Minuman Berbasis Kedelai Kerusakan yang Terjadi pada Minuman Serbuk

18 Tabel 6. SNI 7612-2011 bubuk minuman kedelai No Kriteria uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau - Normal, khas 1.2 Warna - Normal 1.3 Rasa - Normal 2 Kadar air bb Maks 10.0 3 Kadar abu bb Maks 6.0 4 Kadar lemak bb Min 17.0 5 Kadar protein Nx6.25 bb Min 30.0 6 Kadar serat kasar bb Maks 3.0 7 Cemaran logam 7.1 Kadmium Cd mgkg Maks 0.2 7.2 Timbal Pb mgkg Maks 0.25 7.3 Timah Sn mgkg Maks 40 7.4 Merkuri Hg mgkg Maks 0.03 8 Cemaran Arsen As mgkg Maks 0.25 9 Cemaran mikroba 9.1 ALT 35°C, 48 jam kolonig Maks 5x10 4 9.2 Bakteri koliform APMg Maks 1x10 2 9.3 Escherichia coli APMg 3 9.4 Salmonella sp - Negatif25 g 9.5 Staphylococcus aureus - Negatifg 9.6 Bacillus cereus kolonig Maks 1x10 2 9.7 Kapang kolonig Maks 5x10 Sumber: BSN 2011 19 METODOLOGI PENELITIAN

A. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat varietas kedelai impor yang diberi kode A, B, G2 dan H. Kedelai A merupakan kedelai komersial yang sudah banyak beredar di pasaran yang diperoleh dari industri tempe rumah tangga di daerah Leuwiliang Bogor, sementara tiga kedelai lainnya merupakan kedelai impor varietas baru yang sedang dikembangkan yang diperoleh dari Forum Tempe Indonesia. Laru tempe yang digunakan dalam pembuatan tempe adalah laru tempe produksi Pusat Penelitian Kimia LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung. Bahan tambahan lainnya yaitu gula dan coklat bubuk serta bahan pembanding bubuk minuman kedelai M yang sudah beredar di pasaran. Bahan yang digunakan untuk analisis kimia adalah akuades, K 2 SO 4 , HgO, H 2 SO 4 , H 3 BO 4 , larutan Na 2 S 2 O 3 , HCl 0.02 N, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, larutan buffer Na-fosfat, pereaksi DNS, larutan maltosa standar, larutan enzim α-amilase, kertas saring, indikator MM dan MB serta heksan. Alat yang digunakan dalam pembuatan tepung tempe adalah timbangan analitik, pisau, talenan, steamer, oven pengering rak, disc mill, ayakan, baskom, sendok dan gelas. Sementara alat untuk analisis yaitu penetrometer, chromameter, mikrometer, timbangan analitik, gelas piala, gelas ukur, gelas pengaduk, cawan porselen, buret, tanur listrik, oven, pH meter, desikator, oven pengering, labu Kjeldahl dan alat gelas lainnya.

B. Metode Penelitian

Pembuatan minuman berbasis tempe kedelai dilakukan dengan menggunakan tempe segar yang diolah terlebih dahulu menjadi tepung. Pemilihan metode pengering rak dalam pembuatan tepung diharapkan agar keseluruhan bagian tempe dapat diikutsertakan serta pada proses pengolahan tidak menyisakan produk samping. Tahap-tahap penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

1. Pembuatan Tempe Kedelai

Pembutan tempe dilakukan di salah satu industri rumah tangga di daerah Leuwiliang, Bogor. Proses pembuatan tempe dilakukan secara tradisional seperti yang biasa dilakukan oleh produsen tempe bersangkutan. Kedelai dalam kondisi terbungkus kain saring direbus selama 3 jam. Selanjutnya kedelai yang telah direbus tersebut direndam air selama satu malam dengan tujuan untuk melunakkan biji dan terjadi fermentasi asam laktat. Setelah direndam kedelai dipisahkan dari kulitnya menggunakan mesin pengupas dan dicuci bersih hingga aroma asam hilang. Kedelai yang telah bersih kemudian ditambahkan ragi tempe sesuai takaran. Setelah dilakukan pencampuran secara homogen, kedelai kemudian dikemas dengan plastik yang telah dilubangi dan diperam. Selama pemeraman dilakukan pembalikan dan penambahan lubang kemasan untuk mengurangi kandungan air dalam plastik. Setelah pemeraman selama 48 jam akan diperoleh tempe dengan tingkat kematangan optimum. 20 Gambar 1. Diagram alir penelitian

2. Pembuatan Tepung Tempe

Pembuatan tepung tempe dilakukan dengan metode oven pengering rak. Pemilihan metode ini diharapkan untuk mendapatkan keseluruhan komponen dalam tempe tanpa menghasilkan produk samping. Metode pengeringan yang dipakai dalam penelitian ini merupakan metode Driyani 2009. Pembuatan tepung tempe dilakukan dengan memotong tempe segar menjadi ukuran 1 cm x 1 cm x 0.2 cm yang kemudian diblansir menggunakan uap 100 °C selama 10 menit. Irisan tempe blansir kemudian dikeringkan dalam pengering rak pada suhu 60 °C selama 6 jam. Tempe kering lalu digiling menggunakan disc mill yang dilengkapi ayakan.

3. Formulasi Minuman Tepung Tempe

Pembuatan formula minuman tepung tempe didasarkan pada beberapa hal. Takaran saji yang disarankan pada kemasan bubuk kedelai M adalah 20 gram bubuk minuman ditambahkan 300 ml air dengan atau tanpa penambahan gula dan atau perisa. Penggunaan tepung tempe dilakukan setengah resep dari takaran saji yaitu 10 gram dengan penyeduhan air sebanyak 150 ml atau dapat dilakukan satu resep yaitu 20 gram dengan air 300 ml. Hal ini mengacu pada pembuatan minuman superoralit pencegah diare dimana digunakan tempe seberat 40-50 gram atau 17-20 gram tepung tempe kering ditambahkan satu liter air tajin dan elektrolit natrium klorida, kalsium klorida serta natrium bikarbonat. Formulasi minuman dilakukan berdasarkan preferensi konsumen terhadap minuman kemasan di pasaran. Beberapa minuman serbuk komersial dipasaran memiliki berat berkisar 8-25 gram per kemasan saji. Berat yang kecil dikarenakan penggunaan bahan yang berupa perisa serta pemanis buatan. Sementara untuk minuman seperti kopi susu, beratnya dapat mencapai 31 gram. Berat gula Karakterisasi fisik dan kimia kedelai Karakterisasi tepung tempe, perbandingan dengan bubuk kedelai komersial Pembuatan tempe Formulasi minuman Karakterisasi tempe, perbandingan tempe dari bahan baku Pemilihan formulasi terpilih Pembuatan tepung tempe Karakterisasi fisik dan kimia minuman tepung tempe