Status Keberlanjutan Multidimensi Analisis Keberlanjutan Wilayah Pesisir .1 Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi

119 dan 22,5. Gap terkecil terjadi pada bidang ekonomi, sedangkan gap terbesar terjadi pada bidang kesehatan dan kesenian. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kebutuhan keluarga karyawan pada bidang ekonomi merupakan kebutuhan yang paling dapat dipenuhi oleh kegiatan CSR PKT, sedangkan kebutuhan karyawan pada bidang kesehatan dan kesenian merupakan kebutuhan yang paling belum dapat dipenuhi oleh kegiatan CSR PKT. Tidak terpenuhinya kebutuhan responden oleh kegiatan CSR dapat disebabkan oleh dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah belum tersedianya program CSR yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sedangkan kemungkinan kedua adalah belum diketahuinya keberadaan program oleh kelompok responden. Dalam hal keterlibatan, persentase responden keluarga karyawan dan responden masyarakat yang merasa dilibatkan dalam proses perencanaan program CSR masing-masing sebanyak 66,67 dan 52,50. Besarnya persentase responden keluarga karyawan yang merasa dilibatkan pada proses persiapan program perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan pemanfaatan masing-masing mencapai 66,67; 83,33; 50 dan 83,33 Sedangkan besarnya persentase responden yang merasa dilibatkan pada keempat tahapan program CSR tersebut masing-masing adalah 50; 57,5; 12,5 dan 65. Berdasarkan data tersebut maka dapat terlihat bahwa persentase keluarga karyawan yang merasa dilibatkan pada penyelenggaraan kegiatan CSR PKT cenderung lebih besar dibandingkan dengan persentase masyarakat yang merasa dilibatkan pada penyelenggaraan kegiatan tersebut. Kelompok responden keluarga karyawan mayoritas dilibatkan pada tahapan pelaksanaan dan pemanfaatan, demikian pula dengan kelompok responden masyarakat. Tahapan kegiatan CSR yang paling sedikit melibatkan kelompok keluarga karyawan dan masyarakat adalah monitoring dan evaluasi. Analisis terhadap kinerja berbagai indikator menunjukkan bahwa beberapa diantaranya memberikan point yang kurang bagus, dari sudut pandang masyarakat. Beberapa indikator yang menunjukkan kinerja kurang baik ditunjukkan oleh persepsi TB Tidak baik dan KB kurang baik yang dominan diberikan oleh masyarakat. Sementara untuk indikator yang menunjukkan kinerja 120 baik, dimana ditunjukkan oleh SB sangat baik dan B baik yang dominan diberikan oleh masyarakat, adalah indikator jumlah penerima saran, jumlah dana program, secara keseluruhan penilaian indikator tersebut tersaji pada Gambar 22 berikut ; Gambar 22. Penilaian Masyarakat Terhadap Kinerja Indikator CSR Sementara harapan masyarakat terhadap masing-masing indikator yang sama menunjukkan hasil sebagai berikut : indikator yang dianggap sangat penting oleh masyarakat dimana ditunjukkan oleh dominasi SP sangat penting dan P penting diberikan masyarakat, diantaranya adalah indikator ketepatan sasaran, jumlah penerima manfaat, kontiunitas program, dampak program terhadap masyarakat, perencanaan program, koordinasi program, dan pendampingan masyarakat yang melekat dalam program tersebut. Sementara indikator lainnya menunjukkan persepsi yang cukup penting. Penilaian masyarakat atas tingkat kepentingan indikator CSR tersaji pada Gambar 23 berikut ; 10 20 30 40 50 Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Ketepatan Sasaran Kuantitas Penerima Manfaat Jumlah Dana Program Tingkat Keberlanjutan Program Pengaruh Program terhadap Masyarakat Mekanisme Pelaksanaan Program Keterlibatan Stakeholders Pendampingan Program Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 121 Gambar 23. Penilaian Masyarakat Terhadap Indikator Kepentingan CSR. Hasil kombinasi antara kinerja dan harapan masyarakat terhadap masing- masing indikator tersebut menggambarkan kesenjangan yang terjadi antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan antara harapan stakeholder terhadap program CSR dan kinerja yang ditunjukkan selama ini merupakan sekat yang harus diperhatikan. Hal ini bisa terjadi karena dua hal yaitu estimasi masyarakat yang terlampau tinggi terhadap program yang akan dilaksanakan dan yang kedua dikarenakan performance terhadap indikator yang dianalisis memberikan hasil bahwa kinerja harus ditingkatkan, dari hasil analisis terlihat bahwa indikator jumlah dana program, program kemitraan dan program bina lingkungan serta kuaantitas penerima manfaat memiliki tingkat kesesuaian yang relatif lebih tinggi dibandingakn dengan indikator CSR lainnya. Pencapaian kinerja terhadap ekspektasi masyarakat tersaji pada Gambar berikut : 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Ketepatan Sasaran Kuantitas Penerima Manfaat Jumlah Dana Program Tingkat Keberlanjutan Program Pengaruh Program terhadap Masyarakat Mekanisme Pelaksanaan Program Keterlibatan Stakeholders Pendampingan Program Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 122 Gambar 24. Perbandingan Indikator Kinerja CSR Terhadap Harapan Masyarakat. 2 Importance Performance Analysis IPA Dalam IPA, dimana mengkombinasikan antara indikator performance dan indikator importance, terlihat bahwa seluruh atribut indikator CSR memiliki nilai penting bagi responden, hal ini tergambar dari letak atibut indikator CSR seluruhnya berada pada wilayah kuadran I dan II. Di posisi kuadaran II dengan indikasi bahwa indikator dan program yang termasuk dalam kuadran ini sudah sesuai antara kinerja dan harapan masyarakat. Terdapat 5 atribut indikator CSR, yakni ; jumlah dana program, program kemitraan, program bina lingkungan, kuantitas penerima manfaat serta pengaruh program terhadap masyarakat yang masuk dalam kuadran ini, oleh karena itu rekomendasi yang tepat adalah mempertahankan prestasi yang sudah dicapai, sehingga kedepan bisa diraih prestasi yang lebih baik lagi. Posisi kuadran terlihat pada gambar berikut ; 20 40 60 80 100 Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Ketepatan Sasaran Kuantitas Penerima Manfaat Jumlah Dana Program Tingkat Keberlanjutan Program Pengaruh Program terhadap Masyarakat Mekanisme Pelaksanaan Program Keterlibatan Stakeholders Pendampingan Program