TEMULAWAK KOMPOSISI DAN MANFAAT TEMULAWAK

6 diproduksinya. Bangunan dan fasilitas IRT harus dapat menjamin agar pangan selama dalam proses produksi tidak tercemar oleh bahaya fisik, biologis, dan kimia serta mudah dibersihkan. Tata letak kelengkapan ruang produksi diatur agar tidak terjadi kontaminasi silang. Peralatan produksi yang kontak langsung dengan pangan agar diletakkan sedemikian untuk menjamin mutu dan keamanan pangan yang dihasilkan. Air yang digunakan selama proses produksi harus cukup dan memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum. Fasilitas dan kegiatan sanitasi diperlukan untuk menjamin agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah terjadinya kontaminasi silang dari karyawan. Hama, seperti tikus, serangga, dan lain- lain merupakan pembawa cemaran biologis yang dapat menurunkan mutu dan keamanan pangan. Kegiatan pengendalian hama dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya hama ke ruang produksi yang akan mencemari pangan. Kesehatan dan higiene karyawan yang baik dapat menjamin bahwa pekerja yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan pangan tidak menjadi sumber pencemaran. Label pangan harus jelas dan informatif untuk memudahkan konsumen memilih, menyimpan, mengolah, dan mengonsumsi pangan. Kode produksi pangan diperlukan untuk penarikan produk. Ironisnya, seiring dengan penetapan pedoman CPPB-IRT tersebut, pada kenyataannya IRTP yang kian menjamur justru kurang menerapkan CPPB, baik dari segi proses maupun produksinya. Hal ini ditandai dengan belum adanya sertifikat P-IRT yang seharusnya dimiliki oleh setiap IRTP tersebut BPOM 2003. Para pengusaha IRTP memiliki pengetahuan yang terbatas terkait CPPB itu sendiri sehingga mengambil jalan pintas berupa kecurangan yang seringkali ditemui di dunia bisnis, misalnya perdagangan produk pangan tanpa nomor P-IRT yang seharusnya tertera pada label produk.Hal tersebut sangat merugikan berbagai pihak, terutama konsumen karena pangan yang tidak aman dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, usaha IRTP untuk menerapkan pedoman CPPB salah satunya dengan sertifikasi P-IRT BPOM 2003.

3.4. TEMULAWAK

Temulawak Curcuma xanthoiriza Roxb. merupakan tanaman asli Indonesia yang termasuk salah satu jenis temu-temuan dari divisi Spermathophyta, anak divisi Angiberales, bangsa Zingiberales, suku Zingiberaceae, marga Curcuma dan jenis Curcuma xanthoiriza Roxb. Anonim 2005. Sebagai tanaman monokotil, temulawak tidak memiliki akar tunggang. Akarnya berupa rimpang yang dibedakan atas rimpang utama induk dan rimpang cabang. Rimpang induk berbentuk jorong atau gelondong, sedang rimpang cabang berupa akar yang menggembung pada bagian ujungnya membentuk umbi Syukur 2002. Produk yang diambil dari temulawak ini adalah rimpang induk yang tumbuh dan terbentuk dekat permukaan tanah dengan kedalaman 5-8 cm, biasanya dipanen setelah tanaman berumur 8-12 bulan Arifin dan Kardijono 2005. Rimpang temulawak dapat dilihat pada Gambar 1. 7 Gambar 1. Rimpang Temulawak Anonim 2012

3.5. KOMPOSISI DAN MANFAAT TEMULAWAK

Temulawak adalah tanaman berumbi kuning dengan kandungan kimia terdiri dari kurkumin, minyak atsiri kamfer, sikloisoprenmirsen, karbinol, dan xanthorizal yang berkhasiat sebagai astrigensia, yaitu dapat membuat muara folikel rambut atau pori-pori kulit mengalami edema sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi sekresi kelenjar sebasea Irawati 2008. Daya antiseptik ringan yang terdapat dalam temulawak dapat membantu membersihkan kulit terhadap kuman dan radang jerawat Afifah 2003. Temulawak juga dapat bermanfaat sebagai penambah nafsu makan Septia 2009. Rimpang temulawak segar mengandung air sekitar 75 . Selain air, rimpang temulawak mengandung minyak atsiri, lemak, zat warna, protein, resin, selulosa, pentosan, pati, mineral, zat- zat penyebab rasa pahit, dan sebagainya Sinambela 2005. Komposisi kimia rimpang temulawak dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia rimpang temulawak Chen et al. 2006 Kandungan minyak atsiri dalam temulawak merupakan yang paling tinggi diantara jenis Curcuma Herman 2005. Kandungan minyak atsiri pada temulawak sekitar 8 dan warna kuning merupakan warna dari kurkumin Redgrove 2003.

3.6. MINUMAN TRADISIONAL