Gambaran Umum PKT 1 Sejarah Perusahaan

93 administrasi yang bervariasi dengan sistem perhitungan bunga tetap dan saldo menurun. b Pinjaman Tidak Langsung pinjaman melalui lembaga penyalur Pinjaman tidak langsung disalurkan kepada mitra binaan melalui lembaga penyalur yang bekerjasama dengan PKT. Saat ini pinjaman tidak langsung tidak diberlakukan. Hal ini dikarenakan berakhirnya masa perjanjian kerjasama antara PKT dengan perbankan yang menjabat sebagai lembaga penyalur. Sebelumnya posisi lembaga penyalur dipegang oleh Bank Pembangunan Daerah BPD, baik yang terdapat di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Dalam penerapannya, pihak BPD bertindak sebagai suplier produk perbankan dan kredit bagi mitra binaan PKT. Atas pinjaman tersebut PKT memberikan jaminan berupa deposito berjangka kepada pihak BPD. c Pinjaman Khusus Pinjaman khusus merupakan jenis pinjaman jangka pendek yang diberikan PKT kepada mitra binaan. Pinjaman tersebut bertujuan untuk membantu kondisi finansial mitra binaan dalam memenuhi permintaan konsumennya. PKT menyediakan alokasi pinjaman khusus bagi para kontraktor, pemasok, maupun mitra binaan yang mendapat pesanan khusus. Besarnya bunga pinjaman yang diberlakukan pada pinjaman ini adalah sebesar 12 per tahun, sedangkan sistem perhitungan yang diterapkan adalah sistem perhitungan bunga menurun. 2 Pemberian Hibah Pemberian hibah dilakukan oleh PKT dalam rangka pengembangan dan peningkatan kemampuan mitra binaan. Besarnya dana hibah yang dialokasikan oleh PKT adalah sebesar maksimal 20 dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. Dana hibah tersebut digunakan dalam aktivitas pendidikan, pelatihan, penelitian, magang, pemasaran, promosi dan lain-lain. 94 b Program Bina Lingkungan BL Program bina lingkungan merupakan penyelenggaraan kegiatan Community Development, dimana dana kegiatan bersumber dari laba bersih perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan tersebut, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-05MBU2007, perusahaan mengalokasikan dana sebesar 2 dari perolehan laba bersih. Bentuk kegiatan dalam program bina lingkungan antara lainbantuan bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana umum, sarana peribadatan, serta olahraga dan seni.Berikut ini merupakan penjelasan mengenai program bina lingkungan yang diselenggarakan oleh PKT : 1 BUMN Peduli Penyaluran dana BUMN Peduli hanya dapat dilaksanakan berdasarkan suratperintah dari Kementerian BUMN, yang biasanya untuk kejadian bersifat nasional. Pada tahun 2010 bentuk bantuan dana BUMN Peduli yang dilaksanakan PKT adalah bantuan Bencana Alam Banjir Wasior, Merapi Yogyakarta, dan Gempa Mentawai. 2 Bantuan korban bencana alam Bentuk bantuan untuk korban bencana alam yang disalurkan antara lain bantuan untuk korban musibah kebakaran di Kelurahan Guntung, Kutai Kartanegara, Balikpapan dan korban banjir di Samarinda. 3 Bantuan pendidikan dan atau pelatihan Contoh program pendidikan yang di selenggarakan oleh PKBL PKT antara lain Program Peduli Pendidikan, program ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswi SMU sederajat di Kota Bontang dan sekitar yang notabene berasal dari golongan ekonomi lemah untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favorit di Indonesia. Selain pemberian beasiswa, kegiatan lain dibidang pendidikan adalah pelatihan enterpreneurship, bantuan komputer untuk instansi- instansi kelurahan dan kecamatan di Kota Bontang. 4 Bantuan peningkatan kesehatan Bantuan di bidang kesehatan meliputi bantuan biaya keringanan berobat di Rumah Sakit Pupuk Kaltim RSPKT. 95 5 Bantuan pengembangan prasarana dan atau sarana umum Bantuan yang disalurkan antara lain bantuan pembangunan gedung dakwah Pondok Pesantren Hidayatullah dan sarana panti asuhan Nurul Hidayah Lhoktuan. 6 Bantuan sarana ibadah Untuk sektor peribadatan, PKBL PKT memberikan bantuan pembangunan masjid, mushola serta bantuan pemberian sarung, baju muslim untuk santri dari pondok pesantren se Kota Bontang. 7 Bantuan pelestarian alam Komitmen Perusahaan di bidang lingkungan hidup diwujudkan melalui penerapan Sistem Manajemen Lingkungan berdasarkan ISO 14001:2004 secara efektif dan konsisten. Selama tahun 2010 PKT telah berhasil menjalankan kegiatan operasional yang ramah lingkungan yakni dengan memenuhi seluruh standar baku mutu lingkungan seperti, limbah cair, padat dan emisi gas sesuai yang disyaratkan oleh undang-undang dan peraturan pemerintah. Kesungguhan perusahaan dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan juga ditunjukkan melalui program taman penghijauan Wanatirta, yaitu penghijauan dan pelestarian tanaman langka, khas Kalimantan. Penghijauan ini disiapkan di atas lahan seluas 315 Ha di sekitar perusahaan dengan populasi pohon langka yang sudah ditanam mencapai 55.631 pohon. Bantuan pelestarian alam dilakukan dengan pelaksanaan program penanaman pohon pelindung, penanaman mangrove dan terumbu karang di sekitar kawasan pesisir Kota Bontang. Dimana perusahaan telah melakukan penanaman 256 terumbu buatan pada tahun 2009 di sekitar perairan Kota Bontang yakni di area Karang Segajah dan Tebok Batang. Kegiatan serupa direncanakan menjadi agenda tahunan dengan kebijakan penanaman 500 terumbu buatan setiap tahunnya sejak 2011 hingga 10 tahun mendatang di perairan pesisir Kota Bontang. Dalam melakukan konservasi kawasan pesisir Kota Bontang, melindungi wilayah pesisir dari abrasi, PKT juga telah melakukan penanaman mangrove 96 sekitar 7500 pohon di tahun 2011 terletak di area Hak Guna Bangunan HGB 63 area Sekatup Kelurahan Bontang Baru sebanyak 3750 pohon dan HGB 65 area Bukit Sintuk Kelurahan Belimbing sebanyak 3750 pohon. Kegiatan penanaman pohon mangrove ini juga akan menjadi agenda kegiatan tahunan perusahaan, dengan melakukan penanaman minimal 10.000 pohon mangrove per tahunnya hingga 10 tahun kedepan. Dalam rangka Program Penilaian Peringkat Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Proper, PKT memperoleh predikat “HIJAU” dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan predikat ”BIRU” dari Kementerian Lingkungan Hidup.Untuk dapat meningkatkan predikat tersebut, salah satu aspek yang menjadi kategori penilaian adalah bentuk implementasi CSR yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan seperti ISO 26000, sehingga PKT harus terlebih dahulu melaksanakan konsep CSR dengan baik. c Program Pembinaan Wilayah Binwil Program Pembinaan Wilayah merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap pengembangan masyarakat dan lingkungan. Pendanaan program Binwil bersumber dari dana operasional perusahaan yang telah disesuaikan dengan kebijakan perusahaan. Penyelenggaraan program Binwil bertujuan untuk mendorong pengembangan wilayah, dengan fokus pembinaan meliputi bidang sosial, keagamaan, pendidikan serta bidang kesehatan masyarakat. d Program CSR Tak Langsung PKT memiliki program CSR yang merupakan swadaya karyawan PKT. Program CSR tersebut turut pula berperan dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di sekitar perusahaan.Beberapa jenis program yang telah terlaksana adalah Marching Band Bontang-PKT, diklat sepak bola Mandau, seni dan tari, Yayasan PKT, serta kegiatan olahraga profesional dan amatir. 1 Kegiatan Pengembangan Olahraga Kegiatan pengembangan olahraga telah dilaksanakan PKT sejak lama. Pada tahun 1988 PKT mendirikan klub sepakbola PS PKT. Sejak memasuki Kompetisi Liga Bank Mandiri ke 8 tahun 2002, PS PKT berubah nama menjadi 97 PS Bontang PKT. Selain bidang sepak bola, kegiatan pengembangan olahraga juga dilakukan pada bidang olahraga voli, tenis meja, tenis lapangan, renang, soft ball, catur, bridge, dan golf. 2 Kegiatan Seni dan Budaya Kegiatan seni dan budaya yang secara rutin diselenggrakan oleh PKT antara lain pagelaran wayang kulit, pentas seni tari, ketoprak, dan fashion show. Selain kegiatan tersebut, PKT turut pula mendorong berkembangnya potensi seni generasi muda melalui kegiatan marching band, Anggota Marching Band Bontang-PKT MB Bontang-PKT terdiri dari karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat yang pada umumnya adalah generasi muda Kota Bontang di luar keluarga besar PKT. Salah satu prestasi membanggakan yang telah diukir oleh MB Bontang-PKT adalah juara Grand Prix Marching Band Nasional selama sembilan kali berturut-turut. 3 Yayasan Baiturrahman Yayasan Baiturrahman mengelola Masjid Raya Baiturrahman PKT, pengumpulan dana zakat dari karyawan PKT. Dana hasil pengumpulan tersebut disalurkan dalam bentuk zakat fitrah, sedekah, bantuan beasiswa, bantuan bencana alam, dan bantuan modal bagi usaha kecil. Untuk mendukung aktivitasnya dalam menyalurkan dana bagi kegiatan perekonomian sektor informal, pada tahun 1995 Yayasan Baiturrahman mendirikan BMT Baitul Mal wat Tanwil. 4 Yayasan Pupuk Kaltim YPK Yayasan Pupuk Kaltim memiliki fokus pada bidang pendidikan. Program utama yang diusung oleh yayasan ini adalah program Maju Bersama YPK yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan kualitas pendidikan di Kota Bontang. Penyelenggaraan program tersebut berhasil meningkatkan NEM rata-rata siswa-siswa lulusan SD di Kota Bontang. Selain program tersebut, YPK juga melaksanakan try out TO untuk siswa SMP dan SMU se-Bontang, ESQ gratis untuk siswa sekolah, kejuaraan atletik se-Kaltim, kejuaraan bola basket antar pelajar se-Bontang, takmir masjid serta pelatihan kurikulum dan 98 pengenalan berbagai universitas negeri Unair, ITB, ITS, Unpad, Undip, UGM bagi para guru dan siswa SMU di Kota Bontang. 5 Yayasan Rumah Sakit Salah satu program peningkatan kesehatan masyarakat Bontang yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Sakit Pupuk Kaltim adalah bantuan keringanan biaya berobat dengan nilai rata-rata mencapai Rp. 150 juta per tahun. 6 Publik Katulistiwa Televisi PK-TV Terkait bidang media penyiaran, PKT mendirikan PKTV Publik Katulistiwa TV dengan bekerjasama dengan Yayasan Baiturrahman, Yayasan Pupuk Kaltim dan Yayasan Bina Insan Mandiri.Stasium TV lokal yang resmi berdiri pada tahun 1998 tersebut menayangkan informasi program pengembangan masyarakat serta peristiwa aktual yang terjadi di Kota Bontang. Dengan berlokasi di kompleks Gedung Sarana Pertemuan GOR PKT, PKTV mengudara setiap hari dimulai pada pukul 18.00 hingga pukul 22.00. 7 Program Pemberdayaan Pengusaha Lokal PKT turut pula memiliki kepedulian dalam pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Bentuk kepedulian tersebut diwujudkan dengan melakukan pemberdayaan pengusaha lokal melalui pemberian prioritas kepada vendor atau pengusaha lokal Bontang dalam proses pengadaan barang dan jasa serta pekerjaan konstruksi tertentu di PKT. 8 Pengembangan kawasan Hutan Kota Wanatirta Pengembangan kawasan Hutan Kota Wanatirta merupakan program pelestarian lingkungan yang dilakukan dengan menjaga fungsi hutan seluas 315,6 Ha tersebut dalam memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika, memperbaiki resapan air, serta perlindungan terhadap aquifer dan aquiclude. Upaya pelestarian tersebut bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, mendukung pelestarian keanekaragaman hayati, serta mengembangkan hutan sebagai lokasi penelitian dan wisata. 99 4.2 Analisis Ekonomi Wilayah Kota Bontang 4.2.1 Analisis Location Quotient Analisis tentang faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah diperlukan sebagai dasar utama untuk perumusan pola kebijakan pembangunan ekonomi daerah dimasa mendatang. Untuk mengetahui peran industri pengolahan dalam menopang pertumbuhan ekonomi, dapat dilakukan dua pendekatan perhitungan, yaitu: metode basis ekspor yang merupakan bagian dari teori pertumbuhan regional dan metode basis ekonomi dengan pendekatan Location Quotient atau LQ. Sebelumnya ada baiknya ditelaah kembali indikator yang menjadi kekuatan pertumbuhan ekonomi Kota Bontang. Perkembangan kondisi perekonomian dapat ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi yang diukur melalui PDRB. Khusus untuk Kota Bontang struktur PDRB didominasi oleh industri pengolahan yaitu hingga 94 persen. Data statistik menunjukan bahwa sumbangan industri pengolahan cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kota Bontang, sebagaimana disajikan dalam Tabel 25 berikut ; Tabel 25. Perkembangan Industri Pengolahan dan PDRB Bontang Periode 2005- 2009 dengan Harga Konstan Tahun 2000 dalam juta Tahun Dengan Migas Tanpa Migas Industri Pengolahan PDRB Industri Pengolahan PDRB 2005 24.652.692,75 26.161.109,08 712.390,30 2.218. 549,53 2006 24.652.692,75 26.161.109,08 769.172,00 2.334. 304,64 2007 23.830.231,76 25.398.233,40 810.273,90 2.446. 536,17 2008 22.808.665,43 24.516.714,71 992.102,38 2.699. 898,56 2009 21.955.567,10 23.735.296,07 988.364,14 2.765. 071,61 Sumber : BPS 2010, Bontang Dalam Angka 2010 Perhitungan LQ berdasarkan pendapatan terlihat bahwa selama periode analisis antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, nilai-nilai LQ Kota Bontang menunjukan angka lebih besar dari 1. Dari hasil identifikasi ini dapat 100 disimpulkan bahwa industri pengolahan Kota Bontang antara tahun 2005 sampai dengan 2009 merupakan sektor basis, seperti disajikan pada Tabel 26; Tabel 26.Perbandingan Hasil Perhitungan LQ Pada Industri Pengolahan Dengan Migas dan Tanpa Migas di Kota Bontang Periode 2005-2009 Tahun LQ dengan Migas LQ Tanpa Migas vivt ViVt LQ vivt ViVt LQ NM 2005 0,94234127 0,32470245 2,9021686 0,32110633 0,09999888 3,21109924 2006 0,94234127 0,34395157 2,7397498 0,32950797 0,10437771 3,15688067 2007 0,93826336 0,32470245 2,8896097 0,33119228 0,09999888 3,31195988 2008 0,93033123 0,31983581 2,9087775 0,36745913 0,09944345 3,69515661 2009 0,92501762 0,29810031 3,1030414 0,35744612 0,09489565 3,76672827 Sumber : BPS 2010, diolah Jika data industri pengolahan Kota Bontang dipisahkan antara migas dan non migas, maka akan didapat hasil nilai LQ masih diatas 1 antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Hasil ini menunjukan bahwa industri pengolahan non migas Kota Bontang merupakan sektor basis. Pembedaan antara sektor migas dan non migas sesungguhnya untuk melihat peran dua industri besar di Kota Bontang. Sektor Migas pada industri pengolahan digunakan untuk mengamati peran BADAK dan sektor non migas digunakan untuk mengamati peran PKT. Dari hasil perhitungan yang ada, dapat disimpulkan bahwa peran kedua perusahaan ini sangat besar dalam membentuk sektor basis di Kota Bontang. Selanjutnya untuk mengetahui nilai peran industri pengolahan non migas PKT sebagai sektor basis terhadap pembangunan ekonomi dalam menciptakan multiplier effect dapat diukur dengan Analisis Regresi sederhana OLS Ordinary Least Square, dimana variabel yang digunakan adalah time series PDRB 2005 – 2009, sehingga diperoleh persamaan ; ∆Y = 1164765.38 + 1.582 ∆B Hasil ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi sektor basis berpengaruh sebesar 1,582 terhadap PDRB Kota Bontang dengan tingkat 101 signifikansi R square 95,5, nilai tersebut akan semakin terlihat jelas ketika kita bandingkan dengan nilai sirkulasi arus modal rata-rata PKT yang mencapai Rp.7,52 Trilyun pertahun, dimana 97,5 diantaranya dikeluarkan di Kota Bontang, meliputi biaya operasional produksi 76, kontribusi langsung terhadap Pemerintah 15 dan investasi sebesar 9.

4.2.2 Analisis Pendapatan Jangka Pendek

Sementara analisa data rasio PDRB Non Basis terhadap total PDRB YNY menggambarkan proporsi dari total pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas lokal atau aktivitas penduduk dalam perekonomian wilayah. Pada tahun 2009 rasio YNY menunjukan angka 0,0749. Artinya, setiap Rp. 1 pendapatan total Kota Bontang, sumbangan aktivitas lokal sebesar 0,0749. Perhitungan ini menunjukan bahwa aktivitas lokal atau aktivitas penduduk dalam perekonomian Kota Bontang hanya berperan sebesar 7,49 , sebagaimana disajikan pada Tabel 27: Tabel 27. Hasil Perhitungan Pengganda Pendapatan Jangka Pendek Sektor Industri Pengolahan di Bontang Periode 2005-2009 dalam juta 2005 2006 2007 2008 2009 Y 26.161.109,08 26.216.799,14 25.466.494,03 24.519.392,21 23.735.296,07 YB 24.652.692,75 24.652.692,75 23.830.231,76 22.808.665,43 21.955.567,10 YN 1.508.416,33 1.564.106,39 1.636.262,27 1.710.726,78 1.779.728,97 M 1,061186676 1,063445661 1,068663297 1,075003370 1,081060487 YNY 0,057658730 0,059660464 0,064251572 0,069770358 0,074982379 Sumber : BPS 2010, diolah

4.2.3 Analisis Shift Share

Dari hasil analisis shift share menunjukkan kontribusi nasional terhadap perekonomian daerah hanya sebesar 9, sementara peran struktur ekonomi daerah cukup besar mencapai 92 , rasio tersebut ditopang oleh kontribusi kekhususan potensi ekonomi daerah yakni 46 , sebagaimana tersaji pada Tabel 28 berikut : 102 Tabel 28. Hasil Perhitungan Analisis Shift Share Kota Bontang Tahun 2005-2009 dalam juta Sektor Ekonomi RS PS DS VA Pertanian 6.812, 43 29.086,76 27.013,23 62.912,42 Pertambangan dan Penggalian 12.398,17 68.749,17 52.502,12 133.649,46 Industri Pengolahan 241.362,86 1.118. 012,77 1.371. 246,73 2.730. 622,36 Listrik, Gas dan Air 3.263, 81 15.652,77 18.301,83 37.218,40 Bangunan dan Konstruksi 230.508,92 1.241. 429,88 1.154. 090,36 2.626. 029,17 Perdagangan, Restoran dan Hotel 105.003,76 510.886,47 479.640,27 1.095. 530,49 Pengangk utan dan Komunikasi 25.542,44 131.687,17 125.635,69 282.865,30 Keuangan, Persewaan dan Jasa 28.106,54 158.022,46 139.068,83 325.197,84 Jasa-Jasa Lainnya 22.243,70 107.994,24 105.440,17 235.678,11 JUMLAH 675.242,63 3.440. 313,00 3.446. 223,83 7.529. 703,56 PERS ENTASE

8.97 45.69

45.77 100

Sumber : BPS 2010, diolah Keterangan : RS : Regional Share DS : Differential Shift PS : Propotionality Shift VA : Value Added

4.2.4 Pusat Pembangunan dan Pusat Pertumbuhan Kota Bontang

Kota Bontang terletak 150 km di utara Kota Samarinda, dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten lainnya di Propinsi Kalimantan Timur 406,70 km², Kota Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan Kaltim maupun nasional. Karena di kota yang berpenduduk sekitar 140.000 jiwa ini, terdapat dua perusahaan raksasa internasional yaitu BADAK di Kecamatan Bontang Selatan dan PKT di Kecamatan Bontang Utara. Secara Administrasi, semula Kota Bontang merupakan Kota Administratif sebagai bagian dari Kabupaten Kutai dan menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-Undang No. 47 Tahun 1999 tentang pemekaran Propinsi dan Kabupaten, bersama-sama dengan Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai 103 Kertanegara. Dan sejak disahkannya Peraturan Daerah Kota Bontang No. 17 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan Bontang Barat, pada tanggal 16 Agustus 2002, Kota Bontang terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan Bontang Barat. Kecamatan Bontang Selatan memiliki wilayah daratan paling luas 104,40 km 2 , disusul Kecamatan Bontang Utara 26,20 km 2 dan Kecamatan Bontang Barat 17,20 km 2 Gas alam cair merupakan komoditi utama yang menopang perekonomian Kota Bontang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 produksi LNG, yang dikelola oleh BADAK, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2007. Tercatat produksi total LNG pada tahun 2008 sebesar 39.701.552 m Kota Bontang memiliki letak yang cukup strategis yaitu terletak pada jalan trans Kaltim dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar sehingga menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dengan wilayah lain di luar Kota Bontang. 3 dengan produksinya tertinggi sebesar 3.563.438 m 3 pada bulan Januari 2008. Untuk nilai ekspor LNG tertinggi juga terjadi pada bulan Januari 2008 sebesar 3.623.854 m 3 dengan total ekspor sebesar 39.698.248 m Komoditi unggulan di Kota Bontang setelah gas alam cair adalah pupuk. Pada tahun 2008, produksi amoniak PKT tercatat sebanyak 246.504 ton, sedangkan produksi urea curah dan urea kantong tercatat sebanyak 350.515 ton dan 2.201.497 ton. Sedangkan untuk distribusi amoniak sebanyak 138.850 ton ke dalam negeri dan 78.810 ton ke luar negeri. Sedangkan urea curah dan urea kantong hanya didistribusikan ke dalam negeri yaitu sebanyak 159.350 ton dan 1.709.389 ton. 3 Dengan adanya dua perusahaan besar di Kota Bontang, yaitu: BADAK di Kecamatan Bontang Selatan dan PKT di Kecamatan Bontang Utara, maka diperkirakan pusat pertumbuhan dan pusat pembangunan Kota Bontang berada di Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Bontang Selatan.

a. Pusat Pembangunan

Investasi pada pusat pembangunan Development poles mempengaruhi pertumbuhan kota pada daerah Kota Bontang secara bervariasi. Pengaruh 104 tersebut dapat muncul dalam bentuk peningkatan investasi, penyediaan lapangan kerja, pendapatan dan kemajuan teknologi yang merupakan indikator kemakmuran di Kota Bontang. Pusat pembangunan di Kota Bontang, ternyata terletak di Kecamatan Bontang Utara. Indikasi ini terlihat dari elastisitas investasi pada pada Kecamatan Bontang Utara terhadap kemakmuran wilayah Kota Bontang menujukan angka positip. Elastisitas kemakmuran Wr menunjukan angka 0,327, elastisitas positif dan berada diantara angka 0 dan 1. Artinya pusat pembangunan bersifat sub dominan. Pertumbuhan bersifat sub dominan bermakna bilamana ada investasi sebesar 10 persen di Kecamatan Bontang Utara, akan menghasilkan pendapatan kurang dari 10 persen.

b. Pusat Pertumbuhan

Sejalan dengan konsep pusat pembangunan, maka daerah perkotaan dikatakan berfungsi sebagai pusat pertumbuhan Growth Centre, jika elastisitas investasi di Kecamatan Bontang Utara terhadap investasi di Kecamatan Bontang Barat dan Kecamatan Bontang selatan adalah positif, maka daerah tersebut dapat dikatakan propulsive region atau sebagai wilayah andalan. Jika dilihat angka elastisitas Kecamatan Bontang Utara terhadap Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat lebih besar dari 1. Maka dapat dikatakan bahwa Kecamatan Bontang Utara sebagai wilayah utama yang kuat strong propulsive region. 4.3 Analisis Keberlanjutan Wilayah Pesisir 4.3.1 Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi Atribut yang dipertimbangkan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi ekologi terdiri dari sepuluh atribut : 1 Kondisi Ekosistem Mangrove 2 Kondisi Ekosistem Padang lamun dan Seagrass 3 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang 4 Tingkat Kerentanan Sumberdaya Pesisir dan Lautan 5 Tingkat Biodiversity Keanekaragaman hayati wilayah pesisir dan lautan 6 Tingkat perubahan spesies dalam 10 tahun 7 Intensitas