48
penelusuran berbagai pustaka yang ada di berbagai instansi yang terkait sesuai permasalahan yang dikaji. Secara lengkap jenis dan sumber data yang
dikumpulkan meliputi :
3.4.1. Data Lingkungan dan Sumberdaya Pesisir
Data lingkungan dan sumberdaya alam pesisir diperoleh dengan berbasis pada data sekunder, berupa kondisi umum sumberdaya dapat pulih, sumberdaya
tidak dapat pulih, dan Jasa-jasa lingkungan Kelautan di 9 kelurahan pesisir di Kota Bontang. Data diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Perikanan,
Kelautan dan Pertanian Kota Bontang, seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3. Jenis dan sumber data sekunder
No Komponen
Jenis Data Sumber DataTahun
1. Sumberdaya Dapat
Pulih 1.1. Perikanan
1.2. Padang Lamun dan Budi daya rumput laut
1.3. Terumbu Karang 1.4. Hutan Mangrove
DPK Kota Bontang 2010 DPK Kota Bontang 2010
DPK Kota Bontang 2010 DPK Kota Bontang 2010
2. Sumberdaya Tidak
Dapat Pulih 2.1. Mineral
2.2. Minyak dan Gas Bumi DPK Kota Bontang 2010
DPK Kota Bontang 2010 3.
Jasa-jasa Lingkungan Kelautan
3.1. Pariwisat a 3.2. Pelabuhan
DPK Kota Bontang 2010 DPK Kota Bontang 2010
3.4.2. Data Sosial Ekonomi 1 Data Primer
Data primer untuk komponen sosial ekonomi diperoleh dari hasil wawancara lapangan dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dirancang
dilakukan terhadap 90 orang responden, yang terdiri dari 10 orang karyawan PKT, 5 orang keluarga karyawan PKT, 30 orang mitra binaan PKT serta 45 orang
masyarakat di 9 kelurahan pesisir. Responden karyawan PKT berasal dari delapan departemen yang berbeda yaitu Hubungan Masyarakat Humas, Jasa
Tekhnik, Kompartemen Hubungan Industri-Sumberdaya Manusia KHI-SDM, Pelayanan dan Promosi, Keselamatan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup
K3LH, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL, Pengembangan Sumberdaya Manusia PSDM, serta Pengadaan Teknik. Secara lengkap data
primer yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :
49
Tabel 4. Jenis dan sumber data primer
No Komponen
Jenis Data Sumber Dat a
1. Penentuan Responden
Masyarakat 1.1. Umur
1.2. Pendidik an 1.3. Pendapatan
1.4. PersepsiPemahaman 1.5. ProfesiMata Pencaharian
1.6. Sikap 1.7. PartisipasiKesediaan
In situ In situ
In situ In situ
In situ In situ
In situ
2. Penentuan Responden
Perusahaan 1.1. Umur
1.2. Pendidik an 1.3. PersepsiPemahaman
1.4. Sikap 1.5. PartisipasiKesediaan
In situ In situ
In situ In situ
In situ
2 Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan berupa kondisi umum Sosial dan Ekonomi Masyarakat di 9 kelurahan pesisir yang ada di Kota Bontang. Secara
lengkap data sekunder yang dikumpulkan tersaji pada Tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Sekunder
No. Komponen
Jenis Data Sumber Dat aTahun
1. Sosial dan Ekonomi
Masyarakat 1.1. Jumlah Penduduk
1.2. Kondisi Demografi 1.3. Mata Pencaharian
1.4. Perekonomian Profil Kelurahan 2010
Profil Kelurahan 2010 Profil Kelurahan 2010
Profil Kelurahan 2010
3.5. Metode Pengumpulan Data
Di dalam pengumpulan data, digunakan teknik berupa metode penelitian kepustakaan library research, yaitu penelitian yang dilakukan sebelum ke
lapangan, dengan cara studi terhadap referensi yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian lapangan field research, yaitu
penelitian yang dilakukan di lapangan dilakukan melalui pengamatan observational research dan tanya jawab survey research. Pertanyaan
dikembangkan melalui kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penentuan responden adalah purposive sampling. Sampel di 9 Kelurahan
pesisir di Kota Bontang yang menjadi mitra binaan atau masyarakat yang pernah mendapatkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKT diminta untuk
mengikuti wawancara dan mengisi kuesioner.
50
3.6. Metode Analisis Data
3.6.1. Analisis Kewilayahan Pesisir 1 Analisis Biogeofisik Wilayah
Analisis Biogeofisik Wilayah digunakan untuk menjelaskan kondisi ekologis wilayah pesisir Kota Bontang meliputi potensi perikanan, potensi
budidaya rumput laut, kondisi padang lamun, mangrove dan terumbu karang, serta tipikal daratan dan perairan pesisir. Analisis data biofisik dilakukan dengan
menggunakan tekhnik analisis data sekunder.
2 Analisis Ekonomi Wilayah
Analisis ekonomi wilayah dilakukan untuk menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta terjadinya ketimpangan dalam
pembangunan ekonomi suatu wilayah. Metode analisis ekonomi wilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah model basis ekspor, dimana menggunakan
pendekatan Locations Quotient LQ, Koefisien Multiplier dan Shift Share. Pemilihan metode ini sesungguhnya lebih pada pengelompokan metode basis
ekspor Richardson, 1979.
a Locations Quotient LQ
Metode location quotient atau LQ merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan
total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan nasional. Hal tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut
Budiharsono, 2001 :
t i
t i
i
V V
v v
LQ =
atau
tk ik
t i
i
PDRB PDRB
PDRB PDRB
LQ =
............................ 1
Dimana :
vi = Nilai produktifitas sektor i di tingkat daerah vt = Nilai produktifitas seluruh sektor di tingkat daerah
Vi = Nilai produktifitas sektor i di tingkat pus at Vt = Nilai produktifitas seluruh sektor di tingkat pusat
Apabila LQ suatu sektor industri ≥ 1, maka sektor industri tersebut
merupakan sektor basis. Jika LQ 1, maka sektor industri tersebut non basis. Asumsi metode LQ ini adalah penduduk di wilayah yang bersangkutan