daerah tersebut maka data yang akan dikumpulkan adalah panjang pantai berpasir, jumlah hasil tangkapan nelayan dan ketersediaan air bersih.
3.2 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data kuantitatif yang diperoleh melalui kuesioner kemudian diolah dengan cara mengkode data, lalu dianalisis dengan menggunakan komputer. Selain
pertanyaan yang bersifat kuantitatif, pada kuesioner juga terdapat pertanyaan kualitatif yang disajikan dalam bentuk pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.
Pertanyaan terbuka ditujukan untuk memperoleh data kualitatif dan pertanyaan tertutup untuk memperoleh data kuantitatif..
Data yang diolah merupakan data yang diturunkan dari kuesioner. Variabel yang diolah adalah variabel ekonomi dan adaptasi. Variabel ekonomi mengandung
data mengenai jumlah trip melaut, jumlah hasil tangkapan ikan, dan tingkat pendapatan. Sedangkan variabel adaptasi mengandung data diversifikasi pekerjaan
dan perubahan alat tangkap nelayan. Setiap pertanyaan diberi skor dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Tabel frekuensi semua variabel digunakan
untuk mengecek apakah jawaban responden atas satu pertanyaan konsisten dengan pertanyaan yang lain, mempermudah mendapatkan karakteristik responden serta
dapat menentukan klasifikasi yang paling baik untuk tabulasi silang. Data tersebut kemudian diinterpretasikan dan ditarik kesimpulan berdasarkan hipotesis yang ada.
Adapun data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif dalam teks dan kutipan langsung dari pernyataan responden yang mendukung data kuantitatif. Selanjutnya
tabulasi silang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel yaitu variabel ekonomi dan pola adaptasi nelayan. Data tersebut kemudian
diinterpretasikan dan ditarik kesimpulan berdasarkan hipotesis yang ada. Hal ini dilakukan melalui verifikasi dengan cara memikirkan ulang selama penulisan,
tinjauan ulang pada catatan lapang. Artinya, terdapat satu tahapan dimana proses menyimpulkan tentang penelitian ini dilakukan bersama dengan para informan yang
merupakan subjek dalam penelitian ini dan yang telah menyumbangkan data dan informasi terhadap penelitian ini.
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Lokasi
Pulau Karimunjawa adalah pulau terbesar yang ada di kepulauan Karimunjawa. Nama Karimunjawa digunakan untuk nama Desa Karimunjawa yang
juga sebagai nama kecamatan Karimunjawa. Menurut cerita masyarakat setempat dan informasi yang diperoleh dari Pusat Informasi Wisata Karimunjawa, nama
Karimunjawa berasal dari kata “kremun-kremun” yang artinya “samar-samar”. Nama ini diberi oleh Sunan Nyamplungan yang mempunyai nama asli Amir Hasan, putra
Sunan Muria, yang diperintahkan untuk pergi ke salah satu pulau yang kelihatannya kremun-kremun dari puncak Gunung Muria dengan disertai dua orang abdi untuk
menemani dan diberi bekal dua buah biji nyamplungan untuk ditanam. Perjalanan Amir Hasan yang memakan waktu yang lama dengan menyeberang laut akhirnya
sampai ditempat yang dituju yaitu di sebuah pulau yang terlihat kremun-kremun. Amir Hasan kemudian menetap di sana. Kawasan ini masih termasuk kepulauan
Jawa, maka pulau ini diberi nama “Karimunjawa” dan karena terdapat beberapa pohon nyamplung di sana, maka sampai sekarang masyarakat menyebut Amir Hasan
dengan nama “Sunan Nyamplungan”.
4.2 Keadaan Umum Karimunjawa
4.2.1 Letak Geografis
Secara geografis, Desa Karimunjawa terletak di kawasan TNKJ yang terletak di koordinat 5°40’-5°57’ LS dan 110°04’-110°40’ BT dengan luas ± 111.625 ha.
Luas Desa Karimunjawa sendiri adalah 4.624 Ha. Kecamatan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dan semuanya berada di perairan Laut Jawa. Secara admistratif
Kecamatan Karimunjawa merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini pada mulanya terdiri dari tiga desa yaitu Desa Karimunjawa,
Desa Kemujan dan Desa Parang. Desa keempat yaitu Desa Nyamuk diresmikan oleh Bupati Jepara pada bulan Agustus 2011. Desa Karimunjawa sekaligus sebagai ibu