87
ekspor barang riil mengalami penurunan sebesar 0,31 persen akibat adanya tekanan harga pada produk domestik sehingga neraca perdagangan menjadi
tertekan. Namun adanya kenaikan pada belanja wisman mengakibatkan berkurangnya tekanan pada neraca perdagangan.
Tabel 22 Dampak peningkatan permintaan oleh wisatawan sebesar 10 persen
Uraian
Dampak dari Wisnus
Dampak dari Wisman
Dampak dari Wisatawan
persen
A. Indikator Makroekonomi 1. PDB riil
0,148 0,086
0,2347 2. Tenaga Kerja
a. Tenaga Kerja Dibayar 0,299
0,169 0,4686
b. Tenaga Kerja tidak Dibayar 0,240
0,144 0,3845
3. Indeks Harga Konsumen 0,002
0,001 0,0036
B. Perdagangan Luar Negeri 1. Ekspor Barang Riil
-0,180 -0,128
-0,3077 2. Impor Riil
0,623 0,127
0,7505 3. Neraca Perdagangan
-0,002 0,001
-0,0008 C. Distribusi dan Kesejahteraan
1. Total Penyerapan Domestik 0,553
0,151 0,7048
2. Konsumsi Riil RT Biasa 0,017
0,008 0,0481
5.4 Dampak Liberalisasi Perdagangan dan Peningkatan Permintaan
Pariwisata
Dua simulasi berikutnya mempertimbangkan skenario terjadinya liberalisasi perdagangan penghapusan tarif impor kecuali padi dan gula serta adanya
pertumbuhan permintaan kegiatan kepariwisataan di Indonesia. Bagian dari permintaan pariwisata adalah pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan.
Pengeluaran wisatawan dari kegiatannya di Indonesia disimulasikan meningkat sebesar 10 persen yang digabungkan dengan simulasi sebelumnya terkait
liberalisasi perdagangan. Hasil yang lebih rinci dari simulasi tersebut disajikan pada Lampiran 6 sedangkan ringkasannya terdapat pada Tabel 23.
Penghapusan tarif impor akibat liberalisasi perdagangan yang digabung dengan peningkatan permintaan wisatawan baik domestik maupun mancanegara
sebesar 10 persen akan membuat produksi bertambah sehingga PDB meningkat sebesar 0,17 persen. Jumlah tenaga kerja juga mengalami peningkatan yang
masing-masing sebesar 0,39 persen untuk tenaga kerja formal dibayar dan 0,19 persen untuk pekerja keluarga tidak dibayar sebagai dampak dari peningkatan
88
belanja wisatawan. Harga-harga domestik di tingkat konsumen mengalami penurunan sebesar 0,001 persen. Total permintaan dalam negeri juga mengalami
peningkatan sebesar 0,32 persen serta konsumsi rumahtangga riil meningkat sebesar 0,01 persen. Sementara itu, kondisi neraca perdagangan mengalami
penurunan akibat peningkatan impor yang cukup tinggi akibat adanya peningkatan permintaan wisatawan.
Tabel 23 Dampak liberalisasi perdagangan yang diikuti kenaikan permintaan
wisatawan 10 persen
Uraian Liberalisasi perdagangan
persen Dampak dari
Wisnus Dampak dari
Wisman Dampak dari
Wisatawan A. Indikator Makroekonomi
1. PDB riil 0,087
0,025 0,173
2. Tenaga Kerja a. Tenaga Kerja Dibayar
0,224 0,094
0,393 b. Tenaga Kerja tidak Dibayar
0,049 -0,046
0,193 3. Indeks Harga Konsumen
-0,003 -0,003
-0,001
B. Perdagangan Luar Negeri 1. Ekspor Barang Riil
0,046 0,098
-0,082 2. Impor Riil
1,081 0,584
1,209 3. Neraca Perdagangan
-0,003 -0,000
-0,002
C. Distribusi dan Kesejahteraan 1. Total Permintaan Domestik
0,183 0,059
0,323 2. Konsumsi Rumahtangga Riil
0,009 0,004
0,012
Tabel 24 Dampak liberalisasi perdagangan dan peningkatan permintaan pariwisata terhadap output dari lima sektor ekonomi tertinggi
peningkatan dan penurunannya
Sektor
Dampak meningkat
persen
Sektor
Dampak menurun
persen
Hotel 4,486413 Tanaman Kacang-kacangan
-1,31356 Angkutan Udara
3,013405 Sayur-sayuran dan Buah-buahan -0,41673
Industri Barang Lain yang Belum Digolongkan Dimanapun
2,188897 Tanaman Umbi-umbian -0,01410
Jasa Penunjang Angkutan 1,652852 Industri Pupuk dan Pestisida
-0,01297 Angkutan Kereta Api
1,343410 Industri Dasar Besi dan Baja -0,00562
Peningkatan permintaan sebagai dampak dari penghapusan tarif impor yang digabung dengan peningkatan permintaan pariwisata akan membuat output
beberapa industri mengalami peningkatan. Industri yang outputnya mengalami peningkatan tertinggi akibat adanya skenario tersebut adalah sektor Hotel yang
mencapai 4,49 persen dan diikuti oleh sektor Angkutan Udara sebesar 3,01
89
persen. Hal ini diduga karena kedua sektor tersebut merupakan pendukung utama dari kegiatan kepariwisataan. Meskipun masih banyak juga sektor-sektor yang
outputnya justru mengalami penurunan akibat skenario tersebut. Industri yang outputnya mengalami penurunan terbesar adalah sektor Tanaman Kacang-
kacangan yang turun sebesar 1,3 persen dan diikuti oleh sektor Sayur-sayuran dan Buah-buahan yang turun sebesar 0,42 persen seperti terlihat pada Tabel 24.
5.5 Dampak Liberalisasi Perdagangan dan Peningkatan permintaan