Gambar 8 Kerangka Analisis.
3.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini berisi mengenai dinamika fiskal daerah, output dan kemiskinan tersebut dan juga gambaran mengenai kinerja
fiskal daerah. Kinerja fiskal daerah tersebut dilihat dari ketersediaan fiskal Fiscal Available
yang terbagi menjadi tiga sumber, yaitu: 1 Fiskal yang tersedia murni dari dearah tersebut, yang dihitung melalui Derajat
Desentralisasi Fiskal, yaitu rasio dari Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap total penerimaan daerah. Secara umum rasio dapat diformulasikan
sebagai berikut :
TPD PAD
DDF =
………………………………………….............…………. 2 Keterangan :
DDF = Derajat desentralisasi fiskal
PAD = Penerimaan Asli Daerah Milyar Rupiah
TPD = Total penerimaan daerah Milyar Rupiah
PERMASALAHAN • Dana Perimbangan semakin meningkat
• Tingkat Kemiskinan berada di bawah target RPJM 2004-2009
Gambaran Fiskal Daerah, Output dan
Kemiskinan Keterkaitan antara Fiskal
Daerah, Output dan Kemiskinan
Dampak Kebijakan Fiskal Daerah terhadap
Kemiskinan
Analisis Deskriptif Analisis Ekonometrika
Model Persamaan Simultan Analisis Simulasi
Implikasi Kebijakan
2 Fiskal yang tersedia berasal dari transfer pusat ke daerah berupa Dana Bagi Hasil yang dihitung melalui Derajat Potensi Daerah. Derajat Potensi Daerah
merupakan rasio dana bagi hasil terhadap total penerimaan daerah yang menunjukkan seberapa besar potensi daerah berupa sumberdaya manusia dan
sumberdaya alam terhadap total penerimaan daerah tersebut. Secara umum Derajat Potensi Fiskal dapat diformulasikan sebagai berikut:
TPD BHPBP
DPS =
……………………….........................……………………..3 Keterangan
: DPS
= Derajat potensi sumberdaya alam dan manusia BHPBP
= Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Milyar Rupiah TPD
= Total penerimaan daerah Milyar Rupiah 3 Fiskal yang tersedia merupakan pembagian dari pusat berupa DAU dan DAK.
Besarnya fiskal yang tersedia dari pusat bagi daerah tertentu ditunjukkan melalui Derajat Ketergantungan Daerah. Ukuran ini dihasilkan berdasarkan
rasio DAUdan DAK terhadap total penerimaan daerah. Semakin besar nilai Derajat Ketergantungan Daerah maka menunjukkan belum mandirinya suatu
daerah. Secara umum Derajat Ketergantungan Daerah dapat diformulasikan sebagai berikut:
TPD DAK
DAU DKP
+ =
…………………………………………………...….. 4 Keterangan
: DKP
= Derajat ketergantungan terhadap pemerintah pusat DAU
= Dana Alokasi Umum Milyar Rupiah DAK
= Dana Alokasi Khusus Milyar Rupiah TPD
= Total penerimaan daerah Milyar Rupiah Kinerja keuangan yang dilihat dari sisi penerimaan khususnya komponen
PAD yang dibandingkan dengan TPD Total Penerimaan Daerah dapat dikelompokkan dalam kategori-kategori merujuk pada suatu skala interval.
Pengelompokan berdasarkan skala interval menurut hasil penelitian tim Fisipol UGM dalam Tangkilisan 2005 ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Skala interval derajat desentralisasi fiskal PADPenerimaan Daerah
Kemampuan Keuangan daerah 00 - 10.00
10.01 - 20.00 20.00 - 30.00
30.01 - 40.00 40.01 - 50.00
50.00 Sangat Kurang
Kurang Cukup
Sedang Baik
Sangat Baik
Sumber : Tim Fisipol UGM dalam Tangkilisan, 2005.
Selain ukuran-ukuran di atas, salah satu pengukuran dalam menilai kinerja fiskal adalah dengan mengukur derajat kemandirian daerah. Dengan mengukur
derajat kemandirian daerah, dapat dilihat perkembangan seberapa jauh penerimaan yang berasal dari daerah dalam memenuhi kebutuhan daerah tersebut.
Menurut Halim 2007, terdapat empat 4 formula yang dapat digunakan untuk mengukut derajat kemandirian daerah. Masing-masing formula dibandingkan
dengan sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Namun, penelitian ini hanya menggunakan dua formula dari empat formula yang ada:
TKD PAD
DK =
……………………..………...........................………………….… 5
TKD BHPBP
PAD DKP
+ =
…………………………………....................……..…… 6 Keterangan:
DK = Derajat kemandirian daerah
PAD = Pendapatan Asli Daerah Milyar Rupiah
BHPBP = Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Milyar Rupiah
TKD = Total pengeluaran Daerah Milyar Rupiah
3.2.2 Analisis Model Ekonometrika
Model ekonometrika yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah model persamaan simultan. Model persamaan simultan adalah suatu model
ekonometrika terdiri dari beberapa persamaan yang perilaku variabel-variabelnya saling berkaitan dan ditentukan secara bersamaan. Persamaan simultan biasa