Analisis Unsur Faktor pada Level Kedua

a. Analisis Unsur Faktor pada Level Kedua

Pengolahan analisis horizontal terlihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa setiap variabel faktor saling berhubungan. Faktor-faktor yang saling berhubungan terdiri dari Periklanan; Promosi penjualan; Hubungan masyarakat; Penjualan perseorangan. Keterkaitan antar faktor sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusankebijakan mengenai faktor- faktor penting dari analisis strategi promosi agro outlet. Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa unsur yang sangat berpengaruh dan diprioritaskan dalam melakukan kegiatan promosi agro outlet adalah periklanan dengan bobot 0,303. Periklanan menjadi prioritas utama karena terdapat cara berpikir penjual dalam strategi pasar bahwa periklanan dilakukan dengan cara pemasaran massal, pemasaran produk dan pemasaran sasaran. Tingkat melakukan pemasaran sangat penting dalam mencapai target pasar sasaran, sehingga unsur-unsur lainnya menjadi efektif dan terukur. Unsur pada prioritas kedua adalah unsurp promosi penjualan PP. Unsur tersebut menjadi skala prioritas atau faktor pilihan kedua dengan bobot 0,287. Marketer memiliki pengetahuan yang luas dan memadai sangat dibutuhkan dalam memasarkan produk yang dimiliki suatu perusahaan. Sebab pengetahuan yang luas mampu mengembangkan dan memacu peningkatan daya produktifitas promosi suatu produk barang maupun jasa. Suatu perusahaan lembaga pemasaran mampu survive ditengah tingginya persaingan apabila memiliki suatu trik yang jitu. Trik- trik tersebut hanya dimiliki oleh perusahaan pemasaran yang memiliki sumber daya manusia yang berpengetahuan dan berwawasan luas. Prioritas selanjutnya yang tidak kalah penting adalah p enjualan perseorangan . Faktor ini diprioritaskan pada skala ketiga sebagai faktor yang berpengaruh langsung terhadap strategi promosi agro outlet dengan bobotan nilai 0,285. Sebagai faktor penentu dalam kegiatan promosi, maka anggaran yang disiapkan untuk kegiatan promosi sangat penting sebagai skala prioritas. Oleh karena itu, penyusunan anggaran untuk kegiatan promosi harus tersedia dalam menunjang semua proses yang sudah diprioritaskan. Tanpa memiliki pengetahuan p enjualan perseorangan yang cukup, dapat berakibat fatal bagi suatu perencanaan bahkan menganggu tahapan promosi yang ditujukkan kepada pasar sasaran. Untuk mengetahui bobot dan prioritas dapat dilihat di Tabel 8. Tabel 8. Bobot dan prioritas faktor penyusun strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Faktor Nilai bobot Skala prioritas PK 0,287 2 PP 0,303 1 HM 0,125 4 PO 0,285 3 Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012 Keterangan : PK : Periklanan PP : Promosi penjualan HM : Hubungan masyarakat PO : Penjualan perseorangan Hubungan Masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan mendasar dari pengelola maupun pemerintah DKI Jakarta dalam penyediaan fasilitas. Fasilitas diperuntukkan untuk kegiatan promosi komoditas sayur dan buah- buahan serta terbangunnya suatu sistem informasi manajemen yang efektif dan efisien. Hubungan Masyarakat merupakan tahapan keempat sebagai unsur faktor terakhir dari skala-skala yang dipertimbangkan dalam strategi promosi agro outlet. Unsur Hubungan Masyarakat dengan bobot nilai 0,125 memberikan informasi bahwa faktor tersebut bukan faktor yang begitu penting. Namun, dengan bobot nilai tersebut dapat menunjukkkan bahwa unsur Hubungan Masyarakat harus memberikan kemudahan bagi calon pasar sasaran untuk menjangkau dan menunjang aktifitas bisnis yang terjadi. b Analisis Unsur Aktor pada Level Ketiga Aktor merupakan unsur terpenting saat pengambilan kebijakan dalam penentuan strategi promosi agro outlet. Unsur aktor yang terlibat harus diindentifikasi terlebih dahulu terhadap sejauhmana seorang unsur aktor berperan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Diharapkan unsur aktor yang terlibat memberikan perhatian dan pertimbangan yang akurat. Berdasarkan uraian diatas, maka aktor pertama yang dianggap sangat berperan dalam usaha mempromosikan agro outlet kepasar sasaran adalah pengelola agro oulet dengan bobot 0,289. Aktor pada prioritas kedua yaitu sekretaris daerah SEKDA dengan bobot angka 0,267. Posisi sekretaris daerah SEKDA sebagai salah satu aktor dengan jabatan tertinggi, diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang mendukung kegiatan promosi pengembangan agro outlet. Prioritas ketiga yaitu badan perencanaan pembangunan daerah BAPPEDA dengan bobot sebesar 0,183. Serta prioritas yang keempat yaitu seorang aktor dengan berkategori kalangan akademik. Aktor ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan pertimbangan-pertimbangan mendasar yang terukur bagi pengembangan fasilitas agro outlet dengan bobot 0,131. Unsur aktor terakhir yang berpengaruh dalam penentuan skala prioritas sumberdaya manusia yaitu unsur Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta yang membidangi kebijakan pertanian dengan bobot nilai 0,129. Strategi menentukan unsur PP secara tepat perlu dipertimbangkan dan dirumuskan secara matang oleh para aktor yang dilibatkan secara khusus untuk memberikan penilaian sesuai kapasitasnya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dalam menentukan unsur PP , aktor yang sangat berpengaruh adalah sekretaris daerah SEKDA dengan bobot angka sebesar 0,276. Bobot ini menginformasikan bahwa dalam menentukan unsur PP yang tepat, sangat tergantung pada aktor yang memiliki posisi dan pengaruh dalam pengambilan keputusan. Tabel 9. Unsur aktor dalam strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Unsur Faktor Aktor PK PP HM PO SEKDA 0.267 0.276 0.251 0.305 KP DPRD 0.129 0.136 0.113 0.269 BAPPEDA 0.183 0.199 0.238 0.193 PAO 0.289 0.254 0.263 0.178 PAM 0.131 0.135 0.135 0.056 Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012 Keterangan : SEKDA : Sekretaris Daerah DKI Jakarta KPDPRD : Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah PAO : Pengelolah Agro Outlet PAM : Pakar Agribisnis dan Manajemen PK : Periklanan PP : Promosi penjualan HM : Hubungan masyarakat PO : Penjualan perseorangan Bobot dan prioritas kedua yang berpengaruh dalam menentukan unsur PP yaitu aktor pengelola agro outlet PAO dengan bobot sebesar 0,254. Nilai bobot ini menunjukkan bahwa aktor PAO memiliki pengaruh yang sangat dominan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Pada kondisi lapangan saat ini, faktor PP memiliki posisi yang strategis dan tepat. Upaya untuk memberikan pengaruh dan brand yang menyentuh calon pembeli dari pasar sasaran, maka perlu dilakukan suatu tindakan penguatan kualitas terhadap standcounter agro outlet yang lebih memasarkan kemudahan dan kualitas yang berorientasi pasar. Aktor yang menduduki skala prioritas ketiga dalam menentukan unsur PP ialah badan perencanaan pembangunan daerah BAPPEDA dengan bobot angka sebesar 0,199. Aktor lainnya yang turut berperan yaitu komisi perekonomian DPRD dengan bobot sebesar 0,136 dan dari kalangan akademik dengan bobot sebesar 0,135. Bobot nilai dari kedua aktor terakhir dalam memberikan pertimbangan tidak didasarkan pada sikap mengucilkan bahkan menyederhanakan masalah promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. Sesunguhnya bobot nilai ini didasarkan pada kebijakan dan keterlibatan langsung para aktor. Selanjutnya untuk menentukan unsur lokasi agro outlet LAO merupakan salah satu unsur tidak terpisahkan dari unsur- unsur lainnya. Pada penentuan unsur LAO, aktor yang sangat berpengaruh dalam menetapkan tata letak serta strategi promosi pengembangan yaitu aktor pengelola agro outlet PAO dengan bobot 0,263. Dalam menentukan kebijakan yang tepat terhadap kegiatan promosi dalam strategi agro outlet, diperlukan adanya tata letak lokasi yang strategis. Oleh karena itu peran seorang aktor sebagai pimpinan ataupun pengambil keputusan manajemen dapat menentukan alat promosi yang digunakan. Alat promosi sebaiknya dipertimbangkan sesuai wilayah dan target pasar sasaran. Terkait dengan kebijakan penentuan lokasi agro outlet LAO yang diharapkan mendukung usaha pengembangan kedepan, aktor yang sangat berpengaruh pada prioritas kedua yaitu sekretaris daerah SEKDA dengan bobot nilai sebesar 0,251. Sekretaris daerah adalah aktor terpenting yang memiliki pengaruh kebijakan yang signifikan terhadap semua perencanaan dan pelaksanaan program dilingkup pemerintah daerah DKI Jakarta. Selain itu, aktor ini bertanggungjawab langsung terhadap kebijakan pembangunan dan sekretaris daerah SEKDA memiliki kewenangan yang cukup luas untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah diprovinsi lain. Sebagai seorang aktor yang sangat berpengaruh pada penentuan tata letak agro outlet, aktor ketiga yaitu badan perencanaan pembangunan daerah BAPPEDA dengan bobot nilai sebesar 0,238. Sebagaimana telah diketahui bahwa fungsi adan perencanaan pembangunan daerah BAPPEDA yaitu merencanakan, merumuskan dan melakukan koordinasi terhadap program pembangunan yang dijalankan dan memiliki kewenangan yang cukup besar untuk melakukan kajian-kajian pengembangan terhadap program-program yang mengalami hambatan. Aktor berikut yang berperan dalam menentukan pengembangan tata letak agro outlet yaitu analisis dan pertimbangkan akademik dengan bobot 0,135. Saran dan masukan yang disampaikan berguna sebagai referensi mendasar yang harus dipertimbangkan dengan seksama. Aktor lain yang merupakan mitra pemerintah dalam penentuan kebijakan pengembangan dipengaruhi oleh keputusan Komisi Perekonomian DPRD dengan bobot nilai sebesar 0,113. Komisi perekonomian DPRD merupakan aktor terakhir yang memberikan pertimbangan terhadap tata letak agro outllet. Oleh karena itu, diharapkan memberikan keputusan, dukungan dan solusi yang benar-benar berdampak pada upaya pengembangan. Berdasarkan Tabel 9 diatas, aktor-aktor yang berpengaruh terhadap faktor-faktor yang wajib dipertimbangkan dalam menentukan unsur anggaran promosi AP memiliki bobot nilai yang bervariasi. Bobot nilai tersebut menunjukkan besaran pengaruh dari aktor-aktor yang memiliki kapasitas. Aktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan besaran anggaran promosi yaitu sekretaris daerah SEKDA dengan bobot sebesar 0,305. Bobot tertinggi dalam penentuan anggaran promosi merupakan suatu kewajaran. Sebab dalam pengelolaan anggaran untuk pembiayaan program, banyak ditentukan oleh pejabat birokrasi pemerintahan. Anggaran promosi adalah satu faktor yang wajib dianggarkan oleh perusahaan maupun lembaga pemasaran untuk kegiatan promosi produk barangjasa yang dipasarkan. Sebab tanpa anggaran promosi yang cukup tersedia dapat dipastikan akan berdampak negatif bagi kelancaran promosi. Aktor kedua dalam menentukan anggaran promosi yaitu komisi perekonomian DPRD dengan bobot sebesar 0,269. Prioritas kedua ini sesuai dengan kapasitas komisi perekonomian yang membidangi pertanian. Komisi pertanian turut berperan dalam menentukan sejumlah anggaran yang diajukan oleh pemerintah daerah. Aktor pada posisi ketiga yaitu badan perencanaan pembangunan daerah BAPPEDA dengan bobot sebesar 0,193. Bobot tersebut menginformasikan bahwa penentuan besaran anggaran dalam kegiatan promosi perlu direncanakan secara matang, sehingga dalam pengunaan anggaran dapat tersedia dengan cukup. Aktor keempat dan kelima yang berpengaruhi dalam penentuan faktor anggaran promosi adalah pengelola agro outlet dengan bobot sebesar 0,178 dan Ahli pemasaran dengan bobot sebesar 0,056. Angka dari kedua aktor diatas menunjukkan bahwa bobot tersebut tidak membatasi pengaruh pada kapasitas memberikan pertimbangan dalam pemilihan media yang digunakan sesuai tujuan yang ingin dicapai. c Analisis Unsur Tujuan pada Level Keempat Tujuan pengolahan pada level keempat adalah mengetahui sejauhmana unsur-unsur yang menjadi prioritas utama dapat meningkatkan keuntungan yang maksimal. Tujuan yang dicapai dari upaya promosi merupakan akumulasi perhitungan terhadap pembobotan. Pembobotan dilakukan berdasarkan aktor yang dilibatkan dalam memberikan penilaian. Kemudian dilakukan analisis PHA untuk mengetahui angka prioritas seperti yang ditunjukkan Tabel 10. Hasil pengolahan horizontal menunjukkan bahwa untuk meningkatkan target promosi menginformasikan manfaat kehadiran dan keunggulan agro outlet sebagai aktor utama yaitu sekretaris daerah dengan bobot sebesar 0,448. Bobot tertinggi dengan aktor utama sekretaris daerah, dikarenakan fungsi jabatan struktural yang lebih dominan dalam menentukan prioritas program yang menjadi kepentingan publik. Prioritas kedua dengan bobot 0,399 dipegang oleh badan perencanaan pembangunan daerah, aktor ini banyak terlibat secara langsung dalam perencanaan program-program prioritas kebijakan daerah. Tabel10. Unsur Tujuan dalam strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Unsur Tujuan Aktor MMK MBK MMP SEKDA 0.448 0.277 0.275 KP DPRD 0.382 0.394 0.224 BAPPEDA 0.399 0.336 0.265 PAO 0.331 0.383 0.285 AAI 0.345 0.385 0.271 Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012 Keterangan : SEKDA : Sekretaris Daerah DKI Jakarta KPDPRD : Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah PAO : Pengelolah Agro Outlet PAM : Pakar Agribisnis dan Manajemen MMK : Menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. MBK : Memperkuat brand dan keunggulan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. MMP : Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. Pada tabel diatas, menginformasikan bahwa aktor dengan bobot tertinggi ketiga yaitu komisi perekonomian DPRD bidang pertanian dengan skor sebesar 0,382. Para aktor yang memegang jabatan publik memiliki pengaruh secara langsung dalam pengembangan fasilitas publik seperti agro outlet. Bobot nilai para aktor dari kalangan manajemenagribisnis dalam pemberian pertimbangan yaitu sebesar 0,345 dan pengelola agro outlet sebesar 0,331. Merek brand suatu produk adalah ciri khusus yang harus dijaga oleh para marketer. Brand yang dimiliki suatu produk dapat mendorong positioning produk terhadap konsumen yang menjadi target sasaran. Unsur tujuan memperkuat brand dan keunggulan agro outlet adalah syarat utama yang menjadi perhatian para aktor yang berkepentingan dalam pengelolaan dengan tujuan mendorong para calon konsumen yang telah dipetakan sebagai sasaran. Untuk menentukan unsur tujuan yang memperkuat brand dan keunggulan agro outlet terdapat skala kepentingan dengan skoor nilai yang bervariasi. Nilai tersebut diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah, diantaranya : Komosi perekonomian DPRD dengan bobot 0,394, ahli manajemen dengan bobot 0,385, dan urutan ketiga jatuh kepada pengelola agro oulet dengan bobot 0,383. Badan perencanaan pembangunan daerah dengan bobot 0,336, dan sekretaris daerah dengan bobot terkecil 0,277. Ekonom Kelvin Lancaster 1966, dalam Renald Kasali 1998, bahwa suatu barang tidak dengan sendirinya memberikan utility. Barang itu memiliki karakteristik, dan karakteristik-karakteristik itulah yang membangkitkan utility. Oleh karena itu, dalam menentukan pasar sasaran para aktor harus memiliki konsep marketer, dan selalu berusaha mengetahui atribut-atribut yang memiliki arti dan penting bagi konsumen terutama pasar sasaran. Dengan demikian, para pengelola harus bekerja keras, bertindak kreaktif dan memanfaatkan anggaran promosi semaksimal mungkin. d Analisis Unsur Alternatif pada Level Kelima Hasil analisis unsur alternatif bertujuan untuk melihat sejauhmana tingkat pengaruh strategi pada level kelima terhadap tujuan-tujuan, sebagaimana telah ditetapkan pada level keempat. Pada Tabel 11 terlihat bahwa prioritas tertinggi adalah alternatif C dengan bobot 0,205. Alternatif C dengan kebijakan turut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show. Munculnya kebijakan pada unsur alternatif ini, dianggap sebagai satu terobosan baru dalam membuka lembaran promosi yang tadinya oleh pemerintah daerah DKI Jakarta, fokus kepada pemerintah daerah yang dikategorikan sebagai daerah sumber pangan. Sehingga pemerintah daerah menjadi satu-satunya pasar sasaran yang selama ini harus dibidik. Bobot dan prioritas unsur dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Bobot dan prioritas Unsur Alternatif strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Unsur Alternatif Tujuan A B C MMK 0,162 0,152 0,205 MBK 0,129 0,164 0,233 MMP 0,120 0,133 0,248 Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012 Keterangan : MMK : Menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. MBK : Memperkuat brand dan keunggulan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. MMP : Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. A : Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. B : Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. C : Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show . Unsur tujuan memperkuat merek brand dan keunggulan agro outlet yang menjadi fokus pada penentuan kebijakan dalam mendukung kegiatan promosi masih pada unsur alternatif C dengan nilai bobot 0,233. Dalam alternatif tersebut, para pengelola disarankan ikut andil dan berperan dalam kegiatan- kegiatan promosi komoditas pertanian ditingkat nasional dalam berbagai bentuk pameran, seminar maupun talk show. Alternatif ini dianggap sebagai kesempatan bagi pengelola dalam memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan dan peluang untuk lebih banyak memperkenalkan agro outlet. Agro outlet diperkenalkan secara langsung dengan menonjolkan keunggulan dan kemudahan yang sangat dibutuhkan pasar sasaran. Sebagai salah satu unsur tujuan yang memiliki prospek terbaik dalam mendukung kegiatan promosi produk agro outlet yaitu pengelola yang berperan sebagai marketer diharapkan dapat mendukung dan menarik calon peminat. Selain itu, marketer diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah agar tertarik akan produk jasa agro outlet.

2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal

Pengolahan data vertikal pada metode proses hirarki analitik PHA dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh setiap elemen pada tingkat hierarki terhadap sasaran utama goal. Metode pengolahan vertikal tidak berbeda dengan metode pengolahan horizontal. sebab pada pengolahan vertikal dimulai dari tingkat ketiga, keempat dan kelima. Hasil pengolahan data secara vertikal dapat dilihat pada Lampiran 3.

a. Analisis Unsur Aktor terhadap sasaran utama