minimal 12 mgL, tanpa ada nilai ambang maksimal. Sebaliknya, BSN 2006 dalam SNI 01-3553-2006 mempersyaratkan zat padat terlarut AMDK maksimal
500 mgL. Kandungan air susu pada penelitian ini juga cenderung lebih rendah jika
dibandingkan dengan kandungan air susu segar yang mencapai 88 Winarno 2008. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan jenis susu yang digunakan.
Jenis susu yang digunakan pada penelitian ini adalah susu UHT yang diberi zat penyedap citarasa coklat. Diduga susu UHT tersebut telah mengalami
penambahan bahan makanan atau bahan tambahan makanan lain yang diizinkan seperti gula dan coklat sehingga kadar airnya lebih rendah.
Selain itu, metode pengukuran kadar air yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil. Pada penelitian ini pengukuran kandungan air minuman
dilakukan secara langsung direct heating melalui pemanasan dalam oven hingga berat sampel stabil. Menurut Winarno 2008, penetapan kandungan air
dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung senyawa yang mudah menguap volatile seperti pada sayuran dan susu dapat menggunakan
cara destilasi dengan pelarut tertentu misalnya toluena, xilol, dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air.
B. Kadar Abu
Astawan 1999 mendefinisikan abu sebagai residu yang tertinggal setelah bahan pangan dibakar hingga bebas karbon. Dapat dilihat pada Tabel
11, kandungan abu minuman berkisar antara 0,65 sampai 2,80 bk. Hasil
analisis sidik ragam Lampiran 4 menunjukkan jenis minuman berpengaruh
nyata p0.05 terhadap kandungan abu. Meskipun demikian, berdasarkan hasil
uji lanjut Duncan Lampiran 5B diketahui kandungan abu AMDK dan teh tidak
berbeda signifikan p0.05. Hal ini diduga berkaitan dengan kandungan mineral dalam AMDK dan teh.
Menurut Sudarmadji et al. 1997, kandungan abu secara kasar menggambarkan kandungan mineral suatu bahan pangan yang tidak terbakar
menjadi zat yang dapat menguap. Dengan kata lain semakin kecil kandungan abu bahan pangan, semakin kecil mineral yang terkandung dalam bahan pangan
tersebut. Nasution Tjiptadi 1975 menyebutkan kandungan mineral dalam daun teh hitam 5,5 bk. Komponen kimia teh memang bervariasi jumlahnya,
bergantung pada jenis klon, variasi musim dan kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun, dan banyaknya sinar matahari yang diterima.
C. Kadar Protein
Protein dapat ditemukan di berbagai macam bahan pangan. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup.
Kandungan protein minuman berkisar antara 0 - 5,78 bk. Minuman yang mengandung protein tertinggi adalah susu 5,78 bk.
Hasil analisis sidik ragam Lampiran 4 menunjukkan jenis minuman
berpengaruh nyata p0.05 terhadap kandungan protein. Lebih lanjut
berdasarkan uji Duncan Lampiran 5C diketahui kandungan protein AMDK, air
teh, dan air kopi tidak berbeda nyata p0.05, meskipun demikian kandungan protein susu berbeda nyata dengan ketiganya. Rahman et al. 1992
menyebutkan komponen utama susu terdiri dari air, lemak, protein kasein dan albumin, laktosa gula susu, dan abu. Meskipun demikian kandungannya
sangat bervariasi bergantung pada jenis ternak, umur ternak, waktu pemerahan, urutan pemerahan, musim, makanan ternak, dan penyakit. Menurut Hardinsyah
Briawan 1994 kandungan protein susu mencapai 6,6 gram 100 mL susu segar.
D. Kadar Lemak