1
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Negara kita memiliki kekayaan sumber hayati yang besar, diantaranya adalah tanaman rempah dan obat. Namun sampai sekarang pemanfaatan hasil tanaman tersebut masih belum
optimal. Seiring dengan berkembangnya makanan dan minuman modern yang sudah merambah ke seluruh pelosok negeri, orang cenderung melupakan makanan minuman tradisional yang semakin
lama semakin langka dan seolah-olah tenggelam di tengah-tengah kemajuan peradaban manusia Hirasa et al. 2008. Padahal makanan minuman tersebut dilihat dari beberapa sisi memiliki
keunggulan antara lain relatif murah, aman dan juga memiliki efek positif bagi kesehatan. Pengembangan produk minuman fungsional dari rempah-rempah merupakan upaya penting untuk
mengurangi kecenderungan masyarakat mengkonsumsi soft drink Widjayakusuma et al. 1996, sekaligus memanfaatkan khasiat dari ekstrak rempah untuk menjaga dan memelihara kesehatan
Widowati 2004. Minuman fungsional instan dapat berasal dari pengolahan rempah-rempah, seperti temulawak, kunyit, jahe, dan lain-lain Rismunandar 2008.
Institut Pertanian Bogor IPB yang bekerja sama dengan SEAFAST Center melakukan pembinaan mengenai cara mendapatkan nomor PIRT Produk Industri Rumah Tangga untuk
industri rumah tangga di Desa Benteng, Ciampea Bogor. Berbagai macam produk telah diproduksi oleh para pengusaha di Desa Benteng, salah satunya adalah minuman temulawak instan.
Temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb. merupakan tanaman asli Indonesia, termasuk salah satu jenis temu-temuan marga Zingiberaceae yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional Sidik et al. 2005. Penggunaan rimpang temulawak yang utama sebagai bahan baku obat tradisional, hal ini karena komponen-komponen temulawak sangat berkhasiat, diantaranya
komponen kurkumin dan komponen p-tolilmetilkarbinol yang digunakan untuk gangguan hati, seperti penyakit kuning, batu empedu, dan untuk meningkatkan produksi dan sekresi empedu
Fardiaz 1997. Khasiat lain dari komponen kurkumin dan minyak atsirinya adalah dapat meningkatkan ekskresi kolesterol, anti inflamasi, meningkatkan kesuburan wanita, obat demam,
sebagai astrigensia, dan mempunyai daya anti septik UNIDO dan FAO 2005. Salah satu diversifikasi hasil olahan temulawak adalah temulawak instan yang memperhatikan
kandungan kurkuminoid dan minyak atsirinya Herlina et al. 2002. Keuntungan menyajikan temulawak dalam bentukan instan, yaitu flavor terlindungi dalam periode penyimpanan yang
panjang, bebas aliran, tidak kamba sehingga mudah penanganan dan pencampurannya, bebas dari enzim, tanin, bakteri dan kotoran Wakidi 2003, mudah untuk digabungkan dalam pencampuran
kering, dan tidak higroskopik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung pemasyarakatan dan pengembangan produk minuman instan dengan bahan baku dari hasil tanaman rempah dan
obat Hamiudin 2007. Produk temulawak instan yang diproduksi oleh salah satu pengusaha industri rumah tangga di
Desa Benteng, Ciampe, Bogor belum memiliki nomor P-IRT dan dalam pembuatannya pun belum ada formula standard yang konsisten dan tetap diterima konsumen. Oleh karena itu, penelitian ini
difokuskan dalam pembuatan standard temulawak instan dari formulasi yang telah ada dan usaha dalam mendapatkan nomor P-IRT agar dapat menjangkau pasaran yang lebih luas.
2
1.2. TUJUAN PENELITIAN