2
1.2. TUJUAN PENELITIAN
1 Mempelajari formulasi minuman instan temulawakCurcuma xanthoiriza Roxb. yang
optimumsehingga tercipta formula produk yang konsisten dan sesuai dengan penerimaan
konsumen.
2 Menerapkan Cara Produksi Pangan yang Baik CPPB pada IRT minuman temulawak
instan di Desa Benteng, Ciampea, Bogor.
3 Mengkaji aspek kelayakan usaha produksi minuman temulawak instan pada skala rumah
tangga.
3
II. PROFIL PERUSAHAAN
2.1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
Industri Rumah Tangga Pangan IRTP Konservasi Toga di Desa Benteng, Ciampea, Bogor telah menghasilkan beberapa produk pangan yang bersifat tradisional dan fungsional. Produk
pangan yang dihasilkan, diantaranya minuman bandrek, jahe merah instan, dan temulawak instan. Selain itu, beberapa makanan ringan yang cocok dikonsumsi sebagai camilan juga diproduksi,
seperti combro garing comring.Para pengusaha IRTP ini adalah masyarakat sekitar yang bertempat tinggal di Desa Benteng dan jumlahnya yang terdiri dari 10-20 orang pengusaha.
Salah satu produsen yang hingga saat ini masih tetap menjalankan usahanya di bidang IRTP adalah Ibu Cicih sebagai pengusaha minuman temulawak instan.IRT minuman temulawak
instan merupakan salah satu industri yang berada dibawah naungan IRTP Konservasi Toga yang memproduksi satu jenis minuman, yaitu temulawak instan. Ibu Cicih sebagai pemilik industri
temulawak instan ini telah menjalankan usaha selama 3 tahun, tepatnya pada bulan Juni 2009. Perkembangan IRT minuman temulawak instan pada awalnya berkembang cukup baik.
Namun, adanya kekurangan pada produk ini menyebabkan pemasaran produk terhambat. Kekurangan tersebut adalah belum adanya nomor P-IRT pada produk minuman temulawak instan.
Produk IRT yang belum memiliki nomor P-IRT tidak diperbolehkan beredar secara bebas baik di warung maupun di toko besar lainnya karena dianggap belum memenuhi persyaratan produk
pangan yang berkualitas dan aman bagi kesehatan konsumen.
2.2. RUANG LINGKUP PERUSAHAAN
Industri minuman temulawak instan milik Ibu Cicih yang berlokasi di Desa Benteng ini termasuk ke dalam golongan industri rumah tangga. IRT ini hingga kini masih memproduksi
minuman temulawak hanya dalam bentuk instan. Hal ini disebabkan oleh umur IRT yang baru menginjak tahun ke-3 dimana IRT masih mengembangkan lingkup pemasarannya pada produk
minuman temulawak instan. Temulawak instan diproduksi secara manual di dapur rumah pribadi dengan peralatan
rumah tangga yang sederhana. Produksi temulawak instan berjalan dengan tipe batch dan conditional sesuai jumlah pesanan dari konsumen. Permasalahan timbul dari beberapa aspek.
Pertama, kurangnya sarana dan sanitasi di ruang produksi dan peralatan dalam memproduksi temulawak instan dengan jumlah yang cukup banyak, seragam setiap waktu produksi, dan terjamin
kebersihannya. Kondisi rumah produksi bersatu dengan dapur rumah pribadi. Hal ini tidak sesuai dengan CPPB Cara Produksi Pangan yang Baik sehingga diperlukan adanya edukasi bagi
produsen dan perbaikan prasarana yang ada. Masalah utama lainnya adalah sistem pelabelan yang belum sesuai dengan ketentuan pelabelan seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69
tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan edukasi produsen terkait tata cara pelabelan yang baik dan adanya perbaikan secara nyata dari
label kemasan temulawak instan tersebut.
4
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN IRTP