Gambaran Umum PKT 1 Sejarah Perusahaan
93
administrasi yang bervariasi dengan sistem perhitungan bunga tetap dan saldo menurun.
b Pinjaman Tidak Langsung pinjaman melalui lembaga penyalur
Pinjaman tidak langsung disalurkan kepada mitra binaan melalui lembaga penyalur yang bekerjasama dengan PKT. Saat ini pinjaman tidak langsung tidak
diberlakukan. Hal ini dikarenakan berakhirnya masa perjanjian kerjasama antara PKT dengan perbankan yang menjabat sebagai lembaga penyalur. Sebelumnya
posisi lembaga penyalur dipegang oleh Bank Pembangunan Daerah BPD, baik yang terdapat di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah maupun Kalimantan Barat. Dalam penerapannya, pihak BPD bertindak sebagai suplier produk perbankan dan kredit bagi mitra binaan PKT. Atas
pinjaman tersebut PKT memberikan jaminan berupa deposito berjangka kepada pihak BPD.
c Pinjaman Khusus
Pinjaman khusus merupakan jenis pinjaman jangka pendek yang diberikan PKT kepada mitra binaan. Pinjaman tersebut bertujuan untuk
membantu kondisi finansial mitra binaan dalam memenuhi permintaan konsumennya. PKT menyediakan alokasi pinjaman khusus bagi para kontraktor,
pemasok, maupun mitra binaan yang mendapat pesanan khusus. Besarnya bunga pinjaman yang diberlakukan pada pinjaman ini adalah sebesar 12 per
tahun, sedangkan sistem perhitungan yang diterapkan adalah sistem perhitungan bunga menurun.
2 Pemberian Hibah
Pemberian hibah dilakukan oleh PKT dalam rangka pengembangan dan peningkatan kemampuan mitra binaan. Besarnya dana hibah yang dialokasikan
oleh PKT adalah sebesar maksimal 20 dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. Dana hibah tersebut digunakan dalam aktivitas
pendidikan, pelatihan, penelitian, magang, pemasaran, promosi dan lain-lain.
94
b Program Bina Lingkungan BL
Program bina lingkungan merupakan penyelenggaraan kegiatan Community Development, dimana dana kegiatan bersumber dari laba bersih
perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan tersebut, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05MBU2007, perusahaan mengalokasikan dana
sebesar 2 dari perolehan laba bersih. Bentuk kegiatan dalam program bina lingkungan antara lainbantuan bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana
umum, sarana peribadatan, serta olahraga dan seni.Berikut ini merupakan penjelasan mengenai program bina lingkungan yang diselenggarakan oleh PKT :
1 BUMN Peduli
Penyaluran dana BUMN Peduli hanya dapat dilaksanakan berdasarkan suratperintah dari Kementerian BUMN, yang biasanya untuk kejadian bersifat
nasional. Pada tahun 2010 bentuk bantuan dana BUMN Peduli yang dilaksanakan PKT adalah bantuan Bencana Alam Banjir Wasior, Merapi
Yogyakarta, dan Gempa Mentawai.
2 Bantuan korban bencana alam
Bentuk bantuan untuk korban bencana alam yang disalurkan antara lain bantuan untuk korban musibah kebakaran di Kelurahan Guntung, Kutai
Kartanegara, Balikpapan dan korban banjir di Samarinda.
3 Bantuan pendidikan dan atau pelatihan
Contoh program pendidikan yang di selenggarakan oleh PKBL PKT antara lain Program Peduli Pendidikan, program ini memberikan kesempatan
kepada siswa-siswi SMU sederajat di Kota Bontang dan sekitar yang notabene berasal dari golongan ekonomi lemah untuk melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi favorit di Indonesia. Selain pemberian beasiswa, kegiatan lain dibidang pendidikan adalah pelatihan enterpreneurship, bantuan komputer untuk instansi-
instansi kelurahan dan kecamatan di Kota Bontang.
4 Bantuan peningkatan kesehatan
Bantuan di bidang kesehatan meliputi bantuan biaya keringanan berobat di Rumah Sakit Pupuk Kaltim RSPKT.
95
5 Bantuan pengembangan prasarana dan atau sarana umum
Bantuan yang disalurkan antara lain bantuan pembangunan gedung dakwah Pondok Pesantren Hidayatullah dan sarana panti asuhan Nurul Hidayah
Lhoktuan.
6 Bantuan sarana ibadah
Untuk sektor peribadatan, PKBL PKT memberikan bantuan
pembangunan masjid, mushola serta bantuan pemberian sarung, baju muslim untuk santri dari pondok pesantren se Kota Bontang.
7 Bantuan pelestarian alam
Komitmen Perusahaan di bidang lingkungan hidup diwujudkan melalui penerapan Sistem Manajemen Lingkungan berdasarkan ISO 14001:2004 secara
efektif dan konsisten. Selama tahun 2010 PKT telah berhasil menjalankan kegiatan operasional yang ramah lingkungan yakni dengan memenuhi seluruh
standar baku mutu lingkungan seperti, limbah cair, padat dan emisi gas sesuai yang disyaratkan oleh undang-undang dan peraturan pemerintah.
Kesungguhan perusahaan dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan juga ditunjukkan melalui program taman penghijauan Wanatirta, yaitu
penghijauan dan pelestarian tanaman langka, khas Kalimantan. Penghijauan ini disiapkan di atas lahan seluas 315 Ha di sekitar perusahaan dengan populasi
pohon langka yang sudah ditanam mencapai 55.631 pohon. Bantuan pelestarian alam dilakukan dengan pelaksanaan program
penanaman pohon pelindung, penanaman mangrove dan terumbu karang di sekitar kawasan pesisir Kota Bontang. Dimana perusahaan telah melakukan
penanaman 256 terumbu buatan pada tahun 2009 di sekitar perairan Kota Bontang yakni di area Karang Segajah dan Tebok Batang. Kegiatan serupa
direncanakan menjadi agenda tahunan dengan kebijakan penanaman 500 terumbu buatan setiap tahunnya sejak 2011 hingga 10 tahun mendatang di
perairan pesisir Kota Bontang. Dalam melakukan konservasi kawasan pesisir Kota Bontang, melindungi
wilayah pesisir dari abrasi, PKT juga telah melakukan penanaman mangrove
96
sekitar 7500 pohon di tahun 2011 terletak di area Hak Guna Bangunan HGB 63 area Sekatup Kelurahan Bontang Baru sebanyak 3750 pohon dan HGB 65
area Bukit Sintuk Kelurahan Belimbing sebanyak 3750 pohon. Kegiatan penanaman pohon mangrove ini juga akan menjadi agenda kegiatan tahunan
perusahaan, dengan melakukan penanaman minimal 10.000 pohon mangrove per tahunnya hingga 10 tahun kedepan.
Dalam rangka Program Penilaian Peringkat Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Proper, PKT memperoleh predikat “HIJAU” dari
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan predikat ”BIRU” dari Kementerian Lingkungan Hidup.Untuk dapat meningkatkan predikat tersebut, salah satu aspek
yang menjadi kategori penilaian adalah bentuk implementasi CSR yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan seperti ISO 26000, sehingga PKT harus
terlebih dahulu melaksanakan konsep CSR dengan baik.
c Program Pembinaan Wilayah Binwil
Program Pembinaan Wilayah merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap pengembangan masyarakat dan lingkungan. Pendanaan program
Binwil bersumber dari dana operasional perusahaan yang telah disesuaikan dengan kebijakan perusahaan. Penyelenggaraan program Binwil bertujuan untuk
mendorong pengembangan wilayah, dengan fokus pembinaan meliputi bidang sosial, keagamaan, pendidikan serta bidang kesehatan masyarakat.
d Program CSR Tak Langsung
PKT memiliki program CSR yang merupakan swadaya karyawan PKT. Program CSR tersebut turut pula berperan dalam pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat di sekitar perusahaan.Beberapa jenis program yang telah terlaksana adalah Marching Band Bontang-PKT, diklat sepak bola Mandau,
seni dan tari, Yayasan PKT, serta kegiatan olahraga profesional dan amatir.
1 Kegiatan Pengembangan Olahraga
Kegiatan pengembangan olahraga telah dilaksanakan PKT sejak lama. Pada tahun 1988 PKT mendirikan klub sepakbola PS PKT. Sejak memasuki
Kompetisi Liga Bank Mandiri ke 8 tahun 2002, PS PKT berubah nama menjadi
97
PS Bontang PKT. Selain bidang sepak bola, kegiatan pengembangan olahraga juga dilakukan pada bidang olahraga voli, tenis meja, tenis lapangan, renang,
soft ball, catur, bridge, dan golf.
2 Kegiatan Seni dan Budaya
Kegiatan seni dan budaya yang secara rutin diselenggrakan oleh PKT antara lain pagelaran wayang kulit, pentas seni tari, ketoprak, dan fashion show.
Selain kegiatan tersebut, PKT turut pula mendorong berkembangnya potensi seni generasi muda melalui kegiatan marching band, Anggota Marching Band
Bontang-PKT MB Bontang-PKT terdiri dari karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat yang pada umumnya adalah generasi muda Kota Bontang di luar
keluarga besar PKT. Salah satu prestasi membanggakan yang telah diukir oleh MB Bontang-PKT adalah juara Grand Prix Marching Band Nasional selama
sembilan kali berturut-turut.
3 Yayasan Baiturrahman
Yayasan Baiturrahman mengelola Masjid Raya Baiturrahman PKT, pengumpulan dana zakat dari karyawan PKT. Dana hasil pengumpulan tersebut
disalurkan dalam bentuk zakat fitrah, sedekah, bantuan beasiswa, bantuan bencana alam, dan bantuan modal bagi usaha kecil. Untuk mendukung
aktivitasnya dalam menyalurkan dana bagi kegiatan perekonomian sektor informal, pada tahun 1995 Yayasan Baiturrahman mendirikan BMT Baitul Mal
wat Tanwil.
4 Yayasan Pupuk Kaltim YPK
Yayasan Pupuk Kaltim memiliki fokus pada bidang pendidikan. Program utama yang diusung oleh yayasan ini adalah program Maju Bersama YPK yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan kualitas pendidikan di Kota Bontang. Penyelenggaraan program tersebut berhasil meningkatkan NEM
rata-rata siswa-siswa lulusan SD di Kota Bontang. Selain program tersebut, YPK juga melaksanakan try out TO untuk siswa SMP dan SMU se-Bontang, ESQ
gratis untuk siswa sekolah, kejuaraan atletik se-Kaltim, kejuaraan bola basket antar pelajar se-Bontang, takmir masjid serta pelatihan kurikulum dan
98
pengenalan berbagai universitas negeri Unair, ITB, ITS, Unpad, Undip, UGM bagi para guru dan siswa SMU di Kota Bontang.
5 Yayasan Rumah Sakit
Salah satu program peningkatan kesehatan masyarakat Bontang yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Sakit Pupuk Kaltim adalah bantuan
keringanan biaya berobat dengan nilai rata-rata mencapai Rp. 150 juta per tahun.
6 Publik Katulistiwa Televisi PK-TV
Terkait bidang media penyiaran, PKT mendirikan PKTV Publik Katulistiwa TV dengan bekerjasama dengan Yayasan Baiturrahman, Yayasan
Pupuk Kaltim dan Yayasan Bina Insan Mandiri.Stasium TV lokal yang resmi berdiri pada tahun 1998 tersebut menayangkan informasi program
pengembangan masyarakat serta peristiwa aktual yang terjadi di Kota Bontang. Dengan berlokasi di kompleks Gedung Sarana Pertemuan GOR PKT, PKTV
mengudara setiap hari dimulai pada pukul 18.00 hingga pukul 22.00.
7 Program Pemberdayaan Pengusaha Lokal
PKT turut pula memiliki kepedulian dalam pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Bentuk kepedulian tersebut diwujudkan dengan melakukan
pemberdayaan pengusaha lokal melalui pemberian prioritas kepada vendor atau pengusaha lokal Bontang dalam proses pengadaan barang dan jasa serta
pekerjaan konstruksi tertentu di PKT.
8 Pengembangan kawasan Hutan Kota Wanatirta
Pengembangan kawasan Hutan Kota Wanatirta merupakan program pelestarian lingkungan yang dilakukan dengan menjaga fungsi hutan seluas
315,6 Ha tersebut dalam memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika, memperbaiki resapan air, serta perlindungan terhadap aquifer dan aquiclude.
Upaya pelestarian tersebut bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, mendukung pelestarian keanekaragaman
hayati, serta mengembangkan hutan sebagai lokasi penelitian dan wisata.
99
4.2 Analisis Ekonomi Wilayah Kota Bontang 4.2.1 Analisis Location Quotient
Analisis tentang faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah diperlukan sebagai dasar utama untuk perumusan pola kebijakan pembangunan ekonomi
daerah dimasa mendatang. Untuk mengetahui peran industri pengolahan dalam menopang pertumbuhan ekonomi, dapat dilakukan dua pendekatan perhitungan,
yaitu: metode basis ekspor yang merupakan bagian dari teori pertumbuhan regional dan metode basis ekonomi dengan pendekatan Location Quotient atau
LQ. Sebelumnya ada baiknya ditelaah kembali indikator yang menjadi
kekuatan pertumbuhan ekonomi Kota Bontang. Perkembangan kondisi perekonomian dapat ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi yang diukur
melalui PDRB. Khusus untuk Kota Bontang struktur PDRB didominasi oleh industri pengolahan yaitu hingga 94 persen. Data statistik menunjukan bahwa
sumbangan industri pengolahan cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kota Bontang, sebagaimana disajikan dalam Tabel 25 berikut ;
Tabel 25. Perkembangan Industri Pengolahan dan PDRB Bontang Periode 2005-
2009 dengan Harga Konstan Tahun 2000 dalam juta
Tahun Dengan Migas
Tanpa Migas Industri
Pengolahan PDRB
Industri Pengolahan
PDRB 2005
24.652.692,75 26.161.109,08
712.390,30 2.218. 549,53
2006 24.652.692,75
26.161.109,08 769.172,00
2.334. 304,64 2007
23.830.231,76 25.398.233,40
810.273,90 2.446. 536,17
2008 22.808.665,43
24.516.714,71 992.102,38
2.699. 898,56 2009
21.955.567,10 23.735.296,07
988.364,14 2.765. 071,61
Sumber : BPS 2010, Bontang Dalam Angka 2010
Perhitungan LQ berdasarkan pendapatan terlihat bahwa selama periode analisis antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, nilai-nilai LQ Kota
Bontang menunjukan angka lebih besar dari 1. Dari hasil identifikasi ini dapat
100
disimpulkan bahwa industri pengolahan Kota Bontang antara tahun 2005 sampai dengan 2009 merupakan sektor basis, seperti disajikan pada Tabel 26;
Tabel 26.Perbandingan Hasil Perhitungan LQ Pada Industri Pengolahan Dengan
Migas dan Tanpa Migas di Kota Bontang Periode 2005-2009
Tahun LQ dengan Migas
LQ Tanpa Migas vivt
ViVt LQ
vivt ViVt
LQ NM
2005 0,94234127
0,32470245 2,9021686
0,32110633 0,09999888
3,21109924 2006
0,94234127 0,34395157
2,7397498 0,32950797
0,10437771 3,15688067
2007 0,93826336
0,32470245 2,8896097
0,33119228 0,09999888
3,31195988 2008
0,93033123 0,31983581
2,9087775 0,36745913
0,09944345 3,69515661
2009 0,92501762
0,29810031 3,1030414
0,35744612 0,09489565
3,76672827
Sumber : BPS 2010, diolah
Jika data industri pengolahan Kota Bontang dipisahkan antara migas dan non migas, maka akan didapat hasil nilai LQ masih diatas 1 antara tahun 2005
sampai dengan tahun 2009. Hasil ini menunjukan bahwa industri pengolahan non migas Kota Bontang merupakan sektor basis. Pembedaan antara sektor migas
dan non migas sesungguhnya untuk melihat peran dua industri besar di Kota Bontang. Sektor Migas pada industri pengolahan digunakan untuk mengamati
peran BADAK dan sektor non migas digunakan untuk mengamati peran PKT. Dari hasil perhitungan yang ada, dapat disimpulkan bahwa peran kedua
perusahaan ini sangat besar dalam membentuk sektor basis di Kota Bontang. Selanjutnya untuk mengetahui nilai peran industri pengolahan non migas
PKT sebagai sektor basis terhadap pembangunan ekonomi dalam menciptakan multiplier effect dapat diukur dengan Analisis Regresi sederhana OLS Ordinary
Least Square, dimana variabel yang digunakan adalah time series PDRB 2005 – 2009, sehingga diperoleh persamaan ;
∆Y = 1164765.38 + 1.582 ∆B Hasil ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi sektor basis
berpengaruh sebesar 1,582 terhadap PDRB Kota Bontang dengan tingkat
101
signifikansi R square 95,5, nilai tersebut akan semakin terlihat jelas ketika kita bandingkan dengan nilai sirkulasi arus modal rata-rata PKT yang mencapai
Rp.7,52 Trilyun pertahun, dimana 97,5 diantaranya dikeluarkan di Kota Bontang, meliputi biaya operasional produksi 76, kontribusi langsung terhadap
Pemerintah 15 dan investasi sebesar 9.