Identifikasi dan Estimasi Model

Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengevaluasi alternatif kebijakan melalui simulasi historis ex-post simulation. Analisis simulasi dilakukan untuk mengetahui dampak dari kebijakan fiskal pemerintah daerah dari sisi penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari APBD. Simulasi model digunakan untuk menerangkan perilaku dan kondisi kinerja fiskal daerah terhadap kemiskinan di Indonesia. Terdapat delapan simulasi kebijakan yang yang akan dilakukan dan digambarkan melalui tabel 3. Simulasi pertama adalah kenaikan penerimaan pajak sebesar 35 . Simulasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam masa pelaksanaan desentralisasi fiskal, pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mencari dan mengelola sendiri berbagai sumber-sumber penghasilan daerah. Sumber penghasilan tersebut antara lain penerimaan pajak, sehingga memiliki potensi dalam meningkatkan sumber pendapatan asli daerah yang cukup besar Hermami, 2007. Besarnya simulasi berdasarkan rata-rata penerimaan pajak pertahun selama tahun 2003- 2009. Simulasi yang kedua adalah kenaikan penerimaan bagi hasil pajak dan bukan pajak BHPBP. Seperti halnya pajak, bagi hasil pajak dan bukan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. selain itu, salah satu tujuan dari diberlakukannya desentralisasi adalah dapat menggali potensi daerah dengan lebih efisien dan optimal, sehingga pemerintah daerah dapat membiayai kebutuhan daerahnya dengan lebih optimal. Peningkatan penerimaan dari bagi hasil pajak dan bukan selain dapat meningkatkan penerimaan daerah guna membiayai kebutuhan daerahnya, juga sebagai salah satu cara dalam pengoptimalan potensi daerah. Besarnya simulasi bagi penerimaan bagi hasil pajak dan bukan pajak sebesar 45 ini diperoleh dari rata-rata penerimaan BHPBP per tahun selama tahun 2003-2009 Simulasi ketiga adalah kenaikan pengeluaran pemerintah bidang Pertanian. Besarnya simulasi yaitu 30 yang diperoleh dari rata-rata pengeluaran pemerintah untuk bidang Pertanian per tahun selama tahun 2002-2009. Pertanian merupakan mata pencaharian mayoritas bagi penduduk miskin. Selain itu, sebagian besar negara berkembang yang memiliki penduduk miskin relatif besar, umumnya menggantungkan perekonomiannya pada sektor pertanian. Sehingga, peningkatan pengeluaran pemerintah di bidang Pertanian diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin. Simulasi ketiga yaitu kenaikan pengeluaran pemerintah bidang Pendidikan dan Kesehatan sebesar 35 berdasarkan rata-rata pengeluaran tersebut per tahun selama 2003-2009. Sektor pendidikan dan Kesehatan merupakan sektor yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian daerah, karena pendidikan dan kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi suatu daerah. Sumber daya manusia yang handal dan memiliki kapabilitas tinggi sangat diperlukan dalam membangun suatu daerah, dan hal tersebut hanya dapat diwujudkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan melalui jalur pendidikan dan juga kondisi kesehatan yang baik. Simulasi keempat adalah kenaikan pengeluaran bidang Infrastruktur. Sektor infrastruktur merupakan salah satu sektor yang yang harus diperhatikan dalam pembangunan. Beberapa infrastruktur dasar yang penting adalah keadaan jalan dan akses sambungan listrik. Jalan dan jembatan serta irigasi merupakan infrastruktur penting dalam memudahkan mobilitas manusia dan barang, sedangkan listrik dapat menciptakan efisiensi dalam proses produksi. Selama tahun 2003-2009 pengeluaran bidang Infrastruktur tumbuh dengan rata-rata 35 per tahun, sehingga ingin dianalisis apakah peningkatan pengeluaran Infrastruktur tersebut dapat menurunkan jumlah penduduk miskin. Kombinasi kebijakan dilakukan untuk melihat sinergi dari beberapa kebijakan dan dampaknya terhadap penurunan penduduk miskin. Simulasi kelima adalah simulasi kebijakan di bidang Pertanian sebesar 30 yang dilakukan bersamaan dengan perbaikan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pengeluaran pemerintah di bidang Pendidikan dan Kesehatan sebesar 35. Kombinasi simulasi kebijakan tersebut diharapkan mampu menurunkan jumlah penduduk miskin lebih besar lagi. Selain simulasi kombinasi pengeluaran Pertanian dan pengeluaran Pendidikan dan Kesehatan, simulasi keenam ini juga memadukan simulasi kebijakan pengeluaran bidang Pendidikan dan Kesehatan dengan pengeluaran bidang Infratruktur. Perbaikan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pengeluaran di bidang Pendidikan dan Kesehatan sebesar 35 yang dibarengi dengan perbaikan kualitas sumberdaya fisik melalui peningkatan pengeluaran Infrastruktur sebesar 35 diharapkan dapat meningkatkan output yang lebih tinggi, dan kemudian mampu menurunkan jumlah penduduk miskin. Simulasi terakhir adalah kombinasi dari seluruh peningkatan pengeluaran pemerintah yang berkaitan upaya pengurangan jumlah penduduk miskin, yaitu peningkatan pengeluaran bidang Pertanian, pengeluaran bidang Pendidikan dan Kesehatan, dan pengeluaran bidang Infratruktur. Perbaikan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pengeluaran di bidang pendidikan dan kesehatan yang dibarengi dengan perbaikan kualitas sumberdaya fisik melalui peningkatan pengeluaran infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan output yang tinggi. Apabila dibarengi dengan perbaikan di sektor pertanian yang merupakan sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi tersebut, maka diharapkan kemudian akan mampu menurunkan jumlah penduduk miskin. Halaman ini sengaja dikosongkan