47
bahwa permintaan tenaga kerja adalah proporsional terhadap seluruh pengguna faktor primer [X1PRIMi] dan harga. Harga relatif untuk rata-rata biaya faktor
primer diperoleh dari elastisitas substitusi [SIGMA1PRIMi] dikalikan dengan rasio harga [p1labpaid-p1primi] dan [p1labunpaid-p1primi] dalam bentuk
perubahan persentase. Upah yang tinggi menyebabkan adanya substitusi terhadap modal. Persamaan E_x1cap memiliki bentuk dan interpretasi yang serupa. Rata-
rata biaya faktor primer dirubah kedalam bentuk perubahan persentase [p1primi] sehingga persamaan E_p1prim dapat ditulis:
p1prim i = S1LABPAIDip1labpaid+ S1LABUNPAIDip1labunpaid + S1CAP i p1cap i
3.12 S1LABPAIDi, S1LABUNPAIDi dan S1CAPi adalah nilai pangsa share
biaya tenaga kerja baik dibayar maupun tidak dibayar dan share biaya modal terhadap biaya faktor primer. Dengan kata lain, p1primi adalah biaya rata-rata
terboboti untuk harga modal dan tenaga kerja. Jika kedua sisi persamaan E_x1labpaid dan E_x1labunpaid dikalikan
dengan S1LABPAIDi dan S1LABUNPAIDi serta kedua sisi persamaan E_x1cap dikalikan dengan S1CAPi. Kemudian ketiga persamaan ditambahkan
secara bersama-sama, dan semua bentuk harga dihilangkan, maka persamaan dalam bentuk perubahan persentase dari fungsi produksi CES adalah:
X1primi = S1LABPAIDix1labpaidi+ S1LABUNPAIDix1labunpaidi + S1CAPi x1capi
3.13
3.2.2.5 Permintaan Industri di Level Atas
Komposit komoditi dan komposit faktor primer dikombinasikan menggunakan fungsi produksi Leontief. Fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai:
IND i
i c
S A
i c
S X
COM c
All i
PRIM A
i PRIM
X MIN
i TOT
X
;
, _
, _
: ,
, ,
1 1
1 3.14
Industri diasumsikan akan meminimumkan biaya sehingga penggunaan input oleh industri dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Kasus ini dapat ditulis dalam
persamaan: X_Sc,i =
A_Sc,i ↓1TOTi; iЄIND, cЄCOM 3.15
X1PRIM i = A1PRIMi ↓1TOTi; iЄIND
3.16
48
Artinya kedua kategori input yang berada pada level atas merupakan permintaan langsung terhadap X1TOTi. Blok persamaan 6 pada file input Tablo berisi
sebagian besar permintaan input yang berjenjang seperti hubungan persamaan E_x1 dan E_x1prim. Hubungan tersebut diilustrasikan pada Gambar 8.
A1PRIM i diinterpretasikan sebagai koefisien input-output, yaitu jumlah komposit faktor primer yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output.
A_Sc,i adalah jumlah komoditi komposit c yang digunakan per unit output. Secara sederhana diasumsikan bahwa A_Sc,i tidak berubah sehingga peubah
perubahan persentase dalam persamaan E_x1 tidak ada hubungan. Namun pada model INDOWISATA, A1PRIMi dibiarkan berubah seperti yang ditunjukkan
dalam persamaan E_x1prim. Hal ini berarti bahwa penurunan 1 persen A1PRIM berarti produktivitas meningkat 1 persen.
Persamaan terakhir dari Blok 6 file input tablo tersebut menunjukkan bahwa perubahan nilai output [V1TOTi] adalah total pengeluaran bahan baku dan
faktor primer. Pada sisi kanan dari masing-masing bentuk persamaan menunjukkan 100 kali perubahan pengeluaran beberapa input sedangkan pada sisi
kiri menunjukkan 100 kali perubahan total biaya. Persamaan ini sering disebut zero pure profits
laba nol, dimana labakeuntungan sudah tidak lagi kemasukkan input lain.
Model juga mengasumsikan bahwa teknologi dalam kondisi constant return to scale
skala pengembalian konstan. Hal ini berimplikasi bahwa jika tidak ada perubahan teknologi maka harga output merupakan fungsi dari harga input.
3.2.2.6 Permintaan Rumah Tangga