Kondisi Perekonomian Beberapa Negara di Dunia

4. GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN

AKTIVITAS PARIWISATA INDONESIA

4.1 Kondisi Perekonomian Beberapa Negara di Dunia

Tahun 2008 dan 2009 merupakan masa yang penuh tantangan bagi perkembangan perekonomian dunia. Pada periode tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia turun dari 5,2 persen pada tahun 2007 menjadi 3,0 persen pada tahun 2008 dan menurun kembali pada tahun 2009 menjadi 1,1 persen. Penurunan kegiatan perekonomian dunia tersebut terutama disebabkan oleh melambatnya kondisi ekonomi negara-negara maju akibat adanya kriris finansial global. Selama tahun 2009, pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju terjadi kontraksi hingga mencapai 3,4 persen sedangkan di negara-negara berkembang masih mengalami ekspansi sebesar 1,7 persen. Kondisi tersebut dapat dilihat dari data yang terdapat pada Tabel 5. Jepang merupakan negara Asia yang mengalami tekanan terberat akibat krisis finansial global. Pertumbuhan ekonomi Jepang pada tahun 2009 mengalami kontraksi hingga mencapai 5,4 persen yang berarti lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping itu, negara-negara maju lainnya seperti Jerman dan Italia merupakan negara-negara yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi cukup dalam hingga lebih dari 5 persen. Sedangkan negara maju yang mengalami kontraksi tidak terlalu dalam adalah Perancis, yaitu hanya turun 2,4 persen. Kondisi yang berbeda terjadi pada perekonomian China dan India yang masih mampu untuk terus tumbuh ditengah badai krisis, meskipun dengan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang masing-masing sebesar 8,5 persen dan 5,4 persen pada tahun 2009. Negara-negara ASEAN yang mengalami kontraksi cukup dalam adalah Singapura hingga mencapai 5,0 persen kemudian diikuti oleh Thailand dan Malaysia yang masing- masing sebesar 2,0 persen dan 0,2 persen. Sementara Indonesia, Vietnam dan Philipina merupakan salah satu negara ASEAN yang kondisi perekonomiannya masih mampu untuk tumbuh pada tahun 2009. Menurut IMF 2009, kondisi tersebut diduga akibat masih kuatnya permintaan domestik dan industrialisasi yang tumbuh cukup pesat serta permintaan eksternal yang kuat sebagai 60 penyokong pertumbuhan ekonomi di Vietnam. Sedangkan pertumbuhan di Philipina diduga akibat adanya fleksibilitas keuangan dan tingginya konsumsi rumah tangga. Tabel 5 Pertumbuhan ekonomi beberapa kawasan dan beberapa negara di Dunia, 2005-2009 Negara 2005 2006 2007 2008 2009 persen Dunia 4,5 5,1 5,2 3,0 -1,1 Negara Maju 2,6 3,0 2,7 0,6 -3,4 Negara Berkembang 7,1 7,9 8,3 6,0 1,7 Negara ASEAN 5,7 6,1 6,4 4,1 0,7 Amerika Latin 4,7 5,7 5,7 4,2 -2,5 Timur Tengah 5,5 5,8 6,2 5,4 2,0 Eropa Timur 6,0 6,6 5,5 3,0 -5,0 Afrika 5,7 6,1 6,3 5,2 1,7 Asia 9,0 9,8 10,6 7,6 6,2 Indonesia 5,7 5,5 6,3 6,0 4,6 China 10,4 11,6 13,0 9,0 8,5 India 9,2 9,8 9,4 7,3 5,4 Vietnam 8,4 8,2 8,5 6,2 4,5 Philipina 5,0 5,3 7,1 3,8 2,5 Malaysia 5,3 5,8 6,2 4,6 -0,2 Thailand 4,6 5,2 4,9 2,2 -2,0 Perancis 1,9 2,4 2,3 0,3 -2,4 Kanada 3,0 2,9 2,5 0,4 -2,5 Spanyol 3,6 4,0 3,6 0,9 -3,8 Inggris 2,2 2,9 2,6 0,7 -4,4 Singapura 7,3 8,4 7,8 1,1 -5,0 Italia 0,7 2,0 1,6 -1,0 -5,1 Jerman 0,7 3,2 2,5 1,2 -5,3 Jepang 1,9 2,0 2,3 -0,7 -5,4 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010a.

4.2 Kondisi Perekonomian Indonesia