Teh Hitam Celup Bioavailabilitas kalsium dan zat besi in vitro cookies pati garut (Maranta arundinaceae L) dengan penambahan Torbangun (coleus amboinicus Lour) pada berbagai minuman

berupa susu bubuk, susu kental manis, susu evaporasi, keju, yoghurt, kefir, dadih, dan sebagainya. Susu segar biasanya berbentuk cair dan tersedia dalam kemasan ready to drink ataupun tidak dalam kemasan loose milk. Jenis susu segar dalam kemasan yang paling umum dikenal adalah susu UHT Ultra High Temperature. Meningkatnya konsumsi susu cair ready to drink erat kaitannya dengan keamanan, kesehatan, dan kenyamanan. BSN 1998 mendefinisikan susu UHT sebagai produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan susu minimal pada suhu 135˚C selama 3 detik, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan atau bahan tambahan makanan yang diizinkan, serta dikemas secara aseptik. Berdasarkan rasanya, susu UHT diklasifikasikan menjadi susu UHT tawar dan berpenyedap citarasa. Komarudin 2000 menambahkan, rasa susu yang paling disukai adalah rasa coklat. Berikut adalah syarat mutu susu UHT yang ditetapkan BSN dalam SNI 01-3950-1998. Tabel 6 Syarat mutu susu UHT berdasarkan SNI 01-3950-1998 Kriteria Uji Persyaratan Kadar Susu UHT tawar Susu UHT bercitarasa Protein Min. 2,7 bb Min. 2,4 bb Lemak Min. 3,0 bb Min. 2,0 bb Berat kering tanpa lemak Min. 8,0 bb - Total padatan - Min. 12 Seng Zn Maks. 40,0 mgKg Maks. 40,0 mgKg Sumber : BSN 1998

C. Teh Hitam Celup

Teh merupakan jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air, kurang lebih 120 mLharikapita McKay Blumberg 2002. Agustina 2010 menyebutkan, berdasarkan tingkat oksidasinya teh diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu teh putih tidak mengalami proses oksidasi sama sekali, teh hijau mengalami proses oksidasi minimal, teh oolong mengalami proses oksidasi sebagian dan teh hitam teroksidasi sempurna. McKay Blumberg 2002 menambahkan, diantara jenis teh tersebut, teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi 76 – 78, disusul teh hijau 20 - 22, dan teh oolong 2 . Berdasarkan jenis kemasannya, teh dapat dibedakan menjadi teh celup, teh seduh, teh pres, teh stik, dan teh instant. Teh celup adalah teh yang dikemas dalam kantong kecil dari kertas. Teh celup merupakan jenis teh kemasan yang populer dan paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena praktis Agustina 2010. BSN 1995 dalam SNI 01-3753-1995 mendefinisikan teh hitam celup sebagai teh kering hasil fermentasi pucuk dan daun muda termasuk tangkai tanaman teh Theasinensis L sims yang dikemas dalam kantong khusus untuk dicelup. Berikut adalah syarat mutu teh hitam celup yang ditetapkan BSN dalam SNI 01-3753-1995. Tabel 7 Syarat mutu teh celup hitam berdasarkan SNI 01-3753-1995 Kriteria Uji Persyaratan Kadar Ekstrak dalam air Min. 32 bb Air Maks. 10 bb Serat kasar Maks. 16,5 bb Abu 4 – 8 bb Abu larut dalam air Min. 45 bb Abu tidak larut dalam air Maks. 1,0 bb Sumber : BSN 1995 Komponen kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari substansi fenol flavonol yang terdiri dari katekin dan isomernya, substansi bukan fenol karbohidrat, pektin, alkaloid, protein, klorofil, dan mineral, substansi aromatis dan enzim. Komponen kimia tersebut bervariasi jumlahnya, bergantung pada jenis klon, variasi musim dan kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun, dan banyaknya sinar matahari yang diterima. Komponen kimia daun teh segar akan sangat berpengaruh terhadap mutu teh warna, flavor, dan rangsangan seduhan teh meliputi yang dihasilkan Nasution Tjiptadi 1975. Berikut adalah komposisi komponen kimia daun teh segar dan daun teh hitam : Tabel 8 Komposisi komponen kimia daun teh segar dan daun teh hitam Komponen Daun Segar Teh Hitam Selulosa serat kasar 34 34 Protein 17 16 Klorofil dan pigmen 1,5 1 Pati 8,5 0,25 Tanin 25 18 Tanin teroksidasi 4 Kafein 4 4 Asam amino 8 9 Mineral 4 4 Abu 5,5 5,5 Sumber : Nasution Tjiptadi 1975 Hasil penelitian Pusat Penelitian Teh dan Kina PPTK Gambung, Jawa Barat menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada teh Indonesia kurang lebih 1.34 kali lebih tinggi dibandingkan teh dari negara lain PPTK 2008. Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh, mencapai 90 dari total kandungan polifenol. Katekin menyusun 20-30 persen dari berat kering daun teh dan merupakan senyawa terpenting dalam menentukan perubahan rasa, warna, dan aroma teh. Katekin adalah tanin yang tidak mempunyai sifat menyamak atau menggumpalkan protein, berbeda dengan tanin yang terdapat pada tumbuhan- tumbuhan lainnya Kustamiyati 1987. Tanin sendiri merupakan salah satu komponen asam amino yang terdapat pada daun teh hijau. Tanin hanya terdapat dalam bentuk bebas non protein dan sekitar 50 dari total asam amino bebas dalam teh adalah tanin. Setiap 3 – 4 cangkir teh hijau mengandung 100 – 200 mg tanin. Tanin diketahui dapat mengurangi kecemasan terutama pada wanita muda, mengurangi tekanan darah tinggi dan meningkatkan konsentrasi dan belajar. Meskipun demikian, Williams 1995 menyatakan kandungan tanin yang tinggi dalam teh dapat menurunkan abosorbsi zat besi teh hingga 60.

D. Kopi Mix