Output Daerah DINAMIKA FISKAL PEREKONOMIAN DAERAH
Tenaga kerja sektor jasa mengalami rata-rata laju pertumbuhan sebesar 4.63 dengan laju pertumbuhan yang sangat fluktuatif. Hal tersebut disebabkan
banyaknya usaha-usaha informal mendominasi sektor jasa. Usaha-usaha informal tersebut memiliki karakteristik mudah untuk keluar-masuk pasar, sehingga para
pelakunya pun memiliki kemudahan untuk keluar masuk sektor tersebut. Sementara itu, sektor lainnya konstrutsi, pertambangan dan LGA mengalami
rata-rata laju pertumbuhan per tahun sebesar 5.83.
Sumber: BPS, diolah
Gambar 21 Rata-rata proporsi tenaga kerja pertanian, industri, jasa dan lainnya menurut propinsi di Indonesia, tahun 2003-2009
Sektor pertanian merupakan sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Selama tahun 2003-2009, sektor ini mampu menyerap tenaga
kerja sebesar rata-rata per propinsi sebesar 50.22 dari total tenaga kerja. Beberapa propinsi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja pertanian terhadap
total tenaga kerja yang cukup tinggi adalah Papua 73.53, NTT 72.19 dan Bengkulu 65.49. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian ketiga
propinsi tersebut memiliki beban penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi, sebab di sisi lain PDRB pertanian ketiga propinsi tersebut bukan merupakan
sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB.
Tenaga kerja yang bekerja di sektor industri secara rata-rata propinsi berjumlah 8.04 terhadap total tenaga kerja. Adapun propinsi-propinsi yang
memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja industri yang tinggi terhadap total tenaga kerja di masing-masing propinsi tersebut memang dikenal merupakan
daerah yang memiliki sentra-sentra industri yang cukup besar, bersifat padat karya dan umumnya terpusat dalam suatu kawasan. Jawa Barat memiliki tingkat
penyerapan tenaga kerja industri yang cukup tinggi, yaitu sebesar 18.20 terhadap total tenaga kerja di Jawa Barat. Sebagian besar tenaga kerja tersebut
terpusat pada kawasan insustri yang berada di daerah Cikarang. Jawa Tengah memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja sektor industri sebesar 17.26. Jenis
industri yang menyerap banyak tenaga kerja di Jawa Tengah ini adalah industri rokok yang tersebar di beberapa wilayah di daerah Jawa Tengah. Bali merupakan
daerah tujuan wisata dan terkenal dengan keanekaragaman kerajinan yang indah. Tidaklah mengherankan apabila sentra-sentra kerajinan banyak tersebar di seluruh
bagian Bali. Sentra-sentra kerajinan tersebut memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan total
tenaga kerja di Bali, yaitu sebesar 14.15. DKI Jakarta merupakan propinsi yang bertumpu pada sektor jasa, sehingga
tidaklah mengherankan apabila tenaga kerja pada jasa di DKI ini cukup besar yaitu 76.63 persen apabila dibandingkan dengan total tenaga kerja di DKI Jakarta.
Sementara itu propinsi yang memilik tingkat penyerapan tertinggi pada sektor lainnya dibandingkan dengan total tenaga kerja pada propinsi tersebut adalah
Kalimantan Timur. Tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor lainnya di Kalimantan Timur ini mencapai sebesar 12.14 yang sebagian besar merupakan
tenaga kerja di sektor pertambangan migas. Pertambangan migas tersebut merupakan subsektor yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap total
PDRB Kalimantan Timur.