PGT yang kandungan zat besinya lebih dari 15 AKG pada bahan pangan kering.
J. Kadar Zinc
Sepertihalnya zat besi, zinc tergolong sebagai mikromineral. Zinc meskipun dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit, namun merupakan komponen
penting berbagai enzim. Kandungan zinc pada cookies kontrol sebesar 0.66 mg100 g, sedangkan cookies PGT 1.48 mg100 g. Berdasarkan uji one-sample
t-test Lampiran 2 diketahui, kadar zinc cookies kontrol berbeda nyata p0.05
dengan cookies PGT. Menurut Stipanuk 1995, keberadaan zinc pada suatu bahan pangan atau makanan bersamaan dengan besi akan berkorelasi negatif
dalam hal penyerapannya. Hal ini dikarenakan muatan ion Zn yang sama dengan Fe pada saat penyerapan yaitu 2+, Zn
2+
dan Fe
2+
.
K. Kadar Fosfor
Kandungan fosfor di dalam suatu bahan pangan dapat meningkatkan ataupun menurunkan penyerapan kalsium. Perbandingan kalsium:fosfor yang
dianjurkan adalah 1:1 atau maksimal 2:1 Almatsier 2004. Kandungan fosfor cookies kontrol adalah 13.75 mg100 g, sedangkan cookies PGT adalah 15.28
mg100 g. Berdasarkan uji one-sample t-test Lampiran 2, kadar fosfor cookies
kontrol berbeda nyata p0.05 dengan cookies PGT. Perbandingan kandungan kalsium dan fosfor pada cookies kontrol adalah 16:1, sedangkan cookies PGT
27:1. Dengan proporsi kalsium:fosfor seperti diatas, diduga fosfor tidak membantu meningkatkan penyerapan kalsium pada cookies.
L. Kadar Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air. Kandungan vitamin C pada cookies kontrol adalah 1.02 mg100 g dan cookies PGT 1.04 mg100 g.
Hasil uji one-sample t-test Lampiran 2 menunjukkan, kadar vitamin C cookies
kontrol berbeda nyata p0.05 dengan cookies PGT. Menurut Almatsier 2006, vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi, meskipun demikian vitamin C
merupakan vitamin yang paling mudah rusak.
Analisis Kandungan Gizi Minuman
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Menurut Winarno
2008, setiap hari manusia membutuhkan sekitar 2,5 liter air, diperkirakan 1,5 liter dipenuhi dari air minum dan 1 liter sisanya berasal dari bahan makanan.
Popkin et al. 2006 menyebutkan, pola konsumsi di Amerika menunjukkan 76 dari total kebutuhan air dipenuhi dari minuman selain air putih baverage. Jenis
minuman yang paling banyak dikonsumsi berturut-turut adalah air teh 33, Air Minum Dalam Kemasan AMDK 25, air kopi 21, susu 15 dan jus jeruk
6. Jenis minuman yang dikombinasikan dengan cookies dan dianalisis pada penelitian ini meliputi AMDK, susu cair siap minum susu UHT, air teh diseduh
dari teh hitam celup, dan air kopi diseduh dari kopi mix. A. Kadar Air
Winarno 2008 menyebutkan kandungan air dalam makanan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut, oleh karena itu diperlukan analisis
kadar air. Pada Tabel 11 disajikan data kandungan air dan kandungan gizi minuman.
Tabel 11 Kandungan gizi minuman
Komposisi AMDK
Susu Air Teh
Air Kopi
Kadar air bb 99,35
d
83,38
a
97,25
c
87,38
b
Kadar abu bk 0,65
a
2,80
c
0,99
a
2,13
b
Kadar protein bk 0,00
a
5,78
b
0,40
a
0,92
a
Kadar lemak bk 0,00
a
1,63
b
0,00
a
1,25
b
Kadar karbohidrat bk 0,00
a
6,42
c
1,56
b
8,31
d
Kadar serat pangan bk 0,00
a
3,44
d
1,61
b
2,39
c
Kadar kalsium mg100g 12,84
a
61,93
b
16,04
a
18,50
a
Kadar besi mg100g 2,75
a
3,70
b
2,59
a
3,31
ab
Kadar zinc mg100g 0,56
a
1,46
c
0,56
a
0,91
b
Kadar fosfor mg100g 6,95
a
21,56
c
13,82
a
9,72
b
Vitamin C mg100g 0,00
a
0,39
a
1,17
a
7,92
b
Kandungan air setiap minuman berbeda-beda, AMDK memiliki kandungan air paling tinggi 99,35 adapun minuman dengan kandungan air
terendah adalah susu 83,38. Analisis sidik ragam Lampiran 4 menunjukkan
jenis minuman berpengaruh nyata p0.05 terhadap kandungan air. Hal ini diduga berkaitan dengan proporsi kandungan zat gizi lain, teruma kadar protein,
lemak, karbohidrat, dan abu. Minuman berkadar air tinggi cenderung memiliki kadar protein, lemak, karbohidrat, dan abu lebih rendah dibandingkan minuman
lainnya. Kadar air juga berbanding terbalik dengan zat padat terlarut dalam
minuman. Diduga minuman dengan kandungan air rendah cenderung memiliki zat padat terlarut lebih tinggi. BSN 1998 dalam SNI 01-3950-1998
mempersyaratkan zat padat terlarut susu UHT yang diberi zat penyedap citarasa
minimal 12 mgL, tanpa ada nilai ambang maksimal. Sebaliknya, BSN 2006 dalam SNI 01-3553-2006 mempersyaratkan zat padat terlarut AMDK maksimal
500 mgL. Kandungan air susu pada penelitian ini juga cenderung lebih rendah jika
dibandingkan dengan kandungan air susu segar yang mencapai 88 Winarno 2008. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan jenis susu yang digunakan.
Jenis susu yang digunakan pada penelitian ini adalah susu UHT yang diberi zat penyedap citarasa coklat. Diduga susu UHT tersebut telah mengalami
penambahan bahan makanan atau bahan tambahan makanan lain yang diizinkan seperti gula dan coklat sehingga kadar airnya lebih rendah.
Selain itu, metode pengukuran kadar air yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil. Pada penelitian ini pengukuran kandungan air minuman
dilakukan secara langsung direct heating melalui pemanasan dalam oven hingga berat sampel stabil. Menurut Winarno 2008, penetapan kandungan air
dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung senyawa yang mudah menguap volatile seperti pada sayuran dan susu dapat menggunakan
cara destilasi dengan pelarut tertentu misalnya toluena, xilol, dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air.
B. Kadar Abu