Penelitian Lanjutan a. Penetapan bioavailabilitas kalsium dan zat besi secara in vitro

 Takaran saji cookies dihitung berdasarkan rumus : Takaran saji cookies gr = 20 x 2000 Kal x 100 g Rata-rata kalori per 100 g cookies Kal  Perbandingan takaran saji pada campuran antara cookies dan minuman adalah 1 : 1

B. Penelitian Lanjutan a. Penetapan bioavailabilitas kalsium dan zat besi secara in vitro

metode Dialisis Roig et al. 1999 - Prinsip analisis : Kalsium dan zat besi sampel dihirolisis dari ikatannya dengan protein menggunakan enzim-enzim pencernaan yang terdapat di lambung dan usus halus. Kalsium bebas yang terdapat dalam larutan sampel akan berdifusi melalui membran semipermeabel ke dalam kantung dialisis yang berisi buffer NaHCO 3 . Kalsium dalam dialisat menunjukkan jumlah kalsium yang diserap tubuh. - Preparasi sampel : Semua peralatan gelas dicuci dan direndam alam larutan HNO 3 10 vv selama 24 jam serta dibilas dengan air bebas ion sebelum digunakan. Selanjutnya sampel ditimbang setara dengan 2 g protein dan dicampur bersama 100 mL air bebas ion. Lau ditambahkan HCl 6M hingga sampel memiliki pH 2 jumlah HCL yang ditambahkan harus dihitung. Sampel kemudian dibagi ke dalam tiga botol gelas berukuran 250 mL. Botol gelas pertama diisi dengan 40 g aliquot sampel untuk penentuan keasaman titrasi. Botol gelas kedua diisi dengan 40 g aliquot sampel untuk penentuan persen mineral besi. Botol gelas ketiga diisi dengan 10 g aliquot sampel untuk penentuan kadar mineral besi total dengan menggunakan AAS - Penetapan sampel : Mula – mula ditambahkan 3 g larutan suspensi pepsin dan 20 mL air bebas ion pada masing-masing botol gelas. Masing-masing botol gelas kemudian ditutup dengan plastik yang telah dilubangi untuk mengeluarkan gas lalu diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 37˚C dengan kecepatan 5 120 strokemenit selama 2 jam. Botol gelas pertama ditambahkan 5 g campuran pankreatin bile lalu dititrasi dengan KOH 0,4N sampai diperoleh pH 7.5. Jumlah KOH yang ditambahkan ekuivalen dengan jumlah NaHCO 3 . Selanjutnya sejumlah NaHCO 3 dengan konsentrasi yang diperoleh dari hasil titrasi sampel dengan KOH diencerkan dengan air bebas ion pada labu ukur 100 mL sampai tanda tera, lalu diambil 25 mL untuk dimasukkan ke dalam kantung dialisis Botol gelas kedua yang diisi dengan 40 g aliquot sampel untuk penentuan persen mineral disiapkan. Kantung dialisis dimasukkan ke dalam botol gelas kedua sedemikian rupa sehingga kantung dialisis terendam sempurna. Botol gelas kedua lalu ditutup dengan plastik dan diinkubasi selama 30 menit. Selanjutnya ditambahkan 5 g campuran pankreatin bile pada botol gelas kedua dan inkubasi dilanjutkan selama 2 jam. Setelah inkubasi cukup, kantung dialisis diangkat dan dibilas dengan dicelupkan ke dalam air bebabs ion. Salah satu ujung kantung dialisis dibuka dan isinya dialisat dituang ke dalam gelas ukur untuk dihitung volumenya. Kandungan kalsium dan zat besi yang tersedia dapat diukur menggunakan AAS. Botol gelas ketiga yang diisi dengan 10 g aliquot sampel untuk penentuan kadar kalsium dan zat besi tersedia total dengan menggunakan AAS ditambahkan 5 mL HNO 3 pekat dan H 2 SO 4 pekat dan dipanaskan hingga larutantiak berwarna gelap lagi. Lau ditambahkan 2-3 mL H2O2 30 sampai larutan tidak berwarna jernih dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL serta diencerkan hingga tanda tera. Larutan lalu disaring dengan kertas whatman No.42 dan kadar zat besi tersedia diukur dengan AAS pada ƛ = 213,9 nm. Perhitungan : 1 Berat sampel setara 2 g protein = 2protein sampel x 100 2 � � = 100 1000 x fp x absorban sampel −absorban blanko mg sampel x 100 3 �� ℎ � 3 � = � � � 1000 � 40 � 100 20 � �1 � �2 � 4 � � � � � � = mg kalsium dialisat mg kalsium sampel yang dianalisis x 100 5 Total Ca tersedia mg100g = Ca sampel mg100 g x Bioavailabilitas Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap RAL dengan dua kali ulangan. Model yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan : Y ij = Nilai pengamatan respon karena pengaruh jenis kombinasi cookies + minuman ke-I pada ulangan ke-j terhadap total kalsium dan zat besi, bioavailabilitas kalsium dan zat besi serta total kalsium dan zat besi tersedia. µ = Nilai rata-rata pengamatan τ I = Pengaruh jenis kombinasi cookies + minuman ke-I ε ij = Kesalahan penelitian karena pengaruh jenis kombinasi cookies + minuman ke-i pada ulangan ke-j j = 1,2 Pengolahan dan Analisis Data Perhitungan zat gizi kombinasi cookies dan berbagai jenis minuman dilakukan secara manual. Analisis sidik ragam dan uji lanjut dilakukan pada data total kalsium dan zat besi, bioavailabilitas kalsium dan zat besi serta total kalsium dan zat besi tersedia pada berbagai jenis kombinasi cookies dan minuman. Analisis sidik ragam yang digunakan adalah one way ANOVA dengan uji lanjut Duncan. Selain kedua analisis tersebut, dilakukan juga uji korelasi antara jenis kombinasi, total kalsium dan zat besi, bioavailabilitas kalsium dan zat besi serta total kalsium dan zat besi tersedia menggunakan uji korelasi Pearson. Y ij = µ + τ I + ε ij HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Gizi Cookies PGT Analisis kandungan gizi cookies PGT meliputi kandungan gross energy, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, serat pangan, besi, kalsium, fosfor, zinc, dan vitamin C. Data kandungan gizi cookies kontrol maupun cookies PGT disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Kandungan gizi cookies kontrol dan cookies PGT Komposisi Cookies kontrol Cookies PGT Energi kkal 528 527 Kadar air bb 4,17 3,70 Kadar abu bk 1,01 1,84 Kadar protein bk 9,06 10,52 Kadar lemak bk 25,55 23,64 Kadar karbohidrat bk 64,52 64,14 Kadar serat pangan bk 3,94 5,19 Kadar besi mg 1,63 3,76 Kadar kalsium mg 265,35 405,18 Kadar fosfor mg 27,47 30,08 Kadar zinc mg 0,67 0,81 Vitamin C mg 1,01 1,04

A. Kandungan Gross Energy