Pembuatan Minuman Serbuk Minuman Serbuk

17 relatif hanya pencampuran bahan saja. Hal ini bisa dilihat dalam proses pembuatan susu formulasi yang relatif tidak menggunakan proses lain. Proses pencampuran kering dapat menggunakan alat yang relatif sederhana yakni berupa mixer dengan tipe pengaduk wisk dengan kecepatan putar rendah atau alat pencampur berupa v-tumbler yang dapat menghomogenkan campuran dengan baik. Pada industri pangan, proses pencampuran dapat dilakukan secara batch maupun kontinyu. Pencampuran secara batch biasanya lebih disukai karena menghasilkan produk yang lebih homogen. Kelebihan metode pencampuran kering adalah prosesnya yang lebih sederhana, biaya relatif lebih murah, menghindari reaksi antar bahan dan lebih fleksibel dalam perubahan resep. Proses pencampuran kering ini perlu memperhatikan kecukupan homogenitas bahan yang dicampur.

2. Minuman Berbasis Kedelai

Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang digunakan untuk membuat minuman. Produk minuman dari kedelai antara lain susu kedelai, bubuk minuman kedelai, isolat kedelai. Susu kedelai merupakan hasil ekstraksi kedelai yang diperoleh dengan cara pemasakan, penghancuran dan penyaringan. Susu kedelai memiliki konsistensi yang menyerupai susu sapi dan digunakan sebagai pengganti produk susu. Susu kedelai biasa diolah lebih lanjut menjadi makanan penutup seperti es krim dan yogurt kedelai Boye et al 2010 Salah satu pengolahan kedelai adalah pembuatan minuman berbentuk bubuk. Hal ini didasarkan bahwa pangan dalam bentuk minuman mudah dikonsumsi oleh siapa saja. Sekarang ini banyak sekali produk bubuk minuman berbahan dasar kedelai di pasaran yang memiliki sasaran lebih sebagai minuman kesehatan. Pengolahan kedelai menjadi bubuk minuman dilakukan dengan dua metode. Metode pertama biji kedelai disangrai hingga diperoleh biji kering yang kemudian digiling halus. Metode kedua dilakukan dengan pembuatan sari kedelai yang dilanjutkan dengan pengeringan semprot. Standar bubuk minuman kedelai dapat dilihat pada Tabel 6. Sari tempe merupakan salah satu diversifikasi produk olahan dari tempe kedelai. Proses pembuatan sari tempe meliputi pemotongan, perebusan, penggilingan, penyaringan, penambahan bahan tambahan pangan dan pengemasan aseptis Syarief et al 1999. Penelitian mengenai sari tempe telah banyak dilakukan. Surya 2011 melakukan pengalengan sari tempe melalui proses sterilisasi yang karakteristik sensorinya tidak berbeda nyata dengan sari tempe segar. Selain itu kapasitas antioksidan sari tempe kaleng yang dihasilkan tidak berbeda nyata dengan sari kedelai UHT komersial.

3. Kerusakan yang Terjadi pada Minuman Serbuk

Stabilitas produk pangan dihubungkan dengan mudah tidaknya prroduk mengalami perubahan. Produk pangan mengalami penuruan mutu apabila terjadi perubahan fisik, kimia, mikrobiologis, enzimatis maupun organoleptik yang dapat menurunkan penerimaan konsumen. Tingkat penurunan mutu dipengaruhi oleh lamanya penyimpanan, sedangkan penurunan mutu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan penyimpanan seperti suhu, intensitas cahaya, konsentrasi O 2 dan CO 2 , kelembaban relatif dan tekanan. Penurunan mutu biasanya terjadi selama pengolahan, penyimpanan dan distribusi. 18 Tabel 6. SNI 7612-2011 bubuk minuman kedelai No Kriteria uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau - Normal, khas 1.2 Warna - Normal 1.3 Rasa - Normal 2 Kadar air bb Maks 10.0 3 Kadar abu bb Maks 6.0 4 Kadar lemak bb Min 17.0 5 Kadar protein Nx6.25 bb Min 30.0 6 Kadar serat kasar bb Maks 3.0 7 Cemaran logam 7.1 Kadmium Cd mgkg Maks 0.2 7.2 Timbal Pb mgkg Maks 0.25 7.3 Timah Sn mgkg Maks 40 7.4 Merkuri Hg mgkg Maks 0.03 8 Cemaran Arsen As mgkg Maks 0.25 9 Cemaran mikroba 9.1 ALT 35°C, 48 jam kolonig Maks 5x10 4 9.2 Bakteri koliform APMg Maks 1x10 2 9.3 Escherichia coli APMg 3 9.4 Salmonella sp - Negatif25 g 9.5 Staphylococcus aureus - Negatifg 9.6 Bacillus cereus kolonig Maks 1x10 2 9.7 Kapang kolonig Maks 5x10 Sumber: BSN 2011