16
4.2.4.2. Penyuluhan Keamanan Pangan PKP
Penyuluh adalah petugas Dinas Kesehatan yang memiliki sertifikat penyuluh pangan yang diberikan oleh BPOM RI. Peserta penyuluhan adalah pemohon SPP-IRT yang tidak lain adalah
pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Materi penyuluhan didominasi oleh pengetahuan mengenai berbagai jenis bahaya baik
biologis, kimia, maupun fisik dan cara mencegah serta memusnahkannya. Selain itu, diberikan pula materi mengenai sanitasi sarana produksi di IRTP, Cara Produksi Pangan yang Baik Industri
Rumah Tangga CPPB-IRT, dan peraturan tertulis tentang keamanan pangan. Penyuluhan dilakukan sekurang-kurangnya 2 hari selama 5 jamhari.
4.2.4.3. Pendampingan CPPB-IRT pada IRT Minuman Temulawak Instan
Penerapan CPPB-IRT dilakukan guna menghasilkan pangan yang bermutu baik dari segi produk maupun proses produksi, aman bagi kesehatan, dan layak untuk dikonsumsi.
Pendampingan CPPB-IRT ditujukan pada pengusaha IRT minuman temulawak instan agar dapat memenuhi persyaratan produksi yang baik, diantaranya persyaratan lokasi, bangunan, fasilitas
produksi, pengendalian hama, sanitasi karyawan, pengendalian proses, dan pengawasan.
4.2.4.4. Pemeriksaan Sarana Produksi
Pemeriksaan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh BPOM RI. Hasil pemeriksaan, yaitu perolehan sertifkat produksi pangan beserta nomor P-IRT yang menunjukkan bahwa
pemeriksaan sarana produksi dinyatakan lulus dengan syarat minimal hasil berita acara pemeriksaan bernilai cukup dan telah melakukan perbaikan atas saran Dinas Kesehatan
Kabupatenkota Bogor.Alur penyelenggaraan dan penyerahan sertifikat pada Sertifikasi P-IRT dapat dilihat di Lampiran 4.
4.2.5. Analisis Kelayakan Usaha Nurmalina et al. 2009
Analisis kelayakan produksi temulawak instan, meliputi perhitungan Net Present Value NPV, Gross Benefit-Cost Ratio Gross BC, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate
of Return IRR.
4.2.5.1. Net Present Value NPV
NPV = ∑
- ∑
Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun kegiatan bisnis t = 0, 1, 2, 3, …, n, tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung
karakteristik bisnisnya i = Tingkat discount rate
Indikator : Jika NPV0 positif, maka bisnis layak untuk dilaksanakan
Jika NPV0 negatif, maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan
17
4.2.5.2. Gross Benefit-Cost Ratio Gross BC
Gross BC =
∑ ∑
Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun kegiatan bisnis t = 0, 1, 2, 3, …, n, tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung
karakteristik bisnisnya i = Tingkat discount rate
Indikator : Jika Gross BC1, maka bisnis layak untuk dilaksanakan
Jika Gross BC1, maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan
4.2.5.3. Net Benefit-Cost Ratio Net BC
Net BC =
∑ ∑
Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun kegiatan bisnis t = 0, 1, 2, 3, …, n, tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung
karakteristik bisnisnya i = Tingkat discount rate
Indikator : Jika Net BC1, maka bisnis layak untuk dilaksanakan
Jika Net BC1, maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan
4.2.5.4. Internal Rate of Return IRR
IRR = i
1
+ i
1
– i
2
Keterangan : i
1
= discount rate yang menghasilkan NPV positif i
2
= discount rate yang menghasilkan NPV negative NPV
1
= NPV positif NPV
2
= NPV negative Indikator :
Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya DR.
18
4.3. METODE ANALISIS
4.3.1. Uji Organoleptik Rating Hedonik Meilgaard et al. 1999
Uji organoleptik dilakukan dengan skor kesukaan atau hedonik terhadap formula yang telah dibuat. Skala yang digunakan adalah skala kategorik yang direntangkan dari skala 1 sampai 7 yang
mempresentasikan tingkat kesukaan panelis dari sangat suka hingga sangat tidak suka. Panelis yang digunakan sebanyak 70 orang. Atribut yang diujikan, antara lain rasa, aroma, kenampakan,
dan keseluruhan overall Meilgaard et al. 1999. Uji organoleptik ini merupakan hasil seduhan dari serbuk minuman instan temulawak hasil kristalisasi. Minuman yang disajikan terhadap panelis
adalah minuman dalam keadaan hangat. Worksheet dan scoresheet uji rating hedonik minuman temulawak instan dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.3.2. Rendemen
Rendemen = x 100
4.3.3. Waktu Rehidrasi
Sampel sebanyak 0.1 gram dimasukkan ke dalam 100 ml air matang yang panas. Kemudian, waktu yang dibutuhkan serbuk untuk terdispersi sempurna dicatat Khopkar 2008.
4.3.4. Analisis Warna Metode Chromameter
Analisis warna menggunakan metode Hunter. Alat dipersiapkan dan dihubungkan dengan arus listrik. Kemudian, dilakukan kalibrasi alat dengan menekan tombol “calibrate” dan data Y, x,
y yang terdapat pada penutup bagian dalam plat kalibrasi dimasukkan. Measuring head diletakkan pada alat kalibrasi yang berwarna putih. Kemudian, tombol “measure” pada measuring head
ditekan. Alat akan menyimpan data kalibrasi dalam memorinya. Analisis warna dengan chromameter CR-300 Minolta dilakukan dengan meletakkan
measuring head pada contoh yang akan diukur, dan tekan “measure” atau tekan tombol pada measuring head.Analisis warna menggunakan Chromameter CR-300 Minolta dengan metode
Hunter L, a, b AOAC 1995.
4.3.5. Bagian Tak Larut Air
Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml. Setelah itu, ditambahkan 50 ml air panas, kemudian diaduk hingga larut. Sampel disaring ke dalam kertas
saring yang telah dikeringkan dalam keadaan panas. Gelas piala yang telah digunakan dibilas menggunakan air panas, lalu air bilasan disaring. Kertas saring dikeringkan dalam oven pada suhu
105
o
C selama 2 jam. Kertas saring tersebut didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap AOAC 1995.
Bagian yang tak larut dalam air = Keterangan :
W = bobot sampel g
W1 = bobot botol timbang + kertas saring berisi bagian yang tak dapat larut g
W2 = bobot cawan + kertas saring g