15
ayakan dengan ukuran mesh yang sama. Setelah itu, temulawak instan dikemas dan siap dipasarkan.
4.2.2.2. Pengamatan Formula Minuman Temulawak Instan
Pengamatan formula dilakukan pada ketiga formula. Pengamatn ini bertujuan untuk memperoleh formula yang terbaik. Pengamatan formula, antara lain :
a. Uji organoleptik rating hedonik Meilgaard et al. 1999
b. Rendemen Andarwulan et al. 2011
c. Waktu rehidrasi Khopkar 2008
d. Analisis warna metode chromameter AOAC 1995
e. Uji bagian tak larut air AOAC 1995
4.2.2.3. Penentuan Formula Terbaik
Berdasarkan tahap pengamatan, maka akan dipilih satu formula dari ketiga formula, yaitu formula I, II, dan III untuk menjadi formula standard yang akan melalui tahapan lanjut, yaitu
analisis kimia dan aplikasi formula pada IRTP minuman temulawak instan.
4.2.2.4. Penentuan Standard Operating Procedure SOP
Pembuatan Standard Operating Procedure SOP ini bertujuan agar IRTP dapat menghasilkan produk yang berkualitas, aman bagi kesehatan konsumen, layak dikonsumsi, serta
ukuran produk seragam dan konsisten.
4.2.3. Karakteristik Kimia Produk Minuman Temulawak Instan
Tahap ini dilakukan untuk menguji formula yang terpilih pada tahap proses formulasi. Pengamatan yang dilakukan, meliputi analisis kimia proksimat. Analisis proksimat terdiri dari
analisis kadar air metode oven AOAC 1995, kadar abu metode oven AOAC 1995, kadar lemak metode ekstraksi soxhlet AOAC 1995, kadar protein metode Kjeldahl AOAC 1995, dan kadar
karbohidrat menggunakan metode by difference.
4.2.4. Sertifikasi Produk Minuman Temulawak Instan dalam Skala Rumah
Tangga Pangan
Sertifikasi produk minuman temulawak instan perlu dilakukan guna memperoleh sertifikat produk pangan. Tahap sertifikasi ditunjukkan pada Gambar. Secara rinci, berikut uraian tahapan
sertifikasi, meliputi :
4.2.4.1. Pengajuan Permohonan Sertifikat Produk Pangan Industri Rumah
Tangga SPP-IRT
Pengajuan SPP-IRT diberikan kepada Pemerintah Daerah KabupatenKota Bogor, yaitu Dinas Kesehatan. Tahap penyelenggaraan SPP-IRT, terdiri dari pengisian formulir pendaftaran,
fotokopi KTP, surat keterangan domisili usaha, contoh label ptoduk, pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar, mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan PKP yang bersifat wajib bagi
pemohon, dan peninjauan serta pemeriksaan sarana produksi.
16
4.2.4.2. Penyuluhan Keamanan Pangan PKP
Penyuluh adalah petugas Dinas Kesehatan yang memiliki sertifikat penyuluh pangan yang diberikan oleh BPOM RI. Peserta penyuluhan adalah pemohon SPP-IRT yang tidak lain adalah
pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Materi penyuluhan didominasi oleh pengetahuan mengenai berbagai jenis bahaya baik
biologis, kimia, maupun fisik dan cara mencegah serta memusnahkannya. Selain itu, diberikan pula materi mengenai sanitasi sarana produksi di IRTP, Cara Produksi Pangan yang Baik Industri
Rumah Tangga CPPB-IRT, dan peraturan tertulis tentang keamanan pangan. Penyuluhan dilakukan sekurang-kurangnya 2 hari selama 5 jamhari.
4.2.4.3. Pendampingan CPPB-IRT pada IRT Minuman Temulawak Instan
Penerapan CPPB-IRT dilakukan guna menghasilkan pangan yang bermutu baik dari segi produk maupun proses produksi, aman bagi kesehatan, dan layak untuk dikonsumsi.
Pendampingan CPPB-IRT ditujukan pada pengusaha IRT minuman temulawak instan agar dapat memenuhi persyaratan produksi yang baik, diantaranya persyaratan lokasi, bangunan, fasilitas
produksi, pengendalian hama, sanitasi karyawan, pengendalian proses, dan pengawasan.
4.2.4.4. Pemeriksaan Sarana Produksi
Pemeriksaan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh BPOM RI. Hasil pemeriksaan, yaitu perolehan sertifkat produksi pangan beserta nomor P-IRT yang menunjukkan bahwa
pemeriksaan sarana produksi dinyatakan lulus dengan syarat minimal hasil berita acara pemeriksaan bernilai cukup dan telah melakukan perbaikan atas saran Dinas Kesehatan
Kabupatenkota Bogor.Alur penyelenggaraan dan penyerahan sertifikat pada Sertifikasi P-IRT dapat dilihat di Lampiran 4.
4.2.5. Analisis Kelayakan Usaha Nurmalina et al. 2009