sedang untuk nelayan non pariwisata dan nelayan pariwisata 60,7 persen dan 64,3 persen. Kelompok yang memiliki jumlah tanggungan tinggi 4 sangat sedikit di
kedua kelompok responden yaitu 4 persen untuk nelayan non pariwisata dan 8 persen untuk nelayan pariwisata. Jumlah ini sejalan dengan data BPS Jepara 2011 yang
mengeluarkan angka yang sama yaitu rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4 orang. Hal ini juga menjadikan Kecamatan Karimunjawa adalah kecamatan dengan
kepadatan penduduk terendah di Kabupaten Jepara, yaitu 122 jiwa per km². Data ini juga didukung oleh pernyataan ZA 33 tahun.
“Penduduk Karimunjawa ini masih sedikit Mbak jika dibanding dengan luas wilayahnya. Kalopun banyak pendatang yang datang, tapi tanahnya
masih cukup untuk dijadikan perumahan, tidak seperti Jakarta yang udah kayak lautan manusia. Istri saya bidan di Karimun ini, jada saya tau berapa
kelahiran setiap harinya. Orang Karimun banyak yang KB Mbak, dulu pernah ada penyuluhan yang datang kesini terus bidan-bidan disini sampe sekarang
itu masih sering nganjurin masyarakat untuk KB.”
Rendahnya jumlah tanggungan juga dipengaruhi oleh usia menikah yang cukup muda. Kebanyakan penduduk menikah pada usia SMA dan lepas dari
tanggungan keluarganya. Hal ini dikarenakan fasilitas pendidikan yang kurang memadai dan sebagian karena ketidakmampuan keluarga untuk menyekolahkan
anaknya.
6.1.4 Pendapatan
Tingkat pendapatan nelayan tidak pernah menentu setiap bulannya, karena hasil dari laut yang tidak menentu, dipengaruhi oleh cuaca dan ketersediaan ikan di
laut. Kadang dalam sekali melaut, nelayan bisa mendapat hasil yang banyak, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu. Namun terkadang nelayan
juga bisa tidak mendapatkan hasil sama sekali, bahkan untuk kebutuhan satu hari saja tidak tercukupi. Menurut informasi masyarakat setempat, jumlah pendapatan mereka
akhir-akhir ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pernah terjadi penangkapan ikan dengan penggunaan muroami, kompressor dan potassium yang
merusak karang dan biota lautnya sehingga terjadi penurunan penangkapan ikan. Hal
ini tentu saja mempengaruhi jumlah pendapatan nelayan. Selain itu, ketersediaan ikan yang berkurang membuat nelayan harus menambah luas tangkapannya ke daerah
yang lebih jauh. Berikut pada Tabel 17 akan disajikan jumlah pendapatan nelayan setiap tahunnya di Karimunjawa.
Tabel 17. Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan, Desa Karimunjawa, 2012 Tingkat Pendapatan Rp per
Tahun Nelayan Non Pariwisata
Nelayan Pariwisata n
n Rendah
0.0 0.0
Sedang 17
68.0 5
20.0 Tinggi
8 32.0
20 80.0
Total 25
100.0 25
100.0 Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa jumlah pendapatan nelayan sudah
cukup baik. Sejumlah 50 responden, tidak ada yang memiliki pendapatan pada kategori rendah, baik untuk nelayan non pariwisata maupun nelayan pariwisata.
Namun jumlah nelayan yang memiliki pendapatan tinggi pada nelayan non pariwisata lebih kecil daripada jumlah nelayan yang berpendapatan tinggi pada nelayan
pariwisata. Hal ini dikarenakan nelaya pariwisata mendapat tambahan pendapatan dari kegiatan wisata yang mereka jalankan. Pendapatan responden nelayan non
pariwisata berada di antara Rp 10.800.000,- sampai Rp 24.000.000,- per tahunnya. Pendapatan nelayan pariwisata berada antara Rp 15.600.000,- sampai Rp
84.000.000,-. Nelayan yang memiliki homestay yang juga menyediakan paket wisata adalah nelayan yang pendapatannya paling besar, sedangkan nelayan yang bekerja
sebagai guide dan penyewa kapal memiliki pendapatan yang lebih rendah. Data ini sesuai dengan hasil survei perekonomian masyarakat di Seksi
Pengelolaan Taman Nasional SPTN II Karimunjawa tahun 2011 yang menyatakan bahwa rata-rata pendapatan di Desa Karimunjawa per kepala keluarga sudah berada
pada angka Rp 26.225.862,- per tahun. Tingkat pendapatan responden memiliki variasi yang cukup tinggi seiring dengan tingginya variasi jenis pekerjaan responden.
Ada sebagian penduduk yang annual income-nya mencapai Rp 120.000.000,- per tahun dan ada juga yang hanya Rp 1.250.000,- per tahun.
6.1.5 Pengalaman Melaut