hanya membutuhkan 50–60 penyinaran matahari serta
pH tanah 6–7.
Harga bibit dalam bentuk bubil adalah Rp.6.000,00 per kilogram, sedangkan bibit dari umbi Rp.12.000,00 per kilogram. Manfaat Porang
Amorphophallus oncophillus yang merupakan famili Araceae tumbuhan semak antara lain sebagai bahan pembuat Konyaku sejenis tahu, snirataki
sejenis mie yang keduanya adalah makanan khas Jepang. Selain itu juga digunakan untuk pengganti agar-agar dan gelatin, perekat kertas, bahan cat,
pengkilap kain katun atau wol, bahan baku negative film, isolasi, pita seluloid serta dalam industri farmasi digunakan untuk menyembuhkan luka
Kompas, 19 Januari 2004. Penanaman Porang Amorphophallus oncophillus oleh LMDH Aman Sentosa sampai saat ini baru berjalan sekitar
4 bulan, sehingga pada panenan pertama nantinya akan digunakan sebagai bibit supaya penanaman Porang Amorphophallus oncophillus dapat
diperluas. Bahkan sedapat mungkin dikembangbiakkan pula ke lahan
160
pangkuan desa hutan lainnya. Orientasi ke depan, seluruh petani pesanggem di Hutan Regaloh dihimbau untuk menanam tanaman Porang
Amorphophallus oncophillus pada lahan andil masing- masing, karena merupakan komoditi eksport yang cukup menjanjikan bagi peningkatan
pendapatan petani pesanggem terutama yang mengelola lahan bawah tegakan pokok hutan. Daerah pemasaran Porang Amorphophallus
oncophillus antara lain ke Semarang dan Surabaya.
Total pendapatan bersih yang diperoleh pada Tabel IV.9. dan Tabel IV.11. dapat untuk mengetahui pendapatan per kapita penduduk dari
tanaman tumpangsari terutama di kalangan petani pesanggem. Perhitungannya dengan cara membagi total pendapatan bersih dengan
jumlah anggota keluarga petani pesanggem. Apabila mendasarkan pada prosentase jumlah tanggungan kepala keluarga sebagaimana tabel IV.6.,
maka jumlah anggota keluarga petani pesanggem di kawasan Hutan Regaloh adalah sebagai berikut:
TABEL IV.12. PERHITUNGAN JUMLAH TANGGUNGAN
KEPALA KELUARGA SELURUH PETANI PESANGGEM DI KAWASAN HUTAN REGALOH TAHUN 2006
P e s a n g g e m Jumlah
SeluruhTanggungan KK Tanggungan
KK orang
1 X
3 1 2
3 4
1 20,00
399 399
2 43,75
873 1.746
3 36,25
723 2.169
4
Jumlah 100
1995 4.314
Sumber: Data Primer, 2006.
Total anggota keluarga pesanggem di kawasan Hutan Regaloh adalah jumlah seluruh tanggungan kepala keluarga ditambah jumlah pesanggem di
kawasan Hutan Regaloh, yaitu sebanyak 6.309 orang Tabel IV.12.. Jadi, pendapatan per kapita penduduk dari tanaman tumpangsari adalah:
161
Rp 3. 989.496.020,00 = Rp 632.350,00jiwatahun 6.309 jiwa
= Rp 52.696,00jiwabulan
Apabila dibandingkan antara pendapatan per kapita pesanggem dan non pesanggem dengan kategori yang sama yaitu hasil dari aktivitas di kawasan
Hutan Regaloh, maka pendapatan yang diperoleh pesanggem Rp 52.696,00 per jiwa per bulan lebih kecil daripada pendapatan non pesanggem dari
hasil aktivitasnya di kawasan Hutan Regaloh Rp 81.845,00 per jiwa per bulan.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa pendapatan per kapita penduduk sekitar Hutan Regaloh terutama kalangan anggota keluarga
petani pesanggem masih sangat rendah, yaitu Rp.632.350,00 per jiwa per tahun. Bila dihitung per bulan, maka pendapatan per kapita petani
pesanggem sebesar Rp.52.696,00 per jiwa. Pendapatan per kapita tersebut tentu belum dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum karena masih di
bawah kelayakan hidup minimal. Hal ini mengandung arti bahwa produksi tanaman tumpangsari masih perlu untuk ditingkatkan dengan penggunaan
input produksi yang memadai serta mengintensifkan pembinaan petani pesanggem, sehingga hasil tanaman tumpangsari pangan dapat membawa
perbaikan kondisi ekonomi pesanggem yang merupakan salah satu usaha pengembangan di kawasan Hutan Regaloh tanpa mengabaikan kelestarian
hutan, karena menurut Weichang dan Pikun 2000:24 kehutanan saat ini menghadapi tantangan berupa konflik antara kestabilan ekosistem,
pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial agar terpadu dan berkelanjutan, serta menghadapi masalah antara eksploitasi sumberdaya
alam demi kepentingan ekonomi dan konservasi alam.