Fosfor Komponen tumbuhan Bioavailabilitas kalsium dan zat besi in vitro cookies pati garut (Maranta arundinaceae L) dengan penambahan Torbangun (coleus amboinicus Lour) pada berbagai minuman

eksterinsik berkaitan dengan keadaan makanan seperti perlakuan pengolahan dan pemasakan, daya cerna makanan, keanekaragaman pangan, kelarutan zat gizi, interaksi sinergisme dan antagonisme dengan zat gizi lain dalam makanan yang berpengaruh pada penyerapan O‘dell 1997; Potter Hotckiss 1995; WHO 1996 dalam Rajagukguk 2004. Allen 1982 menyebutkan, komponen makanan yang mempengaruhi bioavailabilitas kalsium meliputi fosfor, protein, komponen tumbuhan serat, fitat, dan oksalat, laktosa, dan lemak. Lebih lanjut Gropper et al. 2005 menambahkan, keberadaan kation divalen bervalensi dua juga dapat mengurangi absorpsi kalsium. Berikut adalah penjelasan masing-masing komponen makanan yang mempengaruhi bioavailabilitas kalsium.

A. Fosfor

Kalsium dan fosfor saling memiliki hubungan yang erat dalam proses absorpsi kalsium. Secara teoritis, pengaruh fosfor terhadap absorpsi kalsium terjadi melalui dua jalan yaitu 1. secara langsung, mempengaruhi ketersediaan kalsium melalui interaksinya dalam diet dan 2. secara tidak langsung, dimediasi oleh respon hormonal tubuh terhadap kekurangan atau kelebihan fosfor Allen 1982. Linder 2006 menyebutkan, konsumsi kalsium hendaknya dalam kisaran yang sama dengan konsumsi fosfor walaupun rasio kalsium dengan fosfor 1:1,5 mungkin dapat diterima. Tetapi rasio yang lebih dari 1:2, terutama jika konsumsi kalsium rendah, akan menyebabkan pengaruh negatif seperti demineralisasi tulang. B. Protein Protein harian juga berkaitan erat dengan absorpsi kalsium. Hasil penelitian Heaney 2002 menjelaskan bahwa peningkatan asupan protein akan meningkatkan ekskresi kalsium di urin dan menyebabkan keseimbangan kalsium negatif. Menurut Broody 1999 efek ini disebut calciuric effect of protein. Heaney 2002 menjelaskan bahwa hal ini disebabkan karena asupan protein yang tinggi akan menigkatkan laju filtrasi glomerolus sehingga resorpsi kalsium di dalam tubulus ginjal akan berkurang, dengan demikian kalsium lebih banyak dibuang ke urin. Menurut Hugges dan Harris 2002, pada asupan kalsium harian yang rendah 800 mghr, asupan protein 20 lebih tinggi berasosiasi dengan penurunan jumlah kalsium yang diabsorpsi sebanyak 23. Heaney 2002 menyimpulkan bahwa protein dan kalsium bersifat sinergis terhadap tulang jika keduanya tersedia dalam jumlah yang cukup dalam diet, dan bersifat antagonis jika asupan kalsium rendah.

C. Komponen tumbuhan

Beberapa penelitian secara in vitro menjelaskan bahwa serat makanan mengikat beberapa mineral sehingga menurunkan tingkat kelarutan dan bioavailabilitasnya Ink 1988. Komponen utama serat makanan diklasifikasikan sebagai materi penyusun dinding sel tumbuhan selulosa, polisakarida nonselulosa, dan lignin atau polisakarida nonstruktural seperti pektin, gum, musilage, dan beberapa hemiselulosa Allen 1982. Selulosa dapat meningkatkan massa feses dalam usus dan mengurangi transit time sehingga mengurangi waktu yang tersedia untuk absorpsi kalsium. hemiselulosa menstimulasi proliferasi oleh mikroba, yang pada akhirnya akan mengikat kalsium sehingga kalsium tidak dapat diabsorpsi Gropper et al. 2005 Adanya asam fitat akan membentuk kalsium fosfat yang tidak dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi Almatsier 2006. Fitat atau juga sering disebut asam fitat atau mioinositol heksafosfat ditemukan pada beberapa pangan yang berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian dan sereal. Fitat mengikat kalsium dan menurunkan ketersediaannya khususnya jika rasio fitat : kalsium lebih dari 0.2 Gropper et al 2005. Oksalat terdapat dalam jumlah yang besar pada sayuran daun berwarna hijau seperti bayam. Rasio kalsium dengan oksalat biasanya kurang dari 0,5, yang mengindikasikan bahwa semua kalsium yang terkandung dalam sayuran daun hijau seluruhnya berada dalam bentuk terikat dengan oksalat Allen 1982. Absorpsi kalsium di usus dihambat oleh oksalat dengan mengkelat kalsium dan meningkatkan ekskresinya lewat feses Gropper et al 2005. Absorpsi kalsium dalam bentuk kalsium oksalat hanya sekitar 10. Kalsium yang berasal dari bayam hanya diabsorpsi sekitar 5 Broody 1999. Sama halnya dengan oksalat dan fitat, keberadaan tanin dalam teh juga akan menghambat penyerapan kalsium Bredbenner et al. 2007.

D. Laktosa