3 Mengkoordinasikan
komponen bauran
pemasaran untuk
menyampaikan pesan yang konstan.
2.11. Metode Proses Hirarki Analitik
Pada tahun 1970an Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business
mengembangkan teori Proses Hirarki Analitik. Proses Hirarki Analitik merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model
matematik. Model Proses Hirarki Analitik digunakan untuk memecahkan suatu persoalan yang dikategorikan dalam suatu kerangka berpikir
terorganisir sehingga memungkinkan untuk mengambil suatu keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Model PHA memungkinkan pengguna untuk
memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk secara intuitif yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan Marimin, 2004.
Marimin 2008, mengatakan bahwa prinsip kerja Proses Hirarki Analitik adalah proses penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terukur,
strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya yang harus menatanya dalam suatu hierarki. Dalam menentukan kepentingan setiap variabel
diberikan nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel secara relatif
yang dibandingkan
dengan variabel
yang lain.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, kemudian perlu dilakukan suatu
percobaan untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan dapat berdampak nyata pada hasil dari sistem yang terjadi.
Sebagai kerangka kerja yang komprehensif, logis dan terstruktur, memungkinkan dilakukan pemahaman akan keputusan yang kompleks
dengan dekomposisi dari suatu masalah. Metode kerja Proses Hirarki Analitik dapat dimulai dengan menyatukan semua kesepakatan yang wajar
dan dibuatkan proses pembobotan untuk memudahkan pengambilan keputusan dengan melihat kepentingan dari masing-masing kriteria obyektif.
Model Proses Hirarki Analitik memiliki prinsip-prinsip dasar yang menjadi referensi yaitu ; pengdekomposisian masalah dari pengambilan keputusan,
penilaian komparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing-masing prioritas.
Dalam Saaty 1993, menjelaskan penggunaan metode Proses Hirarki Analitik memberikan pertimbangan keuntungan yaitu ;
1 Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan.
2 Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.
3 Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem
dan memungkinkan alternatif terbaik. 4
Menuntun kearah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif.
5 Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan
dalam menetapkan berbagai prioritas. 6
Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7
Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem kompleks.
2.12. Hasil Penelitian Terdahulu