2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pustaka Terdahulu
Makalah ini melanjutkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam membangun analisis dampak di bidang pariwisata dengan menggunakan berbagai
model penelitian seperti model input output, model TSA tourism satellite account
, model SAM social accounting matrix serta model CGE computable general equilibrium
. Analisis dampak di bidang pariwisata dengan menggunakan model input-output Antara, 2005 kemudian dengan menggunakan gabungan
model input-output dan social accounting matrix SAM Heriawan, 2004 dan model computable general equilibriumCGE Sugiyarto et al., 2003 untuk
perekonomian Indonesia; Meng et al., 2010 untuk Singapura; Dwyer et al., 2003 untuk perekonomian Australia. Semua pendekatan memiliki kelebihan tersendiri
dalam memperhitungkan keterkaitan antara aktivitas pariwisata dengan sektor- sektor ekonomi. Studi ini menggunakan model CGE, yang memiliki keunggulan
dalam menggabungkan berbagai feedback umpan balik antar berbagai sektor ekonomi, termasuk juga adanya harga yang fleksibel dan adanya substitusi faktor
produksi. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Dwyer et al. 2003 yang mendukung model CGE sebagai teknik pilihan dalam menganalisis dampak
ekonomi pariwisata. Berikut ini disajikan beberapa ringkasan hasil penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan peneliti.
Sugiyarto et al. 2003 meneliti masalah pariwisata pada era globalisasi dan liberalisasi perdagangan yang masih kontroversial, apakah menguntungkan atau
merugikan. Studi ini menyebutkan bahwa banyak penelitian mengenai efek globalisasi secara parsial, seperti meneliti kebijakan globalisasi tanpa
mempertimbangkan interaksinya
dengan sektor-sektor
kunci dalam
perekonomian, terutama pariwisata. Tulisan ini menggunakan model CGE computable general equilibrium dari perekonomian Indonesia dalam rangka
untuk mengetahui pengaruh globalisasi liberalisasi melalui pengurangan tarif, baik sebagai kebijakan yang berdiri sendiri maupun dalam hubungannya dengan
pertumbuhan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pariwisata menimbulkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari
10
globalisasi. Misalnya dapat meningkatkan produksi dan kesejahteraan, sementara dampak buruk pada defisit pemerintah dan neraca perdagangan menjadi
berkurang. Heriawan 2004 melakukan penelitian tentang peranan pariwisata pada
perekonomian Indonesia. Pariwisata merupakan sektor yang strategis dan potensial bagi perekonomian Indonesia karena peranannya yang cukup signifikan
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, perolehan devisa, dan pengembangan ekonomi daerah. Penelitian ini menggunakan
pendekatan I-O dan SAM. Hasil analisisnya menyebutkan bahwa sektor pariwisata cukup potensial dalam menciptakan PDB pro growth dan lapangan
kerja pro job tetapi kurang mampu dalam membuat distribusi pendapatan yang lebih baik. Dengan kata lain, pariwisata belum menyentuh kelompok ekonomi
miskin pro poor yang sebagian besar berada di pertanian dan perdesaan. Enam skenario kebijakan pariwisata yang disimulasikan, ternyata yang memberi hasil
cukup signifikan adalah kebijakan reformasi kelembagaan dan peraturan di bidang pariwisata. Saran yang diberikan diantaranya adalah perlu dicoba pendekatan lain
seperti model Computable General Equilibrium CGE dalam menganalisis secara lebih lengkap dampak dan peranan pariwisata.
Meng et al. 2010 melakukan studi mengenai krisis keuangan dunia pada tahun 2008 apakah memiliki dampak negatif yang luar biasa pada kegiatan
perekonomian, terutama pada pariwisata. Penelitian ini menggunakan data terakhir survei pariwisata Singapura, tabel input-output Singapura yang di update,
dan model CGE Computable General Equilibrium untuk mengukur efek negatif dari krisis keuangan dunia di Singapura dan untuk mensimulasikan efek dari
respon kebijakan yang dijalankan. Hasil simulasi CGE menunjukkan bahwa pada tingkat makro, meskipun hampir semua peubah terkena dampak negatif, ekspor
mencatat keuntungan yang besar. Pada tingkat industri, shock negatif pariwisata sangat berpengaruh pada sektor yang terkait pariwisata, hanya berdampak kecil
pada sektor-sektor yang kurang terkait dengan pariwisata, tetapi persaingan di sektor pariwisata dapat berkembang. Harga dan output pada sebagian besar
produk di pasar komoditas terjadi penurunan tetapi konsumsi rumah tangga riil dan ekspor terjadi peningkatan. Di pasar tenaga kerja, pekerja dengan skill rendah
11
sangat terpengaruh, tetapi beberapa kelompok pekerja lainnya memperoleh keuntungan. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa respons terhadap suatu
peristiwa seperti krisis keuangan dunia tahun 2008, sedikit lebih efektif dalam menurunkan tingkat GST daripada peningkatan yang signifikan terhadap tarif
pajak pariwisata. Dwyer et al. 2003 menulis mengenai beberapa isu utama yang muncul dari
model CGE mengenai aktivitas pariwisata Australia yang disponsori oleh CRC Centre for Sustainable Tourism. Simulasi ekonomi yang dilakukannya
didasarkan pada asumsi yang berbeda tentang sikap pemerintah federal terhadap kebijakan fiskal, asumsi tentang pengaturan upah, dan asumsi tentang tingkat
agregat tenaga kerja. Simulasi lainnya berkaitan dengan perbandingan dampak ekonomi dari suatu peristiwa dengan menggunakan model Input-Output dan
model CGE. Perbandingan tersebut melihat perbedaan hasil evaluasi dengan menggunakan model I-O dan CGE dan memberikan dukungan untuk
menggunakan teknik CGE dan menerapkan analisis biaya manfaat bagi pemerintah yang terkait dengan alokasi yang efisien atas sumber daya yang
langka dalam mempromosikan pembangunan pariwisata. Blake 2000 mengatakan bahwa penelitian mengenai dampak ekonomi dari
aktivitas pariwisata mempunyai daya tarik tersendiri bagi akademisi dan pembuat kebijakan. Pengaruh pajak pariwisata juga cukup menarik, namun belum
diterapkan secara komprehensif dalam pemodelannya untuk analisis ekonomi. Tulisan ini menggunakan model CGE computable general equilibrium Spanyol
untuk menganalisis efek kegiatan pariwisata di Spanyol dan dampak perpajakan pariwisata. Efek dari peningkatan pariwisata sebesar 10 persen akan
meningkatkan kesejahteraan dalam jangka panjang sebesar 28 miliar Pesetas 0,05 persen dari PDB. Analisis pajak menunjukkan bahwa peningkatan tingkat pajak
pada pariwisata asing dapat meningkatan kesejahteraan karena pajak pariwisata asing secara efektif mengurangi beberapa distorsi yang diciptakan melalui
rendahnya tingkat pajak pariwisata domestik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa manfaat kesejahteraan dari pajak pariwisata lebih sensitif terhadap asumsi-
asumsi yang berkaitan dengan pengenaan pajak sesuai dengan elastisitas permintaan mereka terhadap pariwisata.
12
2.2 Tinjauan Teoritis