20
Gambar 1. Diagram alir penelitian
2. Pembuatan Tepung Tempe
Pembuatan tepung tempe dilakukan dengan metode oven pengering rak. Pemilihan metode ini diharapkan untuk mendapatkan keseluruhan komponen dalam tempe tanpa menghasilkan produk
samping. Metode pengeringan yang dipakai dalam penelitian ini merupakan metode Driyani 2009. Pembuatan tepung tempe dilakukan dengan memotong tempe segar menjadi ukuran 1 cm x 1 cm x 0.2
cm yang kemudian diblansir menggunakan uap 100 °C selama 10 menit. Irisan tempe blansir kemudian dikeringkan dalam pengering rak pada suhu 60 °C selama 6 jam. Tempe kering lalu digiling
menggunakan disc mill yang dilengkapi ayakan.
3. Formulasi Minuman Tepung Tempe
Pembuatan formula minuman tepung tempe didasarkan pada beberapa hal. Takaran saji yang disarankan pada kemasan bubuk kedelai M adalah 20 gram bubuk minuman ditambahkan 300 ml air
dengan atau tanpa penambahan gula dan atau perisa. Penggunaan tepung tempe dilakukan setengah resep dari takaran saji yaitu 10 gram dengan penyeduhan air sebanyak 150 ml atau dapat dilakukan
satu resep yaitu 20 gram dengan air 300 ml. Hal ini mengacu pada pembuatan minuman superoralit pencegah diare dimana digunakan tempe seberat 40-50 gram atau 17-20 gram tepung tempe kering
ditambahkan satu liter air tajin dan elektrolit natrium klorida, kalsium klorida serta natrium bikarbonat. Formulasi minuman dilakukan berdasarkan preferensi konsumen terhadap minuman kemasan
di pasaran. Beberapa minuman serbuk komersial dipasaran memiliki berat berkisar 8-25 gram per kemasan saji. Berat yang kecil dikarenakan penggunaan bahan yang berupa perisa serta pemanis
buatan. Sementara untuk minuman seperti kopi susu, beratnya dapat mencapai 31 gram. Berat gula Karakterisasi fisik dan kimia kedelai
Karakterisasi tepung tempe, perbandingan dengan bubuk kedelai komersial
Pembuatan tempe
Formulasi minuman Karakterisasi tempe, perbandingan
tempe dari bahan baku
Pemilihan formulasi terpilih Pembuatan tepung tempe
Karakterisasi fisik dan kimia minuman tepung tempe
21
ditentukan dari standar minuman serbuk yaitu 5-15 dari minuman Buckle et al 1985. Proses pembuatan minuman tepung tempe dilakukan dengan metode pencampuran kering dimana bahan-
bahan yang sudah berbentuk kering dicampurkan hingga homogen. Formula minuman yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Formulasi minuman tepung tempe Formula
W
tepung tempe
gram W
gula
gram W
coklat
gram W
total
gram F1
10 15.00
0.00 25.00
F2 10
15.00 0.75
25.75 F3
10 15.00
1.00 26.00
F4 10
18.75 0.75
29.50 F5
10 18.75
1.00 29.75
Pemilihan formulasi terpilih dilakukan dengan analisis organoleptik yaitu uji rating hedonik terhadap 30 panelis tidak terlatih dengan skala 1 sampai 7 yaitu sangat tidak suka 1, tidak suka 2,
agak tidak suka 3, netral 4, suka 5 agak suka 6, sangat suka 7. Parameter yang dianalisis meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan. Data yang diperoleh diolah menggunakan
program SPSS dengan metode Anova General Linear Model pada taraf 5 dan uji lanjut Duncan.
C. Metode Analisis
Analisis yang dilakukan meliputi analsis fisik, kimia dan organoleptik. Analisis fisik dan kimia dilakukan pada tahap kedelai, tempe, tepung tempe dan minuman tepung tempe. Sementara analisis
organoleptik dilakukan pada tahap tempe dan penentuan formulasi minuman tepung tempe.
1. Analisis fisik
Analisis fisik dilakukan pada kedelai yaitu panjang biji dan massa per 100 biji. Analisis fisik pada tempe meliputi rendemen, panjang biji tempe dan perhitungan pengembangan panjang biji dari
kedelai menjadi tempe. Sementara analisis untuk tepung tempe adalah rendemen,warna, IPA dan IKA. a. Panjang biji dan pengembangan biji
Pengukuran panjang biji dilakukan menggunakan mikrometer sebanyak 10 kali. Kedelai utuh dan tempe diukur panjangnya seperti terlihat pada Gambar 2. Pengembangan biji kedelai
menjadi tempe diketahui dengan perhitungan pengembangan biji =
panjang
tempe
– panjang
kedelai
panjang
kedelai
×100
Gambar 2. Pengukuran panjang biji kedelai