20
dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar abu dapat dinyatakan sebagai persen kadar air dry dan wet basis.
Kadar lemak = Keterangan :
a = bobot sampel g b = bobot labu lemak+ lemak hasil ekstraksi g
c = bobot labu lemak kosong g
4.3.9. Analisis Kadar Protein Metode Kjeldahl
Sampel sebanyak 100 – 250 mg dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl, kemudian tambahkan 1.0 ± 0.1 gram K
2
SO
4
, 40 ± 10 mg HgO dan 2 ± 0.1 ml H
2
SO
4
. Ditambahkan pula 2 – 3 butir batu didih. Sampel dididihkan selama 1 – 1.5 jam dengan kenaikan suhu secara bertahap sampai cairan
menjadi jernih, lalu didinginkan. Sejumlah kecil air destilata ditambahkan melaui dinding labu secar perlahan dan digoyang pelan agar kristal yang terbentuk dapat larut kembali. Isi labu
dipindahkan ke dalam labu destilasi dan labu dibilas sebanyak 5 - 6 kali dengan 1 – 32 ml air destilata kemudian air cucian labu tersebut dipindahkan ke dalam labu destilasi dan ditambahkan
ke dalamnya 8 – 10 ml larutan 60 NaOH – 5 Na
2
CO
3
. Selanjutnya erlenmeyer 250 ml yang berisi 5 ml larutan H
3
BO
3
dan 2 – 4 tetes indikator metilen red-metilen blue diletakkan di bawah kondensor dengan ujung kondensor harus terndam dengan larutan H
3
BO
3
untuk menampung hasil destilasi sekitar 15 ml. Hasil destilasi kemudian dititrasi oleh HCL 0.02 N terstandar sampai terjadi
perubahan warna menajdi abu-abu. Prosedur yang sama pun dilakuka terhadap blanko tanpa sampel.Penetapan kadar protein berdasar pada perhitungan :
Kadar protein bb =
.
atau Kadar protein bk =
Keterangan : a = ml titrasi HCl pada sampel
b = ml titrasi HCl pada blanko
4.3.10. Analisis Kadar Karbohidrat By Different
Penentuan kadar karbohidrat dilakukan secara by different, yaitu berat total produk dikurangi kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak.
Kadar karbohidrat = 100 - K.A + A + P + L Keterangan :
K.A = kadar air A = kadar abu
P = kadar protein L= kadar lemak
21
4.3.11. Analisis Total Gula Metode Luff-Schoorl
Tahap persiapan contoh
Sebanyak 5 ml contoh dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambahkan 95 ml air destilata dan 1 g CaCO
3
. Contoh dididihkan selama 30 menit, didinginkan, dan ditambahkan larutan Pb- asetat jenuh hingga larutan menjadi jernih. Selanjutnya, larutan disaring. Tambahkan 1.5 g Na-
oksalat kering ke dalam filtrat untuk mengendapkan Pb. Selanjutnya contoh kembali disaring. Sebanyak 1 ml filtrat dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditepatkan hingga tanda tera
dengan air destilata. Sebanyak 25 ml larutan pada pengenceran yang sama dengan larutan sebelum inversi
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Sebanyak 3 tetes indikator methylen red-methylen blue dan larutan HCl 4 N ditambahkan hingga larutan berwarna merah. Kemudian tambahkan larutan
HCl 0,1 N sebanyak 15 ml. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam waterbath lalu diinversi pada suhu 60-70
O
C selama 30 menit. Kemudian, larutan didinginkan dan dinetralkan dengan 15 ml NaOH 0,1 N hingga netral. Jika belum netral, larutan NaOH 1 N ditambahkan hingga warna larutan tepat
berubah menjadi orange lalu ditambahkan dengan aquades hingga tanda tera. Larutan tersebut kemudian dipipet sebanyak 25 ml lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan
dengan larutan Luff-Schoorl sebanyak 25 ml. Pendingin balik dihubungkan dengan erlenmeyer kemudian tunggu hingga mendidih. Setelah itu, didiamkan selama 10 menit. Selanjutnya,
ditambahkan 25 ml H
2
SO
4
6 N, CO
2
dihilangkan, lalu ditambahkan dengan larutan KI 20 sebanyak 15 ml sampai warna cokelat. Larutan kemudian dititrasi menggunakan Na
2
S
2
O
3
0,1 N dengan indikator pati 1 sampai warna biru tepat hilang.
Blanko
Larutan Luff-Schoorl 25 ml dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Lalu, ditambahkan 15 ml aquades kemudian dihubungkan dengan pendingin balik, dipanaskan sampai
mendidih, dan ditunggu selama 10 menit. Setelah didinginan, sebanyak 25 ml larutan H
2
SO
4
6 N ditambahkan dan CO
2
dihilangkan, lalu ditambah dengan larutan KI 20 sebanyak 15 ml. Larutan dititrasi menggunakan titran Na-thiosulfat 0,1 N dengan indikator pati 1 sampai warna biru tepat
hilang.Perhitungan kadar total gula adalah sebagai berikut: Mula-mula dihitung selisih V Na
2
S
2
O
3
0,1 N antara blanko dan sampel. V Na
2
S
2
O
3
: b-a Setelah itu, selisih tersebut dicocokkan dengan angka kesetaraan gula pada Tabel Gula Luff-
Schoorl. Tabel Kesetaraan Gula Luff-Schoorl dapat dilihat di Lampiran 10. Kadar total gula :
x 100 Keterangan :
a = Volume Na
2
S
2
O
3
ml b = Volume Na
2
S
2
O
3
untuk blanko ml f = Kesetaraan gulamg
p = Faktor pengenceran B = Bobot sampel g
22
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. MEMPELAJARI KARAKTERISTIK INDUSTRI RUMAH TANGGA