Jumlah Anggota Keluarga Karakteristik Nelayan Non Pariwisata dan Nelayan Pariwisata

Pramuwisata Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh ZA 33 tahun, seorang anggota HPI yang juga bekerja sebagai nelayan. “Kalau jadi tour guide itu kan SDM nya harus bagus Mbak. Terutama bahasa indonesia dan umurnya di atas 17 tahun, umur buat bekerja gitu Mbak. Setidaknya bisa baca tulis. Tapi aturan dari HPI sendiri tidak ada yang mengharuskan tamat SMA atau harus sekolah, yang penting bertanggung jawab dan mengerti tentang sapta pesona itu, Mbak”.

6.1.3 Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah keluarga yang besar akan berpotensi menjadi penyedia tenaga kerja khususnya di kehidupan rumah tangga nelayan. Sebagaimana biasanya dalam kegiatan usaha tani, sub sistem anggota keluarga akan menyumbangkan tenaganya dalam proses usaha tani. Ayah yang berfungsi sebagai kepala keluarga mempunyai fungsi ganda sebagai pemimpin usaha tani dan merangkap sebagai pekerja yang dibantu oleh istri dan anak-anak mereka ditambah pula dengan anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan petani yang bersangkutan. Namun dalam kenyataannya tidak semua anggota keluarga yang menjadi tanggungan ikut bekerja secara penuh waktu. Hal ini terutama anggota keluarga yang masih pada usia sekolah ataupun mereka yang mempunyai pekerjaan lain secara tidak penuh waktu di luar sekolah Su’ud 1991 dalam Aryono 2003. Berikut akan disajikan data jumlah tanggungan responden pada masing-masing kelompok nelayan pada Tabel 16. Tabel 16. Responden Menurut Jumlah Tanggungan, Desa Karimunjawa, 2012 Jumlah tanggungan Nelayan non Pariwisata Nelayan Pariwisata n n Rendah 7 28.0 5 20.0 Sedang 17 68.0 18 72.0 Tinggi 1 4.0 2 8.0 Total 25 100 25 100.0 Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa jumlah tanggungan keluarga pada masing-masing kelompok responden tidak meiliki perbedaan yang terlalu jauh. Anggota keluarga yang paling banyak terdapat di kedua kelompok pada interval sedang untuk nelayan non pariwisata dan nelayan pariwisata 60,7 persen dan 64,3 persen. Kelompok yang memiliki jumlah tanggungan tinggi 4 sangat sedikit di kedua kelompok responden yaitu 4 persen untuk nelayan non pariwisata dan 8 persen untuk nelayan pariwisata. Jumlah ini sejalan dengan data BPS Jepara 2011 yang mengeluarkan angka yang sama yaitu rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4 orang. Hal ini juga menjadikan Kecamatan Karimunjawa adalah kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah di Kabupaten Jepara, yaitu 122 jiwa per km². Data ini juga didukung oleh pernyataan ZA 33 tahun. “Penduduk Karimunjawa ini masih sedikit Mbak jika dibanding dengan luas wilayahnya. Kalopun banyak pendatang yang datang, tapi tanahnya masih cukup untuk dijadikan perumahan, tidak seperti Jakarta yang udah kayak lautan manusia. Istri saya bidan di Karimun ini, jada saya tau berapa kelahiran setiap harinya. Orang Karimun banyak yang KB Mbak, dulu pernah ada penyuluhan yang datang kesini terus bidan-bidan disini sampe sekarang itu masih sering nganjurin masyarakat untuk KB.” Rendahnya jumlah tanggungan juga dipengaruhi oleh usia menikah yang cukup muda. Kebanyakan penduduk menikah pada usia SMA dan lepas dari tanggungan keluarganya. Hal ini dikarenakan fasilitas pendidikan yang kurang memadai dan sebagian karena ketidakmampuan keluarga untuk menyekolahkan anaknya.

6.1.4 Pendapatan