Formulasi Minuman Tepung Tempe

21 ditentukan dari standar minuman serbuk yaitu 5-15 dari minuman Buckle et al 1985. Proses pembuatan minuman tepung tempe dilakukan dengan metode pencampuran kering dimana bahan- bahan yang sudah berbentuk kering dicampurkan hingga homogen. Formula minuman yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Formulasi minuman tepung tempe Formula W tepung tempe gram W gula gram W coklat gram W total gram F1 10 15.00 0.00 25.00 F2 10 15.00 0.75 25.75 F3 10 15.00 1.00 26.00 F4 10 18.75 0.75 29.50 F5 10 18.75 1.00 29.75 Pemilihan formulasi terpilih dilakukan dengan analisis organoleptik yaitu uji rating hedonik terhadap 30 panelis tidak terlatih dengan skala 1 sampai 7 yaitu sangat tidak suka 1, tidak suka 2, agak tidak suka 3, netral 4, suka 5 agak suka 6, sangat suka 7. Parameter yang dianalisis meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan. Data yang diperoleh diolah menggunakan program SPSS dengan metode Anova General Linear Model pada taraf 5 dan uji lanjut Duncan.

C. Metode Analisis

Analisis yang dilakukan meliputi analsis fisik, kimia dan organoleptik. Analisis fisik dan kimia dilakukan pada tahap kedelai, tempe, tepung tempe dan minuman tepung tempe. Sementara analisis organoleptik dilakukan pada tahap tempe dan penentuan formulasi minuman tepung tempe.

1. Analisis fisik

Analisis fisik dilakukan pada kedelai yaitu panjang biji dan massa per 100 biji. Analisis fisik pada tempe meliputi rendemen, panjang biji tempe dan perhitungan pengembangan panjang biji dari kedelai menjadi tempe. Sementara analisis untuk tepung tempe adalah rendemen,warna, IPA dan IKA. a. Panjang biji dan pengembangan biji Pengukuran panjang biji dilakukan menggunakan mikrometer sebanyak 10 kali. Kedelai utuh dan tempe diukur panjangnya seperti terlihat pada Gambar 2. Pengembangan biji kedelai menjadi tempe diketahui dengan perhitungan pengembangan biji = panjang tempe – panjang kedelai panjang kedelai ×100 Gambar 2. Pengukuran panjang biji kedelai 22 b. Massa per 100 biji Sebanyak 100 biji kedelai diambil secara acak dari dalam karung penyimpan dan ditimbang menggunakan timbangan analitik. c. Rendemen Perhitungan nilai rendemen didasarkan pada perbandingan antara berat akhir dengan berat awal yang digunakan. Perhitungan rendemen tempe dilakukan dengan persamaan rendemen tempe = w tempe gram w kedelai gram ×100 Sementara perhitungan rendemen tepung tempe dilakukan dengan persamaan rendemen tepung tempe = w tepung tempe gram w tempe yang dikeringkan gram ×100 d. Analisis warna Pengukuran warna dilakukan menggunakan alat Minolta Chromameter CR-310. Intensitas zat warna dinyatakan menggunakan notasi Hunter sistem warna L, a, dan b. Nilai L menunjukkan kecerahan yang mempunyai nilai 0 hitam sampai 100 putih. Nilai a dan b adalah koordinat-koordinat kromatisitas, dimana a untuk warna hijau a negatif dari 0 hingga 80, sampai warna merah a positif dari 0 hingga 100. Notasi b untuk warna biru b negatif dari 0 hingga 70 sampai warna kuning b positif dari 0 hingga 70. e. Indeks penyerapan air IPA dan indeks kelarutan air IKA Ganjyal et al 2006 Sebanyak 1 gram sampel dilarutkan kedalam 15 ml akuades dalam tabung sentrifugasi hingga terdispersi merata. Sampel kemudian disentrifuse pada 3000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang diperoleh ditimbang dan hitung IPA dengan persamaan IPA gramgram= w tabung+residu gram -w tabung gram w sampel gram Sebanyak 2 ml supernatan dimasukkan ke dalam cawan kemudian dioven 100 °C selama 4 jam hingga diperoleh bobot tetap kemudian ditimbang hasilnya. Perhitungan IPA dan IKA menggunakan persamaan IKA gramml= w akhir gram -w cawan gram 2 ml

2. Analisis kimia

Analisis kimia yang dilakukan meliputi analisis proksimat dan analisis daya cerna protein in vitro. a. Kadar air SNI 01-2891-1992 Sampel sejumlah 1-2 gram ditimbang dan dimasukkan dalam cawan yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Sampel dan cawan kemudian dikeringkan dalam oven bersuhu 105 °C