Zonasi Taman Nasional Karimunjawa 2012

5.1.3. Zonasi Taman Nasional Karimunjawa 2012

Berikut zonasi TNKJ Tahun 2012 disajikan dalam tabel 7. Tabel 7. Zonasi TNKJ 2012 Zona Luas ha Lokasi Inti 444.629 0,398 Sebagian perairan P. Kumbang, Taka, Menyewakan, Taka Malang dan Perairan Tanjung Bomang. Rimba 1.451,767 1,301 Hutan hujan tropis dataran rendah di Pulau Karimunjawa dan Hutan Mangrove di P. Kemujan Perlindungan Bahari untuk wilayah perairan 2.599,770 2,329 Perairan P. Sintok, Gosong Tengah, P. Bengkoang bagian Utara, P. Cemara besar bagian selatan, P. Gleang, P. Cemaar Kecil bagian utara, P. Burung, Perairan selatan Menjangan Kecil, bagian timur Pulau Nyamuk, Perairan Karang Kapal, Karang Besi bagian Selatan, Krakal Besar bagaian utara, Gosong Kumbang, P. Kembar dan Gosong Selikur. Pemanfaatan Wisata Darat 55.933 0,0050 P. Menjangan Kecil, P. Cemara Besar, areal Legon Lele, areal tracking mangrove, areal Nyamplung Ragas. Pemanfaatan Wisata Bahari 2.733,735 2,449 Perairan P. Menjangan Besar dan Menjangan Kecil, Perairan P. Menyawakan, Perairan P. Kembar, perairan P. Tengah, Perairan sebelah timur P. Kumbang, perairan P. Bengkoang bagian selatan, Indonor, Perairan P. Cemara Besar bagian utara, Perairan Tanjung Gelam, Perairan P. Cemara Kecil bagian utara, Perairan P. Katang, Perairan Krakal Besar bagian selatan, Perairan Krakal Kecil, Perairan P. Cilik. Budidaya Bahari 1.370,729 1,228 Perairan P. Karimunjawa, Perairan P. Kemujan, Perairan P. Menjangan Besar, Perairan P. Parang dan Nyamuk, Perairan P. Karang Besi bagian utara. Religi, Budaya dan Sejarah 0,859 0,001 Areal Makam Sunan Nyamplungan di P. Karimunjawa. Rehabilitasi 68,329 0,061 Perairan sebelah timur P. Parang, Perairan sebelah timur P. Nyamuk, Perairan sebelah barat P. Kemujan dan Perairan sebelah barat P. Karimunjawa. Tradisional Perikanan 102.899,249 92,183 Seluruh Perairan di luar zona yang telah ditetapkan yang berada di dalam kawasan TNKJ. Sumber: Zonasi TNKJ 2012 Zonasi TNKJ tahun 2005 terdiri dari zona inti, zona rimba atau zona perlindungan bahari untuk wilayah perairan, zona pemanfaatan dan zona lain zona tradisional, rehabilitasi, religi, budaya, sejarah dan zona khusus. Syarat suatu wilayah yang dijadikan zonasi adalah merupakan daerah pemijahan ikan, kondisi ekologis terumbu karang yang masih baik, melindungi habitat spesies penting, logis dalam pengelolaan serta wilayah yang disetujui masyarakat. Perubahan zonasi yang baru sebagaimana yang diusulkan dalam Tabel 7 diharapkan mampu mengakomodir berbagai kepentingan pembangunan yang ada di dalam dan di sekitar kawasan sehingga menunjang fungsi taman nasional untuk aktivitas pendidikan, penelitian, budidaya, pariwisata dan rekreasi. Zona inti merupakan zona terkecil, yaitu seluas 0,398 persen. Zona ini mutlak harus dilindungi karena fungsinya sebagai perlindungan ekosistem, sumber plasma nutfah dari jenis tumbuhan dan satwa liar, pengawetan flora dan fauna beserta habitatnya yang peka terhadap gangguan dan perubahan, untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penunjang budidaya. Kegiatan yang dilarang dilakukan di zona inti adalah melakukan penangkapan atau pengambilan sumberdaya laut baik hidup maupun mati dan tidak boleh melakukan kegiatan wisata bahari. Zona rimba dan zona perlindungan bahari dimanfaatkan untuk kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona inti serta wisata terbatas. Kegiatan yang diijinkan adalah kegiatan perlindungan dan pengamanan; pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana penelitian, pendidikan, wisata alam terbatas; pembinaan habitat dan populasi. Zona pemanfaatan darat dikembangkan untuk kepentingan kegiatan wisata alam baik bahari maupun lainnya, rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan pengembangan yang menunjang budidaya dan pemanfaatan. Zona pemanfaatan pariwisata adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan jasa lingkungan. Zona ini diperuntukkan bagi pengembangan aktivitas pariwisata alam dan rekreasi yang berwawasan lingkungan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, pendidikan dan budidaya. Luas zona wisata adalah 2,329 persen dan berada di sekitar pulau-pulau yang dekat dengan Pulau Karimunjawa. Sepanjang kawasan zona ini dilarang melakukan penangkapan ataupun pengambilan sumberdaya laut seperti karang, ikan karang, molusca, penyu, dan biota laut lainnya baik yang hidup maupun yang mati atau bagian-bagiannya serta melakukan penambatan kapal dengan jangkar. Penggunaan sarana wisata alam bahari tidak diperbolehkan menimbulkan gangguanmengurangi kenyamanan terhadap pengunjung lain serta kerusakan ekosistem maupun kematian jenis-jenis biota laut. Zona perikanan tradisional adalah zona terluas di antara tujuh zona lainnya yaitu seluas 92,183 persen dari 111.625 ha luas kawasan TNKJ. Zona perikanan tradisional ini diperuntukkan bagi kepentingan pemanfaatan perikanan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan mempunyai ketergantungan dengan sumberdaya alam. Aktivitas yang tidak boleh dilakukan adalah semua kegiatan di zona inti dan introduksi jenis biota serta penangkapan ikan yang menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan, seperti muroami, jaring pocong, cantrang dan potasium sianida. Zona budidaya adalah kawasan perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan budidaya perikanan, misalnya budidaya rumput laut, keramba jaring apung dan budidaya kerapu bibit alami. Aktivitas yang tidak boleh dilakukan adalah secara sengaja maupun tidak sengaja mengambil, mengganggu atau memindahkan biota baik yang masih hidup atau mati beserta bagian-bagiannya. Pelaksanaan zonasi TNKJ bersifat fleksibel dan adaptif. Dukungan dan peran serta para pihak mulai dari masyarakat, dinas terkait, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat merupakan kunci utama keberhasilan pengelolaan kawasan TNKJ tersebut.

5.2 Kondisi Pariwisata Karimunjawa