organisasi. Dengan demikian, manajer perlu menentukan strategi bersaing sehingga dapat memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dalam jangka
waktu yang panjang, artinya “bagaimana harus bersaing untuk menciptakan
keunggulan kompetitif misalnya pasar ” DESS, Gregory G, dkk 2005.
Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, 1997 dalam Triton PB, 1997 bahwa sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada
penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan disebut sebagai manajemen strategis. Kinkead-
Winokur 1992, mendefinisikan manajemen strategis sebagai suatu proses yang memungkinkan setiap organisasi-perusahaan, asosiasi, lembaga non
profit maupun pemerintah mengenal peluang dan ancaman jangka panjang, memobilisasi seluruh asset untuk menangkap peluang dan menghadapi
tantangan, serta menerapkan satu strategi pelaksanaan yang berhasil. Berpikir strategis meliputi tindakan memperkirahkan atau membangun
tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan yang akan membantu yang akan menghalangi tercapainya tujuan, merumuskan
rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Menurut David 1998, mengatakan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan yaitu ;
perumusan strategis, implementasi strategis dan evaluasi strategis.
2.6.1. Perumusan Strategis
Perumusan strategis yang dilakukan termasuk mengembangkan misi, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menerapkan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyek jangka panjang, menetapkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan. Mulyadi dkk 2001, menyatakan bahwa perumusan strategi merupakan serangkaian strategic decisions yang dilakukan oleh tim
perumus strategi dalam memilih pola tindakan utama untuk mewujudkan visi organisasi. Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif,
strategi sangat menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenangkan persaingan untuk memperebutkan perhatian customer.
2.6.2. Implementasi Strategis
Menuntut perusahaan
untuk menetapkan
obyek tahunan,
memperlengkapi dengan
kebijakan, memotivasi
karyawan dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan
dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi pegawai dengan prestasi karyawan.
Dalam tahapan implementasi strategis, pihak manajemenkaryawan harus menerjemahkan program yang tercantum dalam nilai anggaran
kedalam kegiatan nyata. Untuk itu, perlu diwujudkan sasaran strategis, serta inisiatif strategis dipilih sebagai penerjemahan strategis yang
dirumuskan maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus senatiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi
anggaran, program, inisiatif strategis, sasaran strategis dan strategis.
2.6.3. Evaluasi Strategis
Evaluasi strategis merupakan tahapan terakhir yang dilakukan dalam manajemen strategis, terutama usaha untuk memperoleh informasi. Tiga
macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah 1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
sekarang. 2. Mengukur prestasi, 3. Mengambil tindakan kooparatif . Evaluasi strategis diperlukan karena kerberhasilan hari ini bukan
merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan. Peter Drucker mengatakan bahwa tugas utama manajemen strategis
adalah memikirkan secara menyeluruh misi dari suatu bisnis. Artinya ; “Bagaimana kondisi Agro Outlet saat ini?” pertayaan ini menggiring pada
penetapan obyektif, pengembangan strategi, dan membuat keputusan sekarang untuk hasil dimasa depan. Hal ini harus dilakukan dengan jelas
oleh sebagian dari organisasi yang dapat melihat bisnis secara keseluruhan; yang dapat menyeimbangkan obyektif dan keperluan
sekarang dibandingkan keperluan dimasa depan; serta yang dapat mengalokasikan sumberdaya manusia dan uang untuk hasil akhir.
”
2.7. Konsep Bauran Pemasaran