41
Perusahaan Kosmetik ternama LOréal memfokuskan kegiatan CSR-nya pada kegiatan pendidikan dan pelatihan The LOréal-Unesco Awards, The
Unesco - LOréal Fellowships , dan The National Initiatives. Selain itu LOréal juga
fokus pada program kesehatan dan lingkungan www.csrglobe.com. Program CSR Perusahaan financial Jerman yakni Deutsche Bank AG juga memiliki
kesamaan dengan industri perbankan lainnya yaitu berorientasi pada kredit usaha kecil seperti pada program Global Commercial Microfinance Consortium
Ltd, dan Deutsche Bank Microcredit Development Fund. Kesenian, lingkungan, pengembangan masyarakat, dan pendidikan juga menjadi titik fokus program
CSR oleh Deutsche Bank AG www.deutsche-bank.de . Pelaksanaan CSR di Indonesia memiliki domain yang tidak terlalu jauh
berbeda satu sama lainnya, meskipun korporasi-korporasi yang melaksanakan CSR tersebut melaksanakan kegiatan bisnis yang berbeda-beda misalnya di
sektor perbankan kegiataan CSR banyak difokuskan pada bidang pendidikan seperti yang dilaksanakan oleh Bank Mandiri dan Bank BNI. Beberapa program
sosial BNI dalam membantu bidang pendidikan diantaranya pemberian beasiswa setiap tahun, bantuan sarana dan prasarana fisik dan alat tulis bagi sekolah
kampus, renovasi sekolah, program kewirausahaan mahasiswa, sarana pendukung pendidikan nonformal dan program edukasi khusus bagi semua
kalangan www.beritasore.com. Pada bidang pendidikan, Bank Mandiri memiliki sejumlah sub kegiatan
seperti beasiswa, pembelajaran mengenai perbankan kepada siswa di daerah terpencil, penyediaan sarana penunjang pendidikan, dan renovasi sekolah-
sekolah yang rusak. Bank Mandiri juga menaruh perhatian besar pada masalah yang dihadapi oleh masyarakat karena bencana alam. Pada tiga bencana besar
yang belum lama terjadi di Indonesia yakni tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, dan tsunami di Pangandaran, Bank
Mandiri dengan sigap segera mengulurkan bantuannya www.jurutulis.com. Pada Sektor pertambangan seperti Pertamina, kegiatan CSR difokuskan
pada 4 bagian besar yakni pendidikan, lingkungan, kesehatan dan kemitraan berkelanjutan www.pertamina.com. Masih disektor yang sama perusahaan
42
pertambangan batubara yakni Bumi Resources menitiberatkan kegiatan CSR- nya pada bidang pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat dibidang
perikanan, pertanian, dan perkebunan serta pada bidang perbaikan infrasturktur dan pemeliharaan kesehatan www.bumiresources.com.
Tidak sedikit pula korporasi di Indonesia yang sangat memperhatikan implementasi CSR yakni dengan membentuk yayasan khusus untuk
melaksanakan program CSR secara fokus dan berkelanjutan.Seperti PT. Unilever Indonesia Tbk melalui yayasan Unilever Indonesia yang sangat fokus
pada pengembangan ekonomi masyarakat www.ibl.or.id dan PT. HM Sampoerna Tbk melalui Yayasan Sampoerna foundation yang fokus pada bidang
pendidikan www.sampoernafoundation.org.
2.7 Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Pembangunan Wilayah Pesisir Terpadu
Isu yang selalu mucul ketika membicarakan masyarakat pesisir adalah masyarakat yang marjinal, miskin dan menjadi sasaran eksploitasi penguasa baik
secara ekonomi maupun politik, terutama nelayan yang digolongkan sebagai nelayan musiman nelayan yang hanya memiliki perahu tanpa motor atau nelayan
buruh. Pada umumnya, 80 masyarakat pesisir masih dalam kondisi miskin dengan tingkat pendidikannya yang rendah.
Kemiskinan yang selalu menjadi trade mark bagi masyarakat pesisir dalam beberapa hal dapat dibenarkan dengan beberapa fakta seperti kondisi
pemukiman yang kumuh, tingkat pendapatan dan pendidikan yang rendah, rentannya mereka terhadap perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang
melanda, dan ketidakberdayaan mereka terhadap intervensi pemodal, dan penguasa yang datang.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor struktural yang menyebabkan terjadinya kemiskinan nelayan. Mubyarto et al 1984, Mubyarto
dan Sutrisno 1988, Resusun 1985, Rizal 1985 dan Zulkifli 1989 menyatakan bahwa faktor struktural ini juga sering kali menjadi alasan untuk
43
timbulnya konflik pada masyarakat pesisir yaitu konflik nelayan tradisional terhadap pemilik alat tangkap moderen seperti pukat harimau.
Konflik itu terjadi karena pukat harimau melakukan penangkapan ikan di zona penangkapan nelayan tradisional. Misalnya, salah satu penyebab konflik
adalah adanya penabrakan nelayan oleh pukat harimau. Menurut catatan Suhendra 1998 ada sampai 37 kejadian nelayan ditabrak pukat harimau
dengan korban meninggal 5 orang, hilang 31 orang, sejak tahun 1993 sampai Juli 1998.
Keadaan dan kondisi di atas seringkali memicu terjadinya pengerusakan sumberdaya alam di sekitarnya. Secara umum, ada dua pendekatan yang
dilakukan dalam menganalisis kemiskinan nelayan yaitu pendekatan struktural dan kultural. Beberapa tulisan mengenai masyarakat pesisir dengan pendekatan
struktural yang menggambarkan tentang kemiskinan kondisi ekonominya. Hasil penelitian Mubyarto et al 1984 menunjukkan bahwa masyarakat pesisir di
daerah Jepara sebagian berasal dari golongan sedang, miskin, dan miskin sekali. Selanjutnya dinyatakan bahwa kemiskinan masyarakat pesisir pantai
lebih banyak disebabkan oleh adanya tekanan struktur, di mana masyarakat pesisir terbagi atas kelompok kaya dan kaya sekali di satu pihak, miskin dan
miskin sekali dilain pihak. Penelitian ini menunjukkan adanya dominasi eksploitasi dari masyarakat pesisir kaya terhadap nelayan miskin. Hampir sama
atas dasar penelitian di atas Mubyarto dan Sutrisno 1988 juga melihat kemiskinan masyarakat pesisir di Kepulauan Riau.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2010 sampai dengan Mei 2011, di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Secara geografis Kota
Bontang terletak di garis lintang 0°01’ - 0°12’ Lintang Utara dan 117°23’ - 117°38’ Bujur Tim ur. Peta wilayah Kota Bontang dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian meliputi seluruh kelurahan yang berbatasan langsung dengan pesisir yaitu Kelurahan Bontang Kuala, Kelurahan Bontang
Baru, Kelurahan Lhok Tuan, Kelurahan Guntung, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kelurahan Tanjung
Laut, dan Kelurahan Belimbing, seperti tersaji pada Tabel 2 berikut:
L L
o o
k k
a a
s s
i i
P P
e e
n n
e e
l l
i i
t t
i i
a a
n n
S S
u u
m m
b b
e e
r r
R R
T T
R R
W W
K K
o o
t t
a a
B B
o o
n n
t t
a a
n n
g g
T T
h h
. .
2 2
1 1
O O
l l
e e
h h
: :
T T
a a
u u
f f
i i
k k
H H
a a
s s
b b
u u
l l
l l
a a
h h
P P
r r
o o
g g
r r
a a
m m
D D
o o
k k
t t
o o
r r
P P
r r
o o
g g
r r
a a
m m
S S
t t
u u
d d
i i
S S
P P
L L
I I
n n
s s
t t
i i
t t
u u
t t
P P
e e
r r
t t
a a
n n
i i
a a
n n
B B
o o
g g
o o
r r
2 2
1 1
1 1
46
Tabel 2. Lokasi Penelitian Berdasar jenis Wilayah
Jenis Wilayah Kecamatan
Bontang Utara Bontang Selatan
Bontang Barat Kelurahan
Pesisir Bontang Kuala
Berbas Tengah Belimbing
Bontang Baru Berbas Pantai
Lok Tuan Tanjung Laut
Guntung Tanjung Laut Indah
Kelurahan Non Pesisir
Api-api Satimpo
Kanaan Gunung Elai
Bontang Lestari Telihan
Jumlah 6 Kelurahan
6 Kelurahan 3 kelurahan
Sumber : BPS, 2010 diolah
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode studi kasus adalah penelitian tentang status subyek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas Max Field dalam Nazir, 1986. Kasus yang digunakan
dalam penelitian ini adalah program CSR pada PKT Bontang, khususnya dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengelolaan wilayah
pesisir Kota Bontang.
3.3. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yakni tahap persiapan, pengumpulan data dan tahap analisis data. Tahap persiapan meliputi pembuatan
proposal penelitian, pengurusan surat izin penelitian dan studi literatur baik diperpustakaan, internet maupun pada instansi pemerintah dan swasta yang
terkait dengan permasalahan yang akan di kaji. Pada tahap pengumpulan data, kegiatan yang dilakukan adalah
mengumpulkan semua data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini baik data primer maupun data sekunder. Data-data tersebut meliputi identifikasi potensi
dan permasalahan di wilayah pesisir baik dari aspek ekonomi maupun aspek sumberdaya dan lingkungan pesisir. Aspek ekonomi seperti data PDRB Kota
Bontang, pertumbuhan ekonomi, dan keterkaitan antar sektor. Aspek sumberdaya dan lingkungan pesisir seperti data ekosistem wilayah pesisir
mangrove, padang lamun, terumbu karang dan data sumberdaya perikanan
47
dan kelautan. Dimensi keberlanjutan meliputi dimensi ekonomi, ekologi, sosial budaya, hukum dan kelembagaan. Indikator CSR seperti kemitraan, bina
lingkungan dan bina wilayah. Pada tahap analisis data, semua data-data yang telah dikumpulkan diatas
akan dianalisis dengan menggunakan berbagai metode analisis yang meliputi analisis ekonomi wilayah, analisis biogeofisik, analisis keberlanjutan wilayah dan
analisis efektivitas dan presepsi. Alur tahapan penelitian tersaji pada Gambar 7 berikut ;
Gambar 7. Tahapan Penelitian 3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, terdiri dari data lingkungan dan sumberdaya pesisir serta data
sosial ekonomi Kota Bontang. Data primer dikumpulkan melalui metode survei lapang visual recall dan wawancara langsung di lokasi penelitian serta dengan
menggunakan kuisioner. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui
T A
H A
P PER
SI A
PA N
T AHAP
P E
NG UM
P UL
AN DAT A
T AHAP
ANAL IS
IS DAT
A
DESA IN S TRA TE GI KEB IJA KA N CS R
DESA IN S TRA TE GI P ENGE MBA NGA N WIL. PES IS IR
DESA IN S TRA TE GI CS R DALA M PEM BE RDA YAA N EK ONOM I DAN S UMB ERDAY A P ES IS IR B ONTA NG
A NA LIS IS E FEK TIFITAS DAN P ERS EPS I
A NA LIS IS KEB ERLA NJ UTAN WILAYA H
A NA LIS IS EK ONOM I WILA YAH A NA LIS IS B IOGE OFIS IK
IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH WILAYAH PESISIR A SPEK S UM BERDA YA A LAM DAN
LINGK UNGAN A SPEK E K ONOMI
PERSIAPAN S TUDI LITERA TUR
P ROP OS AL P ENE LITIAN
DIMENSI KEBERLANJUTAN : E K OLOGI, EK ONOM I, S OSIAL
B UDAYA , TEK HNOLOGI, HUK UM K ELE MBA GA AN
M ANGROVE TE RUMB U KA RANG
P ADA NG LAM UN P ERIKA NA N, KE LA UTAN, DLL
P DRB P ERTUMB UHAN E K ONOMI
K ETERKA ITAN ANTA R SE KTOR INDIKA TOR P ROGRA M CS R
K EM ITRA AN B INA LINGK UNGA N
B INA WILA YA H MULAI
48
penelusuran berbagai pustaka yang ada di berbagai instansi yang terkait sesuai permasalahan yang dikaji. Secara lengkap jenis dan sumber data yang
dikumpulkan meliputi :
3.4.1. Data Lingkungan dan Sumberdaya Pesisir
Data lingkungan dan sumberdaya alam pesisir diperoleh dengan berbasis pada data sekunder, berupa kondisi umum sumberdaya dapat pulih, sumberdaya
tidak dapat pulih, dan Jasa-jasa lingkungan Kelautan di 9 kelurahan pesisir di Kota Bontang. Data diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Perikanan,
Kelautan dan Pertanian Kota Bontang, seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3. Jenis dan sumber data sekunder
No Komponen
Jenis Data Sumber DataTahun
1. Sumberdaya Dapat
Pulih 1.1. Perikanan
1.2. Padang Lamun dan Budi daya rumput laut
1.3. Terumbu Karang 1.4. Hutan Mangrove
DPK Kota Bontang 2010 DPK Kota Bontang 2010
DPK Kota Bontang 2010 DPK Kota Bontang 2010
2. Sumberdaya Tidak
Dapat Pulih 2.1. Mineral
2.2. Minyak dan Gas Bumi DPK Kota Bontang 2010
DPK Kota Bontang 2010 3.
Jasa-jasa Lingkungan Kelautan
3.1. Pariwisat a 3.2. Pelabuhan
DPK Kota Bontang 2010 DPK Kota Bontang 2010
3.4.2. Data Sosial Ekonomi 1 Data Primer
Data primer untuk komponen sosial ekonomi diperoleh dari hasil wawancara lapangan dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dirancang
dilakukan terhadap 90 orang responden, yang terdiri dari 10 orang karyawan PKT, 5 orang keluarga karyawan PKT, 30 orang mitra binaan PKT serta 45 orang
masyarakat di 9 kelurahan pesisir. Responden karyawan PKT berasal dari delapan departemen yang berbeda yaitu Hubungan Masyarakat Humas, Jasa
Tekhnik, Kompartemen Hubungan Industri-Sumberdaya Manusia KHI-SDM, Pelayanan dan Promosi, Keselamatan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup
K3LH, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL, Pengembangan Sumberdaya Manusia PSDM, serta Pengadaan Teknik. Secara lengkap data
primer yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :