Analisis Keberlanjutan Wilayah Pesisir

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Wilayah Pesisir Kota Bontang 4.1.1 Sistem Lingkungan dan Sumberdaya Pesisir Kota Bontang Sumberdaya pesisir Kota Bontang dijumpai mulai dari yang berukuran mikro seperti fitoplankton maupun hewan makrobenthos yang sangat berperan dalam rantai makanan di wilayah pesisir dan laut. Sumberdaya dapat pulih yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Bontang selama ini terdiri dari sumberdaya perikanan budidaya dan penangkapan, ekosistem pesisir terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, dan rumput laut. Keberadaan sumberdaya hayati di pesisir dan laut sekitar PKT tidak lepas dari daya dukung kondisi lingkungan fisik dan kimiawi perairan terutama kandungan oksigen, kandungan fosfat, nitrat, CO 2 Sumber hayati pesisir dan laut tersebut tersebar luas di perairan Kota Bontang. Terumbu karang diperairan tersebut terdapat dan tersebar luas di daerah Karang Segajah, Bontang Kuala dan Pulau Agar-agar. Kondisi terumbu karang yang masih baik terdapat di Bontang Kuala dan Pulau Agar-Agar dengan persen penutupan yang relatif tinggi sehingga daerah tersebut memiliki potensi yang tinggi dalam mendukung perikanan tangkap, terutama sebagai daerah penangkapan ikan, daerah perlindungan bagi spawning dan pencarian makanan feeding berbagai jenis ikan karang yang ekonomis penting seperti karapu, kakap, ekor kuning dan lobster maupun berbagai hewan moluska. dan penetrasi sinar matahari ke perairan yang sangat dibutuhkan oleh produser primer di pesisir dan laut untuk fotosintesis seperti fitoplankton, rumput laut, lamun dan zooxanthelae pada karang. Organisme tersebut menentukan produktif atau tidaknya suatu perairan selain produksi detritus dan serasah daun yang dihasilkan oleh mangrove dan padang lamun. Sumberdaya lain yang dapat dimanfaatkan secara langsung adalah sumberdaya perikanan dan rumput laut. Sumberdaya rumput laut di perairan Kota Bontang belum dimanfaatkan secara optimal sehingga perlu upaya peningkatan secara budidaya maupun pengambilan langsung dari alam. 60 Sumberdaya hayati pesisir dan laut yang sangat penting peranannya dalam menjaga kesinambungan sumberdaya perikanan adalah sumberdaya mangrove, karang dan lamun seagrass, karena diketiga ekosistem ini, sumberdaya perikanan dapat terjaga kelestariannya. Ketiga ekosistem tersebut merupakan daerah untuk reproduksi, mencari makan dan berlindung bagi ikan, udang, moluska sehingga keberadaanya sangat perlu dijaga dan dilestarikan. 1 Perikanan Sumberdaya perikanan laut di Kota Bontang terkonsentrasi sepanjang pesisir dan dapat dikatakan sebagai perikanan pantai coastal fisheriesh. Hal ini terlihat dari sarana untuk menangkap ikan baik perahu maupun alat tangkap yang digunakan. Dilihat gross tonage perahu yang digunakan semuanya dibawah 20 GT. Alat tangkap hampir semuanya dioperasikan dengan tenaga manusia yang mencirikan model perikanan pantai. Dilihat dari jenis ikan yang didapat, semuanya mencirikan perikanan pantai yang menggunakan sebagian atau keseluruhan hidupnya tergantung pada ekosisitem pesisir mangrove, lamun dan terumbu karang kecuali ikan tongkol, tenggiri dan kembung yang merupakan ikan migran. Produksi ikan yang dihasilkan nelayan Kota Bontang semuanya adalah jenis pelagis kecil yang mempunyai ekonomis yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ikan pelagis besar, udang, ikan karang, ikan demersal dan cumi-cumi. Produksi ikan jenis pelagis kecil masih sangat rendah, kemungkinan hal ini disebabkan oleh sarana tangkap yang bertonase kecil sehingga fishing trip-nya rendah serta masih rendahnya efektifitas alat tangkap yang digunakan. Perkiraan potensi lestari ikan pelagis kecil di perairan timur Kalimantan adalah 158.000 tonthn dengan tingkat pemanfaatan hanya 18,1 . Rendahnya pemanfaatan sumberdaya perikanan laut tersebut terlihat dari data Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang tahun 2010, yang hanya 2160,64 tonthn dan juga terlihat dari jumlah perahu yang ada hanya 460 perahu dengan berbagai kelas ukuran, dengan jumlah terbesar pada ukuran 0-5 GT dengan jumlah 430 buah dan sisanya 30 buah untuk kelas 5-10 GT. Peluang terbesar untuk mencukupi kebutuhan ikan adalah dari perikanan laut dan sangat kecil kemungkinan dicukupi dari perikanan air tawar maupun 61 payau. Sampai saat ini luasan tambak yang ada di Kota Bontang hanya 150,5 ha dan kolam air tawar hanya 18,5 ha. Untuk mencukupi kebutuhan ikan di Kota Bontang yakni dengan melakukan peningkatan tonase perahu, fishing trip, kapasitas alat tangkap, jumlah kapal dan daerah penangkapan ikan diperluas. Dengan melihat jumlah penangkapan, jenis alat tangkap, jumlah dan ukuran perahu masih sangat memungkinkan untuk meningkatkan produksi perikanan laut Kota Bontang. Adapun jumlah Gross Tonage GT perahu, jenis alat tangkap dan besar produksi perikanan Kota Bontang tersaji pada Tabel 8 berikut ; Tabel 8. Kondisi Perikanan berdasarkan Gross Tonage GT Perahu, Alat Tangkap dan Hasil Tangkapan Nelayan Kota Bontang. Jumlah Perahu Gross Tonage unit 0 –5 GT 430 6 – 10 GT 30 11 – 20 GT Jumlah 460 Jenis Alat Tangkap unit Tramel Net 1275 Gill Net Hanyut 1484 Gill Net Tetap 1202 Pancing Tonda 3055 Pukat 3259 Bubu 15 Jala 73 Pancing 4111 Rawe 162 Bagan 27 Produksi Ikan Laut Jenis Ikan ton Kuro 322,99 ton Kembung 321,06 ton Kakap 143,56 ton Bambangan 139,31 ton Teri 140,57 ton Tengiri 76,66 ton Belanak 98 ton Tongkol 137,32 ton Ebi 297,76 ton Tembang 235,08 ton Gulamah 79,56 ton Rucah 150,67 ton Udang 18,1 ton Jumlah 2160,64 ton Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang Tahun 2010 62 Peningkatan hasil pengkapan ikan dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah atau tonase perahu, pengembangan jenis alat tangkap yang lebih efektif seperti mini purse seine, gill net hanyut atau pukat mini, daerah penangkapan diperluas, jumlah hari layar diperlama sesuai dengan daya dukung potensi wilayah. Untuk mengetahui efektifitas penangkapan dapat dilihat dari catrch per unit effort CPUE yang semakin membesar. Berikut ini adalah gambaran asumsi dan prediksi hasil tangkapan dengan upaya peningkatan fishisng effort dan fishing ship ; Tabel 9. Asumsi dan Prediksi Hasil Tangkapan dengan Peningkatan Upaya Tangkap Fishing Effort No Jumlah Perahu Effort Hasil Tangkapan Catch ton Catch Effort CPUE Keterangan 1 460 2160,64 4,7 Kondisi yang ada sekarang dengan jumlah perahu sebagian besar 0-5 GT dan alat tangkap sebagian besar kurang efektif dengan fishing trip sehari 2 460 4321,28 9,4 Jumlah kapal tetap namun ditingkatkan tonasenya menjadi 5-10 GT dengan fishing trip ditingkatkan menjadi 2 hari 3 460 12963,84 28,2 Jumlah kapal meningkat dengan tonase 5-10 GT dengan fishing trip ditingkatkan menjadi 4 hari dan pengubahan alat tangkap yang efektif dengan asumsi alat tangkap 3 kali lebih efektif 4 500 14000,95 28 Jumlah kapal meningkat dengan tonase 5-10 GT dengan fishing trip ditingkatkan menjadi 2 hari dan pengubahan alat tangkap yang efektif dengan asumsi alat tangkap 3 kali lebih efektif 5 500 28001,9 56 Jumlah kapal dengan tonase 5-10 GT meningkat dan fishing trip ditingkatkan menjadi 4 hari dan pengubahan alat tangkap yang lebih efektif dengan asumsi alat tangkap 3 kali lebih efektif Sumber : Dinas Perikanan Dan Kelautan Kota Bontang Tahun 2010