Evaluasi pengaruh variabel sistem imbalan terhadap semangat kerja.

Untuk dapat mengatasi masalah yang timbul program yang sebaiknya diterapkan oleh PT Bank XXXX Medan adalah di lingkungan suatu perusahaan, setiap dan semua karyawan harus memperoleh kompensasi yang adilwajar dan mencukupi. Untuk itu diperlukan kemampuan menyusun dan menyelenggarakan sistem dan struktur pemberian kompensasi langsung dan tidak langsung pemberian upah dasar dan berbagai keuntunganmanfaat yang kompetitif dan dapat mensejahterakan karyawan sesuai dengan posisijabatannya di perusahaan dan status sosial ekonominya di masyarakat. Adapun faktor sistem imbalan tetap penting dikelola dengan baik dan kompetitif dengan perusahaan sejenis lainnya agar semangat kerja terpelihara baik, hal ini bertujuan agar faktor sistem imbalan tidak terlalu dominan mempengaruhi semangat kerja di PT Bank XXXX Medan.

6.2.4. Evaluasi pengaruh variabel Lingkungan Kerja terhadap semangat kerja.

Variabel lingkungan kerja kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja di PT Bank XXXX Medan. Meskipun lingkungan kerja sudah baik perlu diingat bahwa pengelolaan lingkungan kerja yang memenuhi standar keselamatan kerja baku sesuai jenis pekerjaan, sarana peralatan, kondisi serta lokasi kerja tetap masih harus disempurnakan lagi untuk menciptakan suasana kerja yang lebih aman dan nyaman.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa terhadap hasil penelitian dan pengujian hipotesa, maka pada bab ini akan diuraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut serta saran-saran yang dianggap perlu untuk dikemukakan pada akhir penelitian ini.

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan: 1. Melalui hasil pengolahan data diperoleh pengaruh partisipasi terhadap semangat kerja karyawan di PT Bank XXXX Medan dalam bentuk persamaan regresi linier berganda, yaitu: Y = 50,728 -1,155X 2,1 + 2,846X 2,2 -0,558X 2,3 -2,601X 2,4 -0,403X 2,5 Persamaan ini menunjukkan bahwa variabel kemampuan meningkatkan koordinasi mempunyai hubungan positif sebesar + 2,846 terhadap semangat kerja. Sedangkan variabel kemampuan meningkatkan komunikasi internal dan kelompok, kemampuan meningkatkan komunikasi dan kemampuan melibatkan diri dalam proses pembuatan berbagai keputusan organisasional secara proporsional mempunyai hubungan negatif terhadap semangat kerja. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R 2 adalah 3,926. Hal ini berarti bahwa 39,26 variasi dari nilai semangat kerja karyawan dapat dijelaskan