mendukung pekerjaan ini karena tidak ada keterikatan dengan kelompok, seperti nelayan kompressor. Berikut akan disajikan data pada Tabel 37 tentang persentase
hubungan jumlah hasil tangkapan dengan tingkat diversifikasi nelayan non pariwisata dan nelayan pariwisata.
Tabel 37. Persentase Tingkat Diversifikasi Pekerjaan yang Dikembangkan Nelayan
Berdasarkan Jumlah Hasil Tangkapan Nelayan di Desa Karimunjawa, Tahun 2012
Jumlah Hasil
Tangkapan Diversifikasi Pekerjaan
Nelayan Non Pariwisata Total
Nelayan Pariwisata Total
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Rendah 28.0
44.0 0.0
72.0 0.0
60.0 32.0
92.0 Sedang
24.0 4.0
0.0 28.0
0.0 8.0
0.0 8.0
Tinggi 0.0
0.0 0.0
0.0 0.0
0.0 0.0
0.0 Total
52.0 48.0
0.0 100.0
0.0 68.0
32.0 100.0
8.3.4 Hubungan Jumlah Hasil Tangkapan ikan dengan Perubahan Alat Tangkap Nelayan Karimunjawa
Satria 2009 menyebutkan bahwa salah satu strategi mata pencaharian yang bisa dilakukan adalah mengembangkan diversifikasi alat tangkap untuk bisa bertahan
hidup di tengah rusaknya sumber mata pencaharian mereka dan pembatasan akses pemanfaatan akibat aktifitas swasta dan keberadaan zonasi oleh pemerintah. Nelayan
Karimunjawa menggunakan dua alat tangkap, yaitu pancing dan kompressor. Alat tangkap dengan menggunakan kompressor memiliki teknologi lebih tinggi daripada
alat tangkap pancing. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa jumlah hasil tangkapan ternyata tidak mempengaruhi perubahan alat tangkap. Penggunaan alat
tangkap kompressor justru berkurang ketika terjadi pengembangan pariwisata karena adanya penganjuran penghentian penggunaan kompressor karena merusak karang.
Nelayan non pariwisata juga tetap bertahan menggunakan alat tangkap pancing karena resikonya lebih kecil dari pada alat tangkap kompressor. Berikut disajikan
data tentang hubungan perubahan jumlah hasil tangkapan dengan perubahan alat tangkap nelayan non pariwisata.
Tabel 38. Persentase Perubahan Alat Tangkap yang Dikembangkan Nelayan Non Pariwisata Berdasarkan Jumlah Hasil Tangkapan Nelayan di Desa
Karimunjawa, Tahun 2012
Jumlah Hasil
Tangkapan Alat Tangkap Nelayan Non Pariwisata
Sebelum Total
Sesudah Total
Pancing Kompresor
Pancing Kompressor
Rendah 36.0
8.0 44.0
68.0 4.0
72.0 Sedang
32.0 0.0
32.0 4.0
24.0 28.0
Tinggi 0.0
24.0 24.0
0.0 0.0
0.0 Total
68.0 32.0
100.0 72.0
28.0 100.0
Hubungan antara perubahan jumlah hasil tangkapan dengan perubahan alat tangkap yang digunakan nelayan pariwisata juga tidak berbeda dengan kondisi
nelayan non pariwisata. setelah adanya kegiatan pengembangan wisata, tangkapan nelayan semakin rendah, namun tidak diikuti dengan peningkatan teknologi alat
tangkapnya. Berdasarkan analisis terlihat bahwa tidak ada nelayan yang mengganti alat tangkapnya walaupun ikan yang didapat semakin sedikit dan susah
mendapatkannya. Nelayan pancing adalah nelayan yang bisa melaut sendiri, tanpa bergantung kepada kelompok sehingga waktu melautnya bisa fleksibel. Bekerja
sebagai nelayan pancing juga tidak membutuhkan tenaga sebesar yang tenaga yang dibutuhkan oleh nelayan kompressor sehingga nelayan pancing bisa maksimal
bekerja di bidang pariwisata. Berikut akan disajikan data mengenai persentase hubungan antara perubahan jumlah hasil tangkapan ikan dengan perubahan alat
tangkap nelayan pariwisata, sebelum dan sesudah adanya pengembangan kegiatan pariwisata.
Tabel 39. Persentase Perubahan Alat Tangkap yang Dikembangkan Nelayan Pariwisata Berdasarkan Jumlah Hasil Tangkapan Nelayan di Desa
Karimunjawa, Tahun 2012 Jumlah
Hasil Tangkapan
Alat Tangkap Nelayan Pariwisata Sebelum
Total Sesudah
Total Pancing
Kompresor Pancing
Kompressor Rendah
44.0 0.0
44.0 92.0
0.0 92.0
Sedang 44.0
4.0 48.0
0.0 8.0
8.0 Tinggi
4.0 4.0
8.0 0.0
0.0 0.0
Total 92.0
8.0 100.0
92.0 8.0
100.0
8.3.5 Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Diversifikasi Pekerjaan Nelayan